Giri, Konsep Kewajiban dalam Kehidupan Masyarakat Jepang

WeXpats
2020/11/12

Moral adalah sesuatu yang sangat penting dalam tingkah laku manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Konsep moral pada diri seseorang menggambarkan kualitas diri dalam melakukan aktivitas apapun. Sama halnya di Jepang, masyarakat mengenal konsep giri yang merujuk pada moral dan emosi. Konsep ini bukan sesuatu yang mudah untuk diterjemahkan maupun dijelaskan.

Daftar Isi

Apa Itu Giri dalam Konsep Kehidupan Masyarakat Jepang?

Dilihat dari Aspeknya

Kehadirannya dalam Dunia Bisnis

Contohnya dalam Budaya Populer

Apa Itu Giri dalam Konsep Kehidupan Masyarakat Jepang?

Tidak ada kata yang bisa menggambarkan atau menjelaskan mengenai konsep kewajiban moral yang ada pada setiap budaya di dunia. Bahkan menurut beberapa pemikir dunia mengatakan bahwa konsep giri adalah konsep yang cukup aneh namun unik untuk dikaji. Terlepas dari perubahan sektor kehidupan dan pemikiran masyarakat Jepang, konsep ini masih banyak dijumpai.

Pola perilaku sosial dalam masyarakat Jepang pada umumnya hingga kini masih diatur oleh konsep ini. Konsep ini bahkan diterima sebagai bagian penting dalam hubungan sosial masyarakat di Jepang dan banyak menginspirasi seniman. Beberapa kesenian yang terinspirasi dari konsep ini adalah penulis drama Chikamatsu Monzaemon, penulis drama Edo, Ningyo-joruri dan Kabuki.

Selain kesenian tradisional, konsep ini juga banyak menginspirasi industri perfilman di Jepang seperti pada sinetron dan film. Terbukti bahwa sinetron dan film yang diputar di bioskop dengan konsep tersebut mampu menguras air mata penontonnya. Dari sini, konsep giri mungkin sudah dapat terlihat pengertiannya meskipun masih sangat abstrak dan samar.

Lalu apa sebenarnya penjelasan yang tepat untuk menggambarkan konsep tersebut? Definisi umum dari giri dalam masyarakat Jepang dapat diartikan sebagai ‘tugas’ atau ‘kewajiban’ yang muncul dari interaksi sosial di masyarakat. Konsep ini memang cukup sulit dipahami untuk orang asing, namun dapat dilihat dari beberapa contoh kasus tertentu.

Misalkan saja pada kasus seorang (A) yang menelpon kedai kopi di kelola oleh B. A meminta sejumlah uang untuk biaya festival yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat di lingkungan tersebut. Karena B giri, ia memberikan uang tersebut meskipun dalam hati ia tidak ingin memberikannya, ini menunjukkan kewajibannya sebagai warga yang taat.

Konsep ini sangat dinamis dan kompleks tergantung dari kasus yang dihadapi bahkan bisa tumpang tindih. Faktanya, konsep ini dapat muncul karena sikap keras kepala seseorang, pertimbangan-pertimbangan orang lain, hutang moral dan kewajiban masyarakat.

Dilihat dari Aspeknya

Dalam konsep ini, tidak ada permintaan eksplisit dari pihak tertentu dengan pihak lain untuk melakukan sesuatu sesuai kewajiban atau tidak. Sebagian besar konsep atau pemikiran ini hanya untuk pihak yang berkewajiban untuk bertindak lebih dulu untuk meminta bantuan tertentu. 

Namun, karena perilaku ini bukan hasil kesepakatan antara pihak terdampak, akan muncul keraguan akan apa yang dilakukan, sudah cukup atau belum. Keraguan ini justru akan menimbulkan perasaan frustasi dan membebani pikiran pelakunya. Oleh karena itu, tindakan giri bersifat subjektif dan akan sangat tergantung dengan sensitivitas pihak yang terlibat.

Situasi hukum dan moralitas tidak mengabaikan pendapat pribadi dan juga tidak ada pemisah yang jelas antara keduanya. Perlu dipertimbangkan bagaimana konsep ini berdampak pada aturan sosial dan hukum dalam masyarakat yang dianggap sebagai hambatan dalam konsep ini. meskipun begitu, hambatan ini dapat dibenarkan dalam keadan dan kondisi tertentu.

Hubungan manusia dibawah konsep ini memang lebih spesifik, misal untuk mengatur perilakunya, mereka lebih memilih aturan yang lebih fleksibel. Misal dalam penyelesaian sengketa oleh dua orang berselisih pendapat. Mereka akan mengadopsi pendekatan pemegang konsesi damai dan fleksibel. Kehadiran konsep ini mungkin tidak sesuai dengan aturan dan menghambat penyelesaian sengketa secara hukum.

Dalam menangani sengketa di bawah konsep giri, pihak yang terlibat akan berupaya menyetujui daripada memaksakan kesepakatan. Hal ini tentu saja menyebabkan kesenjangan antara ekspektasi kode hukum dan kenyataan sehari-hari yang diakibatkan banyaknya kompromi berdasarkan pertimbangan hubungan antar manusia. Dalam sengketa Jepang, terdapat penekanan pada mentalitas seperti ‘ketulusan’ daripada ‘hak’ dalam arti hukum.

Kehadirannya dalam Dunia Bisnis

Selain dalam kehidupan masyarakat Jepang secara umum, konsep ini juga sangat kental dalam dunia bisnis di Jepang. Bagi masyarakat asing, konsep ini mungkin adalah hal yang baru dan cukup aneh untuk dijalankan dalam bisnis. Pada orang-orang Barat misalnya, konsep ini dapat dilihat sebagai sesuatu yang sangat tidak rasional dan aneh.

Konsep ini tentu saja dianggap sangat bertentangan dengan konsep bisnis yang dimiliki oleh orang Barat dimana seseorang ingin mengembangkan pribadinya. Bisnis di Jepang bukan untuk mengejar keuntungan individu semata, tapi lebih mengutamakan mendukung dan menghormati hubungan antar manusia. Ini mengarah kepada hubungan yang harmonis antara pekerja yang ada dalam suatu perusahaan.

Hal ini bukan hal yang baru mengingat Jepang sangat mengedepankan kepentingan kelompok dalam berbisnis. Dengan konsep ini dapat diketahui kunci sukses bisnis di Jepang melalui dukungan penuh antar manusia dalam lingkungan bisnis. Maka dari itu, sangat jarang ditemui persaingan dan ketidakpercayaan terhadap orang-orang sezaman dalam bisnis di Jepang karena mereka saling mendukung.

Contohnya dalam Budaya Populer

Konsep giri tidak hanya ada dalam budaya-budaya tradisional masyarakat Jepang saja. Dalam kehidupan modern dimana ide-ide makin berkembang di Jepang, konsep ini masih tetap dipertahankan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, konsep ini banyak menginspirasi seniman Jepang untuk menciptakan kesenian bernafaskan konsep yang sama. Berikut beberapa contoh konsep ini dalam budaya populer.

1. Dalam Film The Yakuza

Konsep kewajiban moral dalam masyarakat Jepang banyak tertuang dalam serial TV yang tujuannya untuk memperkenalkan konsep tersebut ke masyarakat luas. Salah satu film yang terinspirasi dari konsep tersebut adalah The Yakuza yang tayang pada tahun 1975. Film ini banyak menyajikan adegan dimana tokohnya berada di bawah konsep tersebut.

Tokoh utama Tanaka Ken berhutang pada Harry Kilmer, sebuah hutang yang tidak akan pernah bisa dilunasi. Utang ini berupa jasanya menyelamatkan saudara perempuannya beserta istrinya selama pendudukan pasca perang di Jepang. Film ini menggambarkan ‘kewajiban moral’ bagi orang Barat sebagai beban yang paling sulit ditanggung.

2. Dalam Animasi The Transformer

Serial animasi The Transformer yang berlatarkan di Jepang ini juga menampilkan konsep kewajiban moralitas. Autobot Kup menggambarkan beban kepemimpinan yang dihadapi Rodimus Prime yang sangat enggan menjadi seorang pemimpin. Adegan ini dapat dilihat pada episode The Burden Hardest to Bear.

3. Dalam Trilogi Sprawl

Selanjutnya ada Trilogi Sprawl semi-distopia yang diperankan oleh William Gibson juga menampilkan adegan dengan konsep ini. Loyalitas terhadap perusahaan atau dalam hal ini entitas perusahaan besar internasional yang dilakukan secara ekstrim. Setiap karyawan dibedah dan dilakukan penanaman perangkat pemantauan untuk melihat loyalitas karyawan(*).

Itulah pembahasan mengenai konsep kewajiban moralitas yang menjadi pembahasan kali ini. Konsep giri yang erat kaitannya dengan kewajiban moral masyarakat Jepang ini menggambarkan loyalitas masyarakat Jepang. Mereka sangat menghargai hubungan sesama manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Hal yang Dilarang Dalam Budaya Jepang. Hati-Hati Agar Tidak Mempermalukan Diri Sendiri

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Kehidupan orang Jepang/ Giri, Konsep Kewajiban dalam Kehidupan Masyarakat Jepang

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie