Kini banyak yang memutuskan untuk bekerja di luar negeri. Alasannya ada yang karena gaji tinggi, kesempatan jalan-jalan, atau melatih profesionalitas. Berbicara soal profesionalitas, kerja di Jepang adalah keputusan yang tepat. Mereka sangat terkenal dengan kedisiplinannya. Maka jangan heran orang-orang yang kembali dari sana sangat menghargai waktu, loyalitas, serta kerja keras.
Ada banyak hal yang perlu disiapkan kalau ingin kerja di Jepang. Kemampuan komunikasi dalam Bahasa Jepang sudah pasti harus dimiliki. Tidak banyak warga Jepang yang bisa berkomunikasi dengan Bahasa Inggris dengan baik meskipun bahasa ini adalah bahasa internasional. Selain bahasa, ada persiapan lainnya yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini. Saat membicarakan soal persiapan kerja, rasanya kurang lengkap kalau tidak membahas kompensasi yang diberikan perusahaan Jepang juga. Jika keduanya diulas bersamaan maka siapa pun yang berencana meniti karier ke Jepang akan mendapatkan gambaran yang utuh.
Jumlah Warga Asing yang Bekerja di Jepang
Di tengah populernya budaya kerja keras mereka, justru Jepang kini mengalami krisis tenaga kerja dari warga aslinya. Faktor utamanya karena tingkat kematian warganya lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kelahiran. Maka tak heran apabila pemerintah Jepang membuka kesempatan kerja di Jepang bagi warga asing selebar-lebarnya. Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang menyebutkan bahwa saat itu terdapat sekitar 2,66 juta orang asing yang tinggal di Jepang. Data itu kian tahun terus naik hingga pada periode tersebut jumlah tenaga kerja asing mencapai 2,09% dari populasi Jepang.
Melihat kondisi krisis demografis tersebut, pemerintah Jepang membuat kebijakan bagi siapa pun yang memenuhi kualifikasi dan diterima, maka bisa bekerja di sana. Sebagian lainnya bekerja sejak mereka kuliah. Awalnya bekerja paruh waktu hingga akhirnya mendapatkan pekerjaan baru dan menetap atau kontraknya diperpanjang oleh tempat mereka bekerja. Sejauh ini pemerintah Jepang memberlakukan waktu kerja lembur untuk beberapa posisi. Sedangkan bagi posisi yang belum ada penggantinya, perusahaan Jepang terus berupaya mendatangkan tenaga kerja asing. Jadi, bagi siapa pun yang memiliki impian kerja di Jepang sudah saatnya untuk segera dipersiapkan.
Artikel Pilihan
Budaya Bekerja di Jepang
Di awal artikel sudah disinggung sekilas mengenai budaya kerja di Jepang. Kerja keras adalah stempel utama yang melekat pada para pekerja di Jepang. Namun ironisnya, budaya kerja keras di Jepang kerap membuat mereka lupa untuk bersosialisasi dan istirahat. Maka tak heran tingkat stress, bunuh diri, serta kecelakaan kerja di sana cukup tinggi. Solusinya adalah mengendalikan jam kerja agar tercipta work-life-balance. Jika jam kerja, istirahat, serta me-time dapat diatur dengan baik, maka semuanya akan berjalan seimbang. Di bawah ini beberapa budaya kerja lainnya yang akan dirasakan saat bekerja di sana:
1. Disiplin
Jepang adalah salah satu negara yang sangat ketat terhadap waktu. Mereka tidak suka dengan keterlambatan dan segala sesuatu yang tidak efektif serta efisien. Maka jangan heran apabila orang Jepang memiliki prinsip kontinuitas demi menjaga produktivitas kerja, kualitas hasil, serta penghematan biaya. Setiap harinya mereka selalu berfokus pada perbaikan. Prinsip ini dikenal juga dengan prinsip Kaizen, yaitu berubah menjadi lebih baik.
2. Detail
Cermat dan teliti adalah ciri dari pekerja Jepang. Mereka sangat memperhatikan hingga hal-hal terkecil. Ini adalah salah satu wujud komitmen untuk memberikan yang terbaik. Jadi wajar saja kalau hasil produksi Jepang berkualitas tinggi di pasaran. Belum lagi jika didukung dengan keterampilan dan infrastruktur yang memadai. Shokunin adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan sikap detail ini. Meski sebenarnya shokunin memiliki arti perajin yang menghasilkan kreasi dengan tangannya sendiri.
3. Dedikasi
Berdedikasi artinya mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk pekerjaannya. Semua yang dimiliki tercurahkan untuk pekerjaan agar memberikan hasil terbaik. Sikap ini erat kaitannya dengan prinsip samurai, yaitu sikap pantang menyerah demi menjaga harga diri. Dedikasi warga Jepang terbukti secara global saat mereka berusaha keras membangun perekonomian, pendidikan, dan politik internasional meski dilanda berbagai masalah, seperti bencana alam tsunami atau gempa.
4. Lembur
Bushido adalah salah satu etos kerja orang Jepang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Prinsip ini menunjukkan orang Jepang bekerja tidak kenal lelah. Namun kini pemerintah Jepang memiliki kebijakan baru untuk mengatur jam kerja warganya guna menjaga kesehatan mental mereka. Contohnya, di perusahaan Microsoft Jepang sedang mencoba menerapkan 4 hari kerja dalam seminggu. Hal ini membuat seseorang harus bekerja seefektif mungkin selama waktu tersebut.
Berbagai Persiapan Untuk Kerja di Jepang
Setelah mengetahui seberapa besar peluang kerja di Jepang serta budaya kerjanya, kini saatnya mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan. Persiapan ini harus dilakukan dari jauh-jauh hari untuk mendapatkan hasil sesuai harapan. Simak persiapan yang dimaksud sebelum berangkat ke Jepang:
1. Visa Tinggal dan Visa Kerja
Terhitung sejak 1 April 2019, pemerintah Jepang memberlakukan dua jenis visa pekerja. Pertama, visa yang mengatur di 14 industri, seperti pelayanan makanan, pertanian, dan sebagainya. Kedua, visa bagi pekerja yang memiliki keterampilan khusus diizinkan untuk membawa anggota keluarganya.
Baik visa jenis pertama ataupun kedua, semua pelamar harus melewati sejumlah tes. Bukan hanya tes dari perusahaannya saja, tetapi dari pemerintah Jepang juga, salah satu tes yang wajib lulus adalah bahasa. Ada pula jenis visa lainnya, seperti visa permanent resident bagi seseorang yang sudah tinggal lebih dari 10 tahun atau menikah dengan orang Jepang.
Sudah Tahu Bagaimana Cara Mengurus Visa Kerja ke Jepang?
2. Kemampuan Bahasa
Untuk bisa kerja di Jepang paling tidak seseorang harus mendapatkan sertifikat JLPT level N3. Level ini dijadikan standar minimum bagi siapa pun yang ingin bekerja atau magang di Jepang. JLPT adalah singkatan dari Japanese Language Proficiency Test atau “Nihongo Nouryoku Shiken”. Ujian ini diperuntukkan bagi orang-orang yang asing yang memiliki bahasa ibu bukan Bahasa Jepang.
Mengenal JLPT, Ujian Kemampuan Bahasa Jepang
3. Mental
Ini tentu saja sesuatu yang harus dipersiapkan karena Jepang memiliki budaya kerja yang keras seperti pembahasan di atas. Jika seseorang tidak memiliki mental kuat, maka akan susah menghadapi dunia kerja di sana. Selain itu, orang Jepang pun terkenal tegas. Sikap ini dikenal dengan istilah “Taihen” atau “Kibishii”. Orang Jepang tidak akan membedakan apakah pekerja itu warga negara asli atau asing.
Kompensasi yang diberikan Perusahaan
Setiap pekerja akan menerima upah bulanan dan diberikan slip gaji. Dalam slip tersebut terdapat beberapa rincian sesuai dengan kesepakatan perusahaan dengan para pekerjanya. Slip gaji kini bisa diakses melalui portal pegawai atau dikirimkan melalui e-mail. Adapun cuti merupakan hak pekerja yang diberikan juga. Untuk mendapatkan gambarannya, simak ulasan mengenai upah, cuti, dan beberapa tunjangan di bawah ini:
1. Sistem Upah
Sistem pembayaran upah yang umum adalah setiap akhir bulan atau pada tanggal tertentu setiap bulannya. Uang ini akan ditransfer langsung ke rekening si pekerja. Ada juga beberapa posisi yang dibayar secara hitungan jam. Untuk perusahaan yang tidak memberlakukan sistem lembur, maka hanya aka nada komponen gaji pokok saja tanpa upah lembur.
2. Cuti
Di Jepang ada cuti wajib yang diberikan perusahaan, yaitu cuti berbayar (yukyu), cuti hamil (sankyu), cuti mengasuh anak (ikukyu), cuti merawat keluarga (kaigo kyugyo), cuti perawatan (kaigo kyugyo), dan cuti haid (seiri kyuka). Sedangkan cuti tidak wajib ini disarankan pemerintah untuk diberikan kepada pekerjanya karena setiap perusahaan memiliki kebijakannya masing-masing. Cuti tersebut adalah cuti berduka (kibiki), cuti menikah (kekkon), cuti sukarela (volunteer), cuti pendidikan dan pelatihan (kyoiku kunren), dan sebagainya.
3. Macam-Macam Tunjangan
Kerja di Jepang tidak hanya mendapatkan gaji, tetapi juga tunjangan. Beberapa jenis tunjangan yang tercatat dalam slip gaji adalah tunjangan transportasi, keluarga, jabatan, serta perumahan. Untuk tunjangan keluarga diberikan kepada pekerja yang istrinya tidak berpenghasilan serta memiliki 2 anak yang masih SD. Adapun untuk tunjangan perumahan diperuntukkan sewa kamar bagi dirinya sendiri. Namun tunjangan-tunjangan ini dikembalikan pada kebijakan setiap perusahaan.
Setiap perusahaan Jepang memberlakukan kebijakan yang berbeda. Oleh sebab itu, persiapannya pun tidak akan sama. Jangankan untuk antarperusahaan, meski ada beberapa lowongan di satu perusahaan, maka kemungkinan persyaratannya pun lain. Jadi, supaya persiapannya efektif, cari tahu posisi kerja di Jepang yang diinginkan. Lalu, cari informasi selanjutnya mengenai persyaratan dan skill yang dibutuhkan.
Berminat Kerja di Jepang? Ketahui Budaya, Biaya Hidup, dan Gaji di Jepang