Akar Budaya Jepang yang Kental Nilai Leluhurnya

WeXpats
2020/04/27

Jepang selalu mengundang perhatian, apalagi dari budayanya. Tak hanya unik, tapi budaya Jepang erat dengan nilai-nilai leluhur. Jadi jangan heran kalau orang Jepang selalu ada ritual dalam kehidupan orang Jepang. Tujuannya untuk mempertahankan adat istiadat mereka. Sehingga meskipun Jepang termasuk negara maju, masyarakatnya tetap rendah hati dan tidak lupa diri.

Nilai-nilai leluhur ini terdapat di sejumlah kegiatan dan karya seni, baik yang berupa benda maupun tidak. Beberapa sudah terkenal ke seluruh dunia, bahkan mampu membentuk sebuah komunitas dan diadaptasi oleh mereka. Sebagian lainnya belum banyak diketahui sehingga seseorang harus menyaksikan langsung budaya Jepang ini dari masyarakat lokal atau orang Jepang asli.

Upacara Minum Teh

Budaya Jepang yang cukup populer adalah tradisi minum teh. Acara minum teh ini tidak seperti pada umumnya, yakni duduk bersama dan menikmati cemilan. Namun ada serangkaian persiapan yang harus dilakukan sebelumnya. Begitu pun saat menikmati teh ada cara-cara khusus. Ritual menyiapkan dan menyajikan teh ke tamu ini disebut “chado” atau “chanoyu”, sedangkan jika acara minum teh dilakukan secara outdoor disebut “nodate”.

1. Filosofi Upacara

Persiapan minum teh pada tradisi ini bukan sekedar menuangkan air panas, mengaduk cangkir, lalu menyajikannya ke tamu. Ada nilai filosofis mendalam dari setiap aktivitas yang dilakukan. Berikut adalah nilai filosofis yang harus dipahami dari upacara minum teh:

  • Harmoni (Wa)

Peralatan minum teh yang digunakan tema dan warnanya semua selaras. Ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan seseorang harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemampuan menyesuaikan diri ini adalah seni bertahan hidup bagi orang Jepang.

  • Rasa Hormat (Kei)

Seseorang yang diundang acara minum teh harus masuk dengan cara merangkak melalui pintu kecil (nijiriguchi). Begitu masuk, orang tersebut berlutut dan membungkuk pada sebuah gulungan. Tamu dan tuan rumah duduk bersebelahan (posisi seiza) dan selama minum teh keduanya melepaskan status dan jabatan mereka.

  • Kemurnian (Sei)

Begitu memasuki ruangan minum teh, semua pikiran harus ditinggalkan di luar. Selama di dalam ruangan setiap orang harus melupakan kekhawatiran kehidupan sehari-hari.

  • Ketenangan (Jaku)

Kondisi Jaku hanya bisa dicapai setelah Wa, Kei, dan Sei di atas dilakukan.

  • Kepribadian dan Pengetahuan

Cara seorang tuan rumah dalam mempersiapkan upacara minum teh dan memperlakukan alat-alat minum teh menggambarkan kepribadian dan pengetahuan mereka. Dua hal ini pun tercermin dari pemilihan hiasan-hiasan di dalam ruangan, seperti lukisan, bunga, dan sebagainya.

2. Tata Cara Minum Teh

Orang-orang tidak hanya terpukau dengan persiapannya saja. Namun cara orang Jepang meminum teh pun sungguh mengagumkan. Ini lah tata cara minum teh yang dilakukan orang Jepang:

  • Setelah tuan rumah selesai menyiapkan teh, ia memberikan cangkirnya kepada tamu. Biasanya cangkir dengan hiasan Bunga untuk wanita, sedangkan model yang simpel untuk pria.

  • Tuan rumah dan tamu duduk dengan tegap dan kaki dua-duanya dilipat ke belakang.

  • Angkat cangkir dan tempatkan di telapak tangan kiri. Sedangkan tangan kanan memutar cangkir 180 derajat sebanyak tiga kali, lalu tempelkan cangkir ke bibir sebelum minum. Jangan langsung minum karena dianggap tidak sopan.

  • Keluarkan suara seruput ketika teh habis sebagai apresiasi bahwa teh tersebut nikmat.

