Pentingnya Etika Bisnis dalam Budaya Kerja di Jepang. Apa Saja Etos Kerja Orang Jepang yang Bisa Ditiru?

WeXpats
2024/09/04

Budaya kerja dan etos kerja merupakan nilai dan sikap yang membentuk perilaku karyawan dalam organisasi. Budaya kerja bertujuan meningkatkan produktivitas dengan mengubah sikap karyawan, sedangkan etos kerja berfungsi sebagai penggerak perilaku untuk mencapai tujuan organisasi. 

Etika bisnis yang lahir dari etos dan budaya suatu masyarakat adalah sebuah keterampilan dasar yang diperlukan seseorang untuk menjaga kelancaran selama bekerja terutama ketika bergabung dalam tim. Ada beberapa tata krama dasar yang tidak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, tapi wajib kamu praktikan ketika melakukan kegiatan bisnis atau masuk dalam lingkungan kerja. Aturan-aturan ini diterapkan untuk membangun hubungan yang lancar di antara anggota dengan posisi yang beragam. Gunakan artikel ini sebagai panduan dasar untuk mempelajari etika bisnis agar bisa berkomunikasi dengan lancar di tempat kerja. 

Daftar isi: 
Budaya Kerja di Jepang & Etika Bisnis yang Berlaku
Mengapa Perlu Menguasai Etika Bisnis?
Budaya & Etos Kerja Orang Jepang yang Wajib Kamu Ketahui
Karakteristik Cara Kerja Orang Jepang
Penutup
Temukan Karir di Jepang bersama WeXpats

Apakah Anda memiliki kesulitan dalam mencari pekerjaan di Jepang?
Apakah Anda menemukan pekerjaan yang cocok dengan diri Anda? Ingin tahu perusahaan yang merekrut tenaga kerja asing Khawatir tentang prospek karir di Jepang Bingung bisa kerja apa dengan visa yang dimiliki
WeXpats Agent mendukung penuh untuk masalah pencarian kerja di Jepang! Gratis Konsultasi dengan WeXpats Agent

Budaya Kerja di Jepang & Etika Bisnis yang Berlaku

Tata krama atau etika bisnis adalah perilaku yang diharapkan di tempat kerja, seperti cara bersikap dan cara bekerja. Etika bisnis merupakan keterampilan dasar bagi pekerja dan dianggap sebagai hal pertama yang harus Anda kuasai ketika memasuki dunia kerja. 

Etika bisnis berlaku sama rata kepada setiap pekerja tanpa memandang usia, jabatan dan jenis kelamin. bisa berupa penampilan, tata bahasa, dan sapaan sebagai hal yang mendasar, hingga metode menulis dokumen, cara menelepon, dan menaati peraturan khusus yang berlaku di perusahaan. 

Ketika Anda bekerja, tentunya akan berhubungan dengan banyak orang, termasuk tamu, mitra kerja, atasan, dan kolega. Etika dan budaya kerja di Jepang adalah aturan yang diperlukan untuk membangun interaksi yang lancar dengan orang-orang yang datang dari berbagai golongan. Etika bisnis yang tepat pastinya akan membantu Anda membangun interaksi yang selaras dengan orang-orang di sekitar Anda. 

Gunakanlah ungkapan yang sopan dalam situasi bisnis. Oleh karena itu, Anda perlu mengasah kemampuan bahasa Jepang dan berlatih menggunakan ungkapan sopan (keigo), karena kemampuan ini juga merupakan pertimbangan besar untuk bisa lolos wawancara kerja.

Pengetahuan tentang wawancara kerja bisa Anda dapatkan dengan membaca artikel ini lebih lanjut.

Mengapa Perlu Menguasai Etika Bisnis?

Setiap negara tentunya punya standar etika bisnis. Ada beberapa etika bisnis di Indonesia yang tidak diterapkan di Jepang. Kamu perlu mengetahui apa saja etika bisnis orang Jepang. Meskipun ada sedikit perbedaan dengan budaya Indonesia, penerapan etika bisnis merupakan hal yang penting dengan dua alasan utama yakni menghindari komunikasi yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, dan tentunya demi membangun hubungan yang baik. 

Ketika Anda menggunakan bahasa non-formal atau tidak menyapa mitra kerja, terutama dalam lingkungan bisnis Jepang, orang lain akan ragu dan berpikir, “Apakah saya dapat mempercayai Anda?”. Selain kehilangan kepercayaan, mungkin saja Anda akan dicap sebagai pekerja yang kurang berpendidikan, karena menyapa dan penggunaan keigo adalah hal yang mendasar dalam lingkungan kerja. 

Di sisi ai, apabila Anda memahami etika dasar, Anda tidak hanya akan memberikan kesan positif, tapi juga mendapatkan kepercayaan lebih dari perusahaan. 

Budaya & Etos Kerja Orang Jepang yang Wajib Kamu Ketahui 

Etika bisnis dalam budaya kerja di Jepang punya cara khas, seperti termasuk bertukar kartu nama, menjawab telepon, dan mengirim email. Tata krama unik tersebut ternyata sama sulitnya dipraktekkan bahkan untuk orang Jepang sendiri karena jarang diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Meskipun begitu, hal ini penting untuk diketahui pelaku bisnis tanpa memandang profesi dan bidang pekerjaan, demi menjaga kelancaran komunikasi dan hubungan profesional. Apa saja bentuk etiket kerja lainnya yang berlaku di Jepang? Berikut beberapa etika dasar yang wajib Anda ketahui.

Merapikan Penampilan 

Tentu Anda sudah sering mendengar bahwa penampilan menentukan kesan pertama Anda. Perhatikan kebersihan dan tatanan rambut dan pakaian Anda. Bisa dibilang, ini adalah etika bisnis paling dasar untuk memberikan kesan yang baik kepada orang lain. Penampilan berdasarkan etika bisnis. 

Coba cek lagi poin-poin berikut sebelum Anda berangkat kerja:
- Apakah menggunakan riasan tebal?
- Apakah memakai pakaian dengan corak yang terlalu mencolok?
- Apakah pakaian pakaian yang Anda kenakan banyak kerutan?
- Merapikan rambut yang terlalu panjang, khususnya untuk pria. Ikat dengan rapi bagi wanita dengan rambut panjang
- Sudahkan memotong kuku yang terlalu panjang dan memperhatikan kebersihan kuku?
- Tidak menggunakan parfum berlebihan dan hindari bau badan, terutama saat musim panas

Tidak semua perusahaan mengharuskan pakaian formal. Sebagian perusahaan ada yang menggunakan sistem seragam, dan lainnya memperbolehkan pakaian kasual atau semi formal, tergantung peraturan perusahaan. Anda bisa mengikuti aturan dasar berpakaian yang menggunakan jas dalam situasi bisnis apabila tidak ada aturan khusus. 

Memberikan Salam & Membungkukkan Badan

Rata-rata negara asing menyapa rekan kerja dengan berjabat tangan. Tidak seperti kebiasaan kebanyakan negara, orang Jepang saling memberi salam dengan membungkukan badan atau ojigi (お辞儀) kepada rekan kerja atau orang yang berhubungan dengan pekerjaan Anda. Kebiasaan ini merupakan salah satu etika dasar. Sapalah rekan kerja Anda ketika sampai di tempat kerja dan saat akan pulang. Sampaikan salam dengan hormat sebagai bentuk respek Anda terhadap rekan kerja yang lain. Ketika sampai di kantor ucapkan “ohayou gozaimasu”, dan “otsukaresama desu/deshita” saat akan pulang. 

Mungkin Anda sudah sering mendengar orang Jepang sering berkata “osewani narimasu”. Ungkapan ini adalah cara untuk basa basi ketika ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang yang sudah berjasa atau kemungkinan Anda akan merepotkan lawan bicara.

お世話になります/~なっております Osewani narimasu/~natte orimasu
"Mungkin saya (akan) banyak merepotkan Anda"

Namun ada kalanya, meskipun mengatakan kepada orang yang tidak berhubungan secara langsung dengan tamu atau orang yang belum Anda kenal baik, memberikan sapaan seperti mengucapkan “Osewani natte orimasu” dan ojigi ketika berada di lingkungan kerja merupakan etika dasar dalam bermasyarakat. 

Gunakan Bahasa Sopan & Hati-hati dalam Bertutur Kata 


Menjaga sikap dan tutur kata dalam berorganisasi sudah pasti menjadi point utama ketika berada di lingkungan bisnis. Bisa menggunakan keigo (bahasa hormat) menentukan nilai Anda di lingkungan tersebut. Saat berbicara, kita harus melihat dulu posisi lawan bicara dan menggunakan bahasa yang sesuai. Sulitnya, di Jepang ada beberapa jenis bahasa sopan yang pemakaiannya berbeda tergantung situasi dan posisi lawan bicara. Keigo wajib Anda kuasai ketika bekerja di perusahaan Jepang.

Ada 5 jenis bentuk bahasa sopan dalam bahasa Jepang - Sonkeigo, Kenjougo, Teineigo, Techougo, dan Bikago. Masing-masing penggunaannya tergantung lawan bicara Anda. 


Bahasa sopan jenis sonkeigo digunakan dengan meninggikan posisi lawan bicara untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang kedudukan atau usia yang lebih tinggi dari Anda seperti senior, orang tua, atasan, atau mitra bisnis. 

Kenjougo merupakan bahasa sopan yang diekspresikan dengan merendahkan diri untuk meninggikan lawan bicara Anda. Sementara, teineigo adalah bentuk bahasa sopan yang diekspresikan dengan memperhalus bahasa tanpa memandang kedudukan atau posisi Anda di mata lawan bicara. 

Contoh kata:
言う / Iu
Keigo  おっしゃる / Ossharu
Kenjougo  申し上げる / Moushiageru
Teineigo  言います / Iimasu

見る / Miru
Keigo ご覧になる / Goran ni naru
Kenjougo 拝見する / Haiken suru
Teineigo 見ます / Mimasu

聞く/ Kiku
Keigo お聞きになる / Okiki ni naru
Kenjougo  伺う / Ukagau
Teineigo  聞きます/ Kikimasu

Meskipun memiliki arti yang sama, pilih keigo yang tepat tergantung tindakan. Baca juga artikel “Berkenalan dengan 5 jenis Keigo: Ungkapan yang Sering Dipakai dan Keigo yang Susah Bagi Orang Jepang” di sini!

Memberikan Laporan dan Komunikasi secara Berkala


Bagi Anda yang berpengalaman kerja di perusahaan Jepang, tentunya sudah pernah mendengar istilah “horenso”. Eits, bukan horenso (ほうれん草)yang artinya sayur bayam ya, tapi 報連相 atau singkatan dari houkoku (laporan), renraku (hubungi), dan soudan (konsultasi).

Banyak pelaku bisnis Jepang meyakini bahwa kegiatan perusahaan dan pekerjaan para pegawai akan berjalan dengan lancar dan bisa menghindari, bahkan meminimalisir kesalahpahaman, apabila mampu menerapkan horenso dengan baik.

Poin penting yang perlu diingat ketika menjalankan horenso:
(hou) dari kata 報告 (melaporkan) : Menyimpulkan situasi kerja, hasil, kesalahan, dan lain-lain
(ren) dari kata 連絡 (menghubungi) : Menginformasikan pihak terkait tentang informasi dan peristiwa tanpa menyertakan opini pribadi
(sou) dari kata 相談 (berkonsultasi) : Mintalah saran sesegera mungkin jika terjadi masalah atau pertanyaan 

Selain melaporkan tugas Anda selama bekerja, Anda juga wajib melaporkan absen dan rencana cuti kepada atasan. Anda berhak mengambil cuti berbayar di Jepang setelah melewati 6 bulan masa kerja. Anda bisa meminta cuti setelah memperoleh izin dari hasil diskusi dengan atasan. Anda perlu mendiskusikan hal ini kepada rekan kerja agar tidak mengganggu pekerjaan yang nantinya akan ditinggalkan saat mengambil cuti, dan tidak merepotkan staf lain. Pada dasarnya pegawai tidak bisa absen seenaknya tanpa menghubungi pihak kantor. Biasakan untuk segera menghubungi atasan apabila ada hal yang berhalangan. 

Sebaiknya, rangkum laporan Anda agar tetap singkat, padat dan jelas agar tidak mengganggu kinerja kerja atasan. Pastikan juga untuk memberikan hasil keputusan kepada orang yang Anda ajak konsultasi.

Biasakan Tepat Waktu 


Salah satu prinsip utama dalam etos kerja Jepang adalah menjaga kedisiplinan yang tinggi dan keteraturan, terutama dalam hal waktu. Orang Jepang terbiasa dengan rutinitas yang ketat dan menghargai waktu sebagai hal yang berharga. 

Menjaga ketepatan waktu dalam hal apapun, baik soal absen, deadline, hingga janji waktu berkumpul, merupakan hal mendasar yang wajib Anda taati ketika masuk dalam dunia kerja di Jepang. Tepat waktu menurut etika bisnis di Jepang bukan hadir tepat sesuai waktu yang ditentukan, melainkan hadir lebih awal dari jam yang sudah dijanjikan. Misalnya, tiba di kantor 15 menit lebih awal, atau ketika janjian dengan teman biasanya orang Jepang akan tiba 5-10 menit lebih awal. 

Usahakan untuk mengecek terlebih dahulu lokasi, rute, jarak tempuh, hingga akses transportasinya apabila sepakat untuk bertemu di tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya untuk menghindari terjadinya keterlambatan. Jika Anda menyadari bahwa tidak bisa datang tepat waktu, sebaiknya segera hubungi, minta maaf, dan beritahukan perkiraan waktu tiba selanjutnya. 

Perusahaan menuntut setiap karyawannya untuk tepat waktu guna menjaga efisiensi kerja. Bahkan ada perusahaan yang mengharuskan menyertakan Surat Keterangan Penundaan (遅延刻証明書 chikoku shomeisho) yang bisa diterbitkan melalui loket stasiun kereta di Jepang Dengan catatan, surat keterangan hanya akan diberikan apabila terjadi keterlambatan kedatangan kereta akibat kesalahan teknis atau kecelakaan. Dengan mencantumkan surat keterangan ini, Anda bisa membuktikan kepada perusahaan bahwa keterlambatan terjadi bukan terjadi atas kesalahan Anda.

Tapi apabila Anda terlambat atas kelalaian sendiri, kemungkinan Anda akan dikenakan sanksi berupa pemotongan upah atau teguran dari perusahaan. Beberapa kasus mungkin akan mengharuskan Anda untuk mengirimkan permintaan maaf secara tertulis yang disebut dengan 始末書 (shimatsusho).

Saling Bertukar Kartu Nama


Di Jepang, saling bertukar kartu nama (meishi kokan/名刺交換) adalah bagian pembuka pada saat memperkenalkan diri di lingkungan kerja. Kebiasaan ini juga memiliki aturan khusus misalnya ketika bertukar kartu nama dengan mitra dengan pangkat yang lebih tinggi, posisi kedua tangan Anda ketika menyerahkan kartu harus lebih rendah daripada orang tersebut. Serahkan dengan berdiri sambil sedikit membungkukan badan, dan posisi kartu nama menghadap ke arah lawan bicara agar bisa membacanya dengan jelas. Satu yang tidak boleh Anda lupakan bahwa menyerahkan dan menerima barang dengan kedua tangan adalah tata krama dasar di Jepang untuk menghormati orang lain. Hal ini berlaku untuk semua golongan mulai dari anak-anak sampai dewasa. 

Kartu nama diberikan oleh orang yang pangkatnya lebih rendah terlebih dahulu. Sebutkan nama, nama perusahaan, dan posisi Anda saat menyerahkannya. Selain itu, Anda juga harus menyiapkan kotak kartu nama yang berfungsi tidak hanya untuk menyimpan kartu nama Anda, tapi juga menyimpan kartu nama yang Anda dapatkan. Simpan kartu nama yang Anda dapatkan dengan baik untuk menghormati mitra kerja Anda. Tapi, jangan langsung menyimpan kartu nama ketika baru mendapatkannya karena dianggap kurang sopan. Sebaiknya letakkan kartu nama di atas meja (sisi pojok kiri) selama diskusi berlangsung. 

Urutan cara menyerahkan kartu nama:
・Jangan memberikan kartu nama di atas meja. Jika sedang duduk, berdirilah dari kursi Anda dan bergeraklah ke samping sebelum menyerahkannya
・Peganglah kartu nama dengan kedua tangan Anda dan berikan dengan posisi yang lebih rendah daripada kartu nama orang lain
・Berikan kartu nama dari dada Anda ke arah tangan orang lain
・Ketika menyerahkannya, berikan salam dan perkenalkan diri Anda dengan menyebutkan nama perusahaan, departemen, dan nama Anda

Cara menerima kartu nama: 
・Terima dengan kedua tangan saat menerima. Pastikan jari Anda tidak menutupi nama dan nama perusahaan yang bersangkutan
・Ucapkan permintaan maaf apabila lebih dulu menerima kartu nama dari orang berkedudukan di atas Anda. 

Perhatikan Tata Krama Saat Menelepon 


Menjaga tata krama saat menelepon merupakan hal penting untuk menjaga profesionalisme dan menunjukkan rasa hormat. Ikuti pedoman berikut supaya tidak salah!

Hindari jam sibuk dan jam tepat sebelum waktu istirahat saat menghubungi mitra bisnis. Perkenalkan diri Anda dan utarakan maksud keperluan Anda dengan singkat. Pada saat mendapatkan telepon, usahakan segera menjawab sebelum berdering sebanyak 3 kali. Tanyakan nama dan keperluannya. Apabila orang yang bersangkutan tidak hadir di tempat, Anda bisa menawarkan panggilan balik. Jangan lupa untuk menanyakan keperluannya dengan lebih jelas agar Anda bisa menyampaikan pesan ke staf yang bersangkutan sebelum menghubungi kembali. 

Komunikasi lewat telepon terkadang terasa sulit karena tidak bisa melihat ekspresi wajah lawan bicara. Untuk memberikan kesan yang baik, cobalah gunakan intonasi suara yang lebih tinggi karena menandakan suasana yang ceria dan terkesan positif. Usahakan berbicara dengan nada yang tidak terlalu rendah dan menggunakan bahasa sopan.

Email Bisnis Harus Mudah Dibaca dan Ringkas 


Kunci utama dalam menulis email bisnis adalah membuatnya ringkas dan jelas. Kolom subjek pada email harus menyertakan nama instansi pengirim, nama lengkap, dan tulisan singkat judul. Jika tidak keterangan pada kolom subjek, ada kemungkinan pihak penerima tidak menyadari atau mengabaikan email Anda karena terkubur oleh email lain.

Biasakan untuk memberikan kata pembuka di awal pesan dengan mencantumkan “Osewani natte orimasu”, diikuti kalimat pengantar. Rangkum apa yang ingin Anda sampaikan dalam kalimat yang singkat dan padat, kemudian cantumkan nama, jabatan, nama perusahan, dan nomor kontak Anda pada bagian paling terakhir. 

Penyebutan nama orang dalam situasi bisnis biasanya diikuti dengan panggilan ~sama (~様) atau ~san (さん). Sama halnya di negara lain pun penyebutan nama orang ditambahkan dengan sebutan “Tuan” dan “Nyonya”, atau “Mr.” dan “Ms.” dalam bahasa Inggris.

Pemahaman Kamiza dan Shimoza


Kamiza (上座) dan Shimoza (下座) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hierarki dengan menentukan posisi tempat duduk dalam ketika menghadiri pertemuan atau ketika bermasyarakat di Jepang. Konsep ini mencerminkan pentingnya hierarki dan etiket dalam budaya Jepang. Konsep ini berasal dari tradisi Jepang dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk budaya kerja di Jepang dan pertemuan sosial.

  • Kamiza berarti "kursi utama" atau "posisi terhormat." Biasanya, tempat duduk kamiza menjadi yang paling dihormati dalam suatu ruangan atau acara. Dalam konteks pertemuan bisnis atau sosial, kamiza seringkali diberikan kepada orang-orang yang posisinya lebih senior, berkedudukan tinggi, atau yang dianggap lebih penting dalam suatu hierarki.

  • Shimoza berarti "kursi bawah". Ini adalah tempat duduk yang lebih jauh dari posisi kamiza dan biasanya diberikan kepada orang-orang dengan posisi yang lebih rendah atau yang dianggap kurang penting dalam hierarki. Posisi shimoza biasanya berada di dekat pintu keluar-masuk.

Kamiza dan Shimoza dalam budaya kerja di Jepang kerap diterapkan pada pertemuan bisnis, pertemuan dengan klien, presentasi, dan acara sosial atau makan malam (nomikai). Tempat duduk yang paling dekat dengan tuan rumah atau tempat utama biasanya dianggap sebagai Kamiza. Pemahaman tentang Kamiza dan Shimoza menunjukkan pentingnya etiket dan hierarki dalam budaya Jepang. 

Anda bisa belajar dengan memperhatikan tempat duduk dalam berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ketika berada di dalam mobil, lift, atau ruangan. Ketika berada dalam satu ruangan, posisi shimoza berada di dekat pintu, sementara posisi kamiza berada di bagian dalam ruangan. Posisi utama dipersilakan untuk duduk di sofa jika tersedia. Saat berada dalam mobil, kamiza duduk di samping pengemudi (jok depan) apabila senior Anda yang bertugas mengemudikan kendaraan. Lain halnya ketika naik taksi, posisi kamiza berada di bagian belakang pengemudi (dekat jendela).

Bagi sebagian orang asing, mungkin hal ini akan sulit dan merepotkan, namun sebaiknya Anda bisa menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di Jepang. Pemahaman ini akan membantu Anda untuk menaati tata krama, serta mampu menghormati hubungan sosial maupun lingkungan profesional.

Buatlah Janji Sebelum Berkunjung 


Ketika melakukan kunjungan bisnis ke tempat klien, sebaiknya buatlah janji bertemu atau mengajukan permohonan resmi terlebih dahulu, paling tidak sekitar seminggu sebelum kunjungan. Hubungi klien Anda melalui telepon atau email. Jelaskan maksud kedatangan Anda dengan mencantumkan nama, keperluan, dan durasi perkiraan yang dibutuhkan, kemudian tanyakan ketersediaan waktu mereka. Prioritaskan jadwal klien Anda untuk menentukan waktu terbaik untuk melakukan pertemuan. 

Partisipasi dalam Acara Internal 


Acara internal kantor seperti perayaan akhir tahun dan tahun baru, acara perpisahan, atau acara penyambutan anggota baru, memang tidak secara langsung berkaitan dengan pekerjaan, namun dianggap sebagai acara penting bagi karyawan untuk saling mengenal satu sama lain.

Meskipun Anda kurang merasa nyaman, cobalah untuk tetap berpartisipasi. Namun sebaliknya, meskipun Anda sudah berbaur dengan baik dalam lingkungan kantor yang bersahabat, penting untuk tetap menjaga sikap dan kesadaran untuk memperhatikan orang-orang di sekitar Anda, bahkan dalam suasana yang santai.

Karakteristik Cara Kerja Orang Jepang


Etiket yang berlaku dalam business manner bisa bermacam-macam, tapi pada dasarnya etiket tersebut mengekspresikan sikap peduli terhadap orang lain di sekitar kita. Kami akan menjelaskan karakteristik cara bekerja orang Jepang yang mungkin bisa Anda jadikan contoh untuk diterapkan.

Anda diharapkan untuk Bekerja Sama, Bukan Kerja Individual

Di negara lain, pencapaian individu lebih diutamakan dibandingkan kelompok. Di Jepang, kerja sama tim cenderung lebih dikedepankan dibandingkan individu.

Selai bertanggung jawab dengan tugas masing-masing, Anda perlu menyadari kepentingan tim dan bertindak dengan mempertimbangkan orang-orang di sekitar Anda. Menjaga keharmonisan antar anggota merupakan salah satu etika bisnis di perusahaan Jepang. 

Hargai Proses Selama Persiapan

Perusahaan Jepang memiliki karakteristik yakni panjangnya waktu yang dipakai untuk melakukan persiapan. Proses persiapan dilakukan dengan seksama dan mendetail. Berbeda dari kebanyakan perusahaan asing yang lebih memprioritaskan hasil akhir. Tentu saja perusahaan Jepang juga menuntut hasil, namun mereka yakin bahwa hasil yang baik diperoleh melalui keberhasilan yang dicapai sehari-hari. 

Setelah target ditetapkan, sudah menjadi praktik umum di perusahaan Jepang untuk mempersiapkan diri secara menyeluruh, menyusun rencana, dan mendapatkan kepastian sebelum mengambil tindakan. Keputusan sering kali diambil setelah mendapatkan persetujuan dari semua pihak yang terlibat. Oleh karena itu diperlukan waktu persiapan yang lebih lama untuk menjalankan tugas tersebut. 

Ungkapkan Pendapat Secara Halus dan Non-Konfrontasi

Orang Jepang punya cara khas dalam berkomunikasi. Mereka cenderung menyampaikan sesuatu dengan bahasa yang tidak langsung (曖昧/aimai) agar tidak menyakiti perasaan lawan bicara.

Sama halnya ketika berada dalam lingkungan kerja. Etika bisnis di Jepang memiliki konsep untuk menghindari pertikaian saat berpendapat dengan menggunakan ungkapan yang halus, terutama saat mengungkapkan penolakan atau ketika mengkritik orang lain. Perilaku ini mungkin terkesan berbelit-belit dan membingungkan bagi orang asing yang terbiasa berkata langsung ke pokok permasalahan. 

Namun perlu diingat, bahwa ungkapan samar atau ambigu seperti ini tidak hanya berlaku dalam situasi bisnis, karena merupakan salah satu perilaku orang Jepang secara umum untuk menjaga hubungan yang baik. 

HIndari ungkapan yang terlalu to the point dan coba gunakan bahasa yang tidak menimbulkan konfrontasi. Pahami juga gaya dan budaya kerja di Jepang melalui artikel “Yuk, Pelajari Aturan & Budaya Kerja di Perusahaan Jepang!”.

Penutup


Etika dan tata krama bisnis tidak hanya berlaku di Jepang. Setiap negara memiliki aturan dan budaya kerjanya masing-masing. Jika Anda berniat untuk kerja di negara tertentu, Anda wajib memahami, belajar, dan mematuhi aturan sosial yang berlaku. 

Ada beberapa business manner yang hanya berlaku di Jepang, seperti ojigi, dan membungkukkan badan. Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa aturan-aturan tersebut terlalu terpaku dengan hal-hal kecil. Anda tidak harus menerima 100% dan menjalankan seluruh aturan tersebut secara sempurna. Anda tidak harus menyukainya, tapi paling tidak bisa menerima perbedaan negara lain. 

Menguasai pemahaman tata krama di lingkungan bisnis akan memudahkan kelancaran komunikasi dan membangun profesionalisme karir di Jepang. Anda bisa memberikan kesan yang baik dengan menerapkan etika tersebut. Cara terbaik untuk mempelajarinya adalah dengan mengikuti teladan yang diperlihatkan atasan atau senior Anda. 

Temukan Karir di Jepang bersama WeXpats


WeXpats mengelola layanan bagi warga negara asing yang ingin bekerja di Jepang. Tersedia berbagai jenis pekerjaan dari banyak bidang industri termasuk agrikultur. Terdapat 2 jenis layanan di WeXpats - WeXpats Agent untuk lowongan penuh waktu, dan Wexptas Jobs untuk pekerjaan paruh waktu.

Anda Sedang Cari Posisi Pekerjaan Penuh Waktu? Serahkan kepada WeXpats Agent!

WeXpats Agent adalah layanan pendukung khusus menangani tenaga kerja asing yang berdomisili di Jepang. 

Agen rekrutmen Jepang ini adalah jasa yang menyediakan konsultan karir akan membantu mengarahkan Anda menemukan pekerjaan secara cuma-cuma. Selain memperkenalkan posisi yang tersedia, kami juga menyediakan dukungan untuk membantu Anda membuat resume dalam bahasa Jepang dan berlatih untuk wawancara. Khawatir cari kerja di Jepang? Kami ada untuk Anda.

Fitur WeXpats Agent

  1. Kami memiliki banyak lowongan karir yang cocok untuk warga negara asing, seperti penerjemahan lisan dan tertulis yang membutuhkan keterampilan bahasa, hingga jenis pekerjaan yang tidak membutuhkan kemampuan bahasa Jepang, seperti tenaga teknis. 

  2. Penasihat karir kami mendukung dan membantu Anda mempersiapkan resume dan berlatih wawancara kerja. Kami mempromosikan secara jelas keahlian pelamar kepada calon perusahaan yang akan merekrut Anda.

  3. Kami membantu komunikasi dengan pihak perusahaan atas nama Anda, seperti mengatur jadwal wawancara dan negosiasi persyaratan kerja. Sehingga dapat mengurangi beban pikiran dan menghemat waktu Anda.

Sudah Menemukan Kerjaan Paruh Waktu? Telusuri WeXpats Jobs!


WeXpats Jobs merupakan situs khusus lowongan paruh waktu bagi tenaga kerja asing yang tinggal di Jepang. Anda dapat mencari pekerjaan dalam 11 pilihan bahasa (Indonesia, Inggris, Vietnam, Korea, Mandarin Tradisional, Mandarin Sederhana, Burma, Tagalog, Spanyol, Portugis), termasuk bahasa Jepang. Temukanlah pekerjaan yang tepat sesuai dengan spesifikasi level bahasa Jepang, bidang kerja, lokasi, dan sebagainya. 

※ Anda bisa mendaftar dari luar Jepang, namun pelamaran kerja hanya berlaku untuk WNA yang berdomisili di Jepang.

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Bekerja di Jepang/ Mengetahui budaya bekerja di jepang (peraturan, gaji, karir)/ Pentingnya Etika Bisnis dalam Budaya Kerja di Jepang. Apa Saja Etos Kerja Orang Jepang yang Bisa Ditiru?

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie