Memasuki dunia kerja memiliki tantangan tersendiri, baik terkait gaji maupun tantangan. Oleh karenanya, bekerja di luar negeri menjadi impian bagi orang-orang tertentu. Jepang merupakan salah satu negara yang banyak diminati. Supaya tidak salah langkah saat melamar pekerjaan ke sana, simak proses rekrutmennya dan bagaimana wawancara Bahasa Jepang dalam artikel ini.
Secara garis besar, tahapan rekrutmen karyawan di Jepang sama dengan di beberapa negara lain. Mulai dari menyerahkan berkas, screening dokumen oleh perusahaan, hingga tanda tangan kontrak. Hanya saja perlu diperhatikan syarat-syarat khusus, contohnya bahasa dan keahlian di bidang tertentu, serta saat wawancara Bahasa Jepang. Ada etika yang harus diketahui sehingga seluruh proses berjalan mulus hingga diterima.
Daftar Isi
Etika yang Harus dan Tidak Boleh Dilakukan
Persiapan Menjelang Waktu Wawancara
Contoh Ungkapan-Ungkapan Saat Wawancara Bahasa Jepang
Tahapan Lain Saat Melamar Kerja
Etika yang Harus dan Tidak Boleh Dilakukan
Jepang terkenal dengan nilai tata kramanya yang baik. Maka, perlu hati-hati dalam bersikap saat wawancara Bahasa Jepang, apalagi langsung dengan orang Jepangnya. Hal pertama dan yang paling utama untuk diperhatikan adalah waktu wawancara. Jangan datang terlambat ataupun terlalu cepat, setidaknya buat jeda 10-15 menit sebelum sesi yang dijanjikan. Alasannya tentu saja karena orang Jepang tidak suka dengan keterlambatan dan juga sesuatu yang di luar waktu kesepakatan.
Kalau sudah waktunya dipanggil, ketuk pintu tiga kali lalu masuk. Tutup pintu tanpa menimbulkan suara sambil membalikkan badan, jangan menatap ke depan ke arah pewawancara karena tidak sopan. Ucapkan “shitsurei itashimasu” (permisi) lalu membungkuklah. Orang Jepang tidak terbiasa untuk berjabat tangan, jadi jangan sodorkan tangan kecuali mereka yang memulainya.
Ketika si pewawancara mengucapkan “osuwari kudasai”, artinya sudah dipersilahkan duduk. Posisi duduk harus tegak, tangan berada di pangkuan, dan tidak bersandar. Mulailah memperkenalkan diri sendiri. Gunakan pilihan kata-kata yang sopan, akan lebih baik kalau resmi dalam nuansa bisnis. Hindari memanjangkan akhir kalimat, bertele-tele, dan menambahkan partikel. Satu lagi, suara tidak boleh berbisik atau terlalu lantang.
Ucapkan “terima kasih” di akhir wawancara dan membungkuklah saat masih dalam posisi duduk. Ketika berdiri, jangan lupa merapikan posisi kursi serta membungkuk kembali. Lalu, katakan “permisi” sebelum meninggalkan ruangan dan tutup pintu perlahan. Kalau harus menyerahkan dokumen, berikan dengan tangan dua. Begitupun saat menerima kartu nama atau lainnya, ambillah dengan tangan dua sebagai bentuk menghargai.
Artikel Pilihan
Persiapan Menjelang Waktu Wawancara
Bersikap saat wawancara Bahasa Jepang sebenarnya tidak sulit. Hal-hal di atas pada dasarnya adalah kesopanan standar di setiap sesi wawancara di manapun. Hanya saja orang Jepang lebih sensitif dengan perilaku yang detail. Untuk mendukung keberhasilan proses wawancara, pastikan sudah mempersiapkan ini semua:
1. Kemampuan Bahasa dan Wawasan Jepang
Kemampuan bahasa yang baik sudah menjadi keharusan. Saat dipanggil untuk wawancara Bahasa Jepang, artinya harus mampu berkomunikasi dengan bahasa tersebut. Tidak perlu terlalu fasih menyerupai orang Jepang. Namun setidaknya bisa dipahami, tidak terbata-bata, dan menguasai banyak kosa kata, khususnya kata-kata sopan dan berkaitan dengan konteks posisi yang dilamar.
Akan menjadi nilai tambah kalau seseorang memiliki wawasan yang luas terkait Jepang, pekerjaan yang akan dilakukan, serta informasi perusahaan. Ini menunjukkan bahwa seseorang benar-benar berminat untuk kerja di Jepang dan di perusahaan tersebut. Maka dari itu, jangan malas mencari informasi sebanyak-banyaknya.
2. Resume
Beberapa sesi wawancara meminta si pelamar membawa CV-nya. Meski sudah mengirimkan lewat e-mail atau pos, tak ada salahnya memenuhi persyaratan ini. Siapkan resume sesuai format CV pelamar kerja Jepang. Jangan merubah data yang dikirim sebelumnya dengan CV yang akan diberikan langsung. Ini akan menjadi pertanyaan ketika pihak perusahaan mencocokannya.
3. Waktu
Pastikan waktu wawancara Bahasa Jepang tidak bersamaan dengan agenda lainnya. Sebaiknya jadikan hari tersebut khusus untuk sesi wawancara. Kalau memang ada acara lain buat jeda yang cukup panjang agar selama sesi tidak gelisah atau terkesan buru-buru. Ini tentu saja tidak nyaman, baik bagi si pelamar maupun si pewawancara. Atur waktu senyaman mungkin agar tidak mengganggu panggilan wawancara ini.
4. Pakaian
Pakaian menjadi kesan pertama seseorang, maka rencanakan apa yang akan dikenakan. Saat ini tidak semua perusahaan mengharuskan office look. Beberapa perusahaan ada yang memperbolehkan karyawannya berpenampilan casual. Cocokkan apa yang akan dipakai dengan kultur perusahaan tersebut. Tidak perlu mahal dan bermerek, namun yang terpenting adalah bersih, wangi, rapi, dan sesuai.
Contoh Ungkapan-Ungkapan Saat Wawancara Bahasa Jepang
Di bawah ini adalah beberapa ungkapan atau pertanyaan yang sering diajukan saat wawancara Bahasa Jepang. Perhatikan dengan seksama makna dan konteksnya supaya tak salah jawab. Ingat, wawancara adalah komunikasi dua arah, jadi harus fokus mendengarkan dan pikirannya tidak boleh ke mana-mana.
1. Anata ga dare dearu ka o oshiete kudasai!
Ungkapan ini biasanya ada di awal wawancara karena artinya adalah “ceritakan siapa diri Anda?”. Berikan jawaban yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan, pengalaman kerja kalau ada, serta aktivitas lainnya, seperti organisasi yang pernah diikuti dan apa perannya di sana, prestasi yang berhubungan dengan posisi dilamar, dan sebagainya.
2. Naze anata wa kono kaisha de hatarakitaidesu ka?
Pertanyaan ini bertujuan untuk mengetahui alasan seseorang melamar karena artinya adalah “mengapa Anda mau bekerja di perusahaan ini?”. Hubungkan kemampuan yang dimiliki dengan latar belakang perusahaan tersebut dan posisi yang dituju. Jelaskan dari kemampuan tersebut kontribusi terbaik apa yang bisa diberikan. Yakinkan kalau kandidat terbaik ada di depan mata mereka saat itu.
3. Anata no shigoto de no keiken ni tsuite oshietekudasai.
Kalau si pewawancara mengungkapkan ini, maka ada kemungkinan mereka mulai tertarik. Arti dari ungkapan ini adalah “ceritakan pengalaman kerja Anda”. Inilah saatnya untuk menjelaskan lebih detail apa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Jangan lupa, hubungkan hal-hal tersebut dengan kebutuhan perusahaan yang saat ini sedang dilamar. Namun ingat, tetap rendah hati dan jangan terlihat sombong.
4. Nan o kongo 5-nenkan de tassei shitaidesu ka?
Arti pertanyaan ini kurang lebih, “apa yang akan Anda lakukan di 5 tahun mendatang?”. Sebenarnya pertanyaan seperti ini fleksibel, bisa setahun ke depan, tiga, atau lima tahun. Ungkapkan saja apa yang ingin dicapai di masa depan, namun jangan terkesan memanfaatkan perusahaan apalagi merugikan. Si pewawancara hanya ingin tahu seberapa terencana dan sistematis pola pikir, serta open-minded orang yang ada di hadapannya.
Tahapan Lain Saat Melamar Kerja
Sesi wawancara Bahasa Jepang hanyalah satu dari sekian proses yang harus dilewati. Ada tahapan-tahapan lainnya sebelum seseorang dinyatakan diterima, yakni sebagai berikut:
1. Tes Tertulis (Hikki Shiken)
Bagi perusahaan Jepang yang sudah go international akan membedakan materi tes untuk orang asing dan orang Jepang asli. Namun tak sedikit juga yang menyamaratakan soalnya. Materi-materi yang akan dites adalah matematika, pengetahuan aksara kanji, serta psikologi. Tak perlu khawatir soalnya akan susah, sebab ternyata banyak juga orang-orang asing yang lolos melewatinya.
2. Wawancara HRD (Niji Mensetsu)
Sebenarnya ini adalah tahap wawancara kedua dan lebih mendalam. Untuk wawancara tahap pertama, pertanyaan-pertanyaannya seputar latar belakang pendidikan, hobi, dan pengalaman kerja. Saat niji mensetsu, calon pekerja akan ditanya keseriusannya untuk bekerja di perusahaan tersebut, rencana hidup di Jepang, dan mulai membicarakan gaji, tunjangan, dan keuntungan lainnya yang akan didapat jika diterima.
3. Wawancara Akhir (Saishuu Mensetsu)
Inilah tahapan yang menentukan seseorang diterima kerja atau tidak. Wawancara akan dilakukan bersama 3-5 orang dari bagian yang dilamar. Pertanyaannya akan dimulai seputar latar belakang diri, pengalaman kerja, dan keseriusan niat bekerja di perusahaan tersebut. Meski durasinya kurang lebih satu jam, isi wawancara ini adalah meyakinkan pihak perusahaan kalau telah memilih kandidat yang tepat.
4. Pernyataan Diterima Kerja (Naitei)
Pengumuman seseorang diterima kerja disebut “naitei”. Seseorang akan menerima surat bertuliskan “Naitei Tsuchiyo” (Surat Keterangan Penerimaan). Pengumuman biasanya disampaikan tujuh hari setelah saishuu mensetsu, baik melalui email atau pos. Dalam surat itu disebutkan waktu tanda tangan kontrak, dokumen yang harus dilengkapi, dan hal-hal lainnya untuk dilakukan.
Cukup singkat proses melamar kerja di Jepang, mulai dari penyerahan CV hingga wawancara Bahasa Jepang. Meski beberapa perusahaan prosesnya memakan waktu lama, jika dijalani dengan sabar maka akan berbuah hasil yang memuaskan. Jangan bersedih kalau tak kunjung diundang wawancara. Terus semangat mencari lowongan lainnya karena bisa jadi ada tawaran yang lebih pas dan menarik selain di perusahaan sebelumnya.
Baca juga: Berminat Kerja di Jepang? Yuk, Tulis Dulu CV Kamu Dalam Bahasa Jepang!