  • Sebelum mengembalikan cangkir, lap bagian ujung cangkir dengan tangan kanan, lalu putar cangkir dengan arah berlawanan jarum jam.

Seni Teater

Seni teater merupakan salah satu budaya Jepang yang sarat akan nilai leluhur. Seni pertunjukkan ini ada yang masih dipertahankan keasliannya, namun sebagian dimodifikasi menyesuaikan waktu dan tempat. Namun tidak menghilangkan makna sesungguhnya dari pertunjukkan tersebut. 

1. Noh, Seni Teater Tertua

Tidak banyak orang mendengar tentang pertunjukkan teater Noh padahal sebenarnya ini adalah seni teater tertua yang masih dipentaskan hingga sekarang. Bahkan sudah menjadi bagian dari Intangible Cultural Heritage UNESCO. Tapi wajar saja tidak banyak orang yang tahu sebab teater Noh hanya ditujukan bagi bangsawan kelas atas dan tidak menjadi hiburan publik.

Cerita yang diangkat diadaptasi dari legenda, sejarah, atau cerita-cerita kaum kelas atas pada jaman dulu. Setiap pemain Noh akan menggunakan topeng sesuai dengan perannya. Adapun durasi pertunjukkan Noh cukup panjang, yakni terdiri dari lima babak yang berbeda. Setiap babak diselingi dengan komedi kyogen. Tidak seperti pertunjukkan lainnya, panggung teater Noh bisa disaksikan dari berbagai sisi. Ini lah yang menjadi keunikan Noh.

2. Kabuki, Warisan Agung Budaya Nonbendawi

Kabuki termasuk budaya Jepang yang terkenal juga. Mirip seperti Noh, hanya saja Kabuki merupakan jawaban dari kekakuan pementasan tersebut. Pemain Kabuki tidak memakai topeng, melainkan make-up yang tebal sehingga wajahnya menjadi putih seperti porselen. Mereka akan menari dan menyanyi sepanjang pertunjukkan.

Pada awalnya Kabuki dimainkan oleh pria dan wanita, namun sempat terjadi isu sosial sehingga wanita dilarang untuk mengambil peran. Setelah melewati beberapa periode akhirnya kini wanita dapat kembali bermain Kabuki. Cerita Kabuki lebih beragam dibandingkan Noh, sedangkan secara pertunjukkan Kabuki pun lebih beradaptasi dengan budaya modern.

3. Bunraku, Sandiwara Boneka Tradisional

Bunraku adalah pementasan boneka tradisional dari Jepang. Pementasan ini pertama kali diselenggarakan di Osaka pada tahun 1684 dan dikenal dengan nama “ningyo joruri”. Boneka yang digunakan besarnya mencapai 1,5 meter dan digerakkan oleh tiga orang sebagai dalang. Ketiganya harus bergerak secara harmonis agar boneka benar-benar tampak hidup.

Meski pertunjukkan ini menggunakan boneka, namun tidak diperuntukkan untuk anak-anak. Sebab kisah-kisah yang terkenal adalah tentang aksi bunuh diri pasangan. Secara keseluruhan, pementasan Bunraku juga didukung oleh penyanyi yang disebut “tayu”. Tugasnya adalah mengisi suara dan menumbuhkan emosional di benak penonton.

Seni Kerajinan Tangan

Budaya Jepang tidak hanya terlihat dari ritual dan pertunjukkan saja. Hasil kerajinan tangan pun termasuk kebudayaan. Selain unik, hasil kerajinan tangan orang Jepang tampak cantik, manis, dan menarik. Bisa dijadikan dekorasi ruangan, oleh-oleh, atau kado. Inilah seni kerajinan tangan khas Jepang yang bisa dicoba:

1. Ikebana

Tidak seperti kerajinan merangkai bunga dari negara lain, ikebana mengedepankan keselarasan dibandingkan keindahan semata. Makannya dalam ikebana tidak hanya bunga-bungaan yang digunakan. Bisa memakai daun, ranting-ranting, dan bagian tumbuhan lainnya. Seseorang yang melakukan ikebana harus mampu menciptakan harmoni dari sisi unsur dan warna.

2. Temari

Secara harfiah, temari berarti bola tangan. Dulunya kerajinan temari menggunakan kain sutra kimono yang sudah tidak terpakai dan mudah rusak. Namun kini bisa menggunakan bahan lainnya dan dibuat di atas bola karet. Adapun temari dulu dijadikan hadiah orangtua kepada anak-anaknya, khususnya di hari tahun baru. Mereka menyelipkan harapan-harapan baik. Sayangnya, budaya Jepang satu ini mulai pudar karena hadiah tahun baru digantikan dengan benda lainnya.

3. Yozegi

Yozegi termasuk kebudayaan yang tua karena sudah ada sejak zaman Edo. Kerajinan tangan ini terbuat dari kayu dengan tekstur yang beragam. Permukaannya didesain dengan motif mozaik yang unik menggunakan tangan. Hasil kerajinan yozegi bisa digunakan bermacam-macam, seperti kotak perhiasan, cangkir, tempat alat makan, dan mainan puzzle.

4. Origami

Orang Jepang sangat percaya dengan legenda 1.000 bangau. Mereka yakin bahwa 1.000 bangau melambangkan keberuntungan dan umur panjang. Makannya, seni melipat kertas menggunakan origami bukan hanya mengajarkan keindahan, tetapi juga kesabaran. Namun kertas origami bisa dibentuk berbagai macam. Biasanya pendidikan taman kanak-kanak dan sekolah dasar yang mengajarkan keterampilan ini.

Perayaan Festival Berbagai Musim

Jepang adalah negara yang memiliki perayaan festival sepanjang tahun. Di setiap musim ada acara yang berbeda-beda sebagai tanda syukur atau bentuk penghargaan terhadap arwah leluhur. Budaya Jepang ini lah yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berlibur ke sana. Berikut beberapa festival yang ada di Jepang setiap tahunnya:

1. Musim Semi

Hanami adalah festival musim semi di Jepang yang sangat terkenal. Mengingat pada musim ini bunga sakura bermekaran, maka seluruh masyarakatnya menghabiskan waktu di luar rumah untuk menyaksikan pemandangan yang indah. Mereka duduk di sebuah taman sambil berpiknik bersama keluarga atau teman. Periode Hanami Festival di setiap tempat berbeda tergantung kapan bunga sakura merekah.

2. Musim Panas

Festival musim panas yang memiliki sejarah cukup panjang adalah Festival Tanabata. Selain itu, ada juga festival Gion yang kini sudah diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Sedangkan, di malam hari wisatawan bisa menikmati semaraknya kembang api. Apalagi kalau pergi ke Tokyo pada bulan Juli dan Agustus, maka bersiaplah untuk terpukau dengan kembang api di festival kembang api Sumidagawa.

3. Musim Gugur

Kalau selama musim semi ada festival Hanami, maka di musim gugur orang-orang Jepang merayakan festival Momijigari. Seluruh kota Jepang akan berubah warna menjadi coklat, merah, emas, dan orange karena daun-daun di pohon berwarna seperti itu. Ada juga Festival Nagoya yang ditunggu-tunggu oleh sejumlah wisatawan karena termasuk perayaan besar sepanjang musim di Jepang.

4. Musim Dingin

Sapporo Snow Festival adalah acara musim dingin paling terkenal di Jepang. Pengunjung bisa menyaksikan patung-patung raksasa dari es. Ada juga Festival Okumikawa Hana Matsuri, yakni sebuah peringatan akan titik balik matahari di musim dingin. Festival ini sudah dilangsungkan sejak 700 tahun lalu. Acaranya adalah orang-orang yang memakai topeng kemudian berkeliling kota, desa, dan daerah pegunungan.

Masih ada banyak budaya Jepang yang menarik untuk digali nilai filosofisnya. Semua orang bisa mempelajari kebudayaan tersebut dan mendalami makna di baliknya. Tak sedikit penggemar kebudayaan Jepang justru jatuh cinta karena nilai-nilai leluhur tersebut. Memang Jepang pantas mendapat apresiasi bahwa kebudayaannya tidak luntur meski negara tersebut semakin modern dan mengalami kemajuan di berbagai bidang.

Baca juga: Budaya Malu Jepang, Bikin Rakyatnya Menjadi Sangat Disiplin

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Budaya dan Acara Musiman/ Akar Budaya Jepang yang Kental Nilai Leluhurnya

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie