Teh merupakan salah satu minuman sehat yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Dari sekian banyak jenis teh, ocha atau teh khas Jepang merupakan salah satu yang banyak diminati oleh masyarakat. Selain rasanya yang lezat, teh ini memiliki deretan manfaat bagi tubuh manusia.
Jika masyarakat Indonesia hanya menikmati ocha ketika makan di restoran Jepang, beda halnya dengan masyarakat Jepang. Layaknya air putih, masyarakat Jepang terbiasa mengkonsumsi teh ini dalam kesehariannya mulai dari sarapan hingga makan malam.
Daftar Isi
Apa itu Ocha?
Sebagian besar orang mengenal ocha sebagai teh hijau khas Jepang. Padahal kata tersebut dalam bahasa Jepang memiliki makna teh. Namun, karena masyarakat Jepang umumnya meminum teh hijau, maka orang menyebutnya dengan istilah tersebut.
Ocha sendiri di Jepang terdiri dari berbagai varian, mulai dari sencha, matcha hingga teh hojicha. Setiap the memiliki rasa yang berbeda-beda karena diproses dan diseduh secara berbeda-beda. Selain itu, teknik penanamannya pun berbeda sehingga akan berefek pada rasa teh.
Proses pembuatan ocha pun berbeda dibandingkan dengan teh lainnya. Setelah dipetik, teh ini tidak bisa langsung diseduh melainkan harus melalui proses tertentu hingga menghasilkan warna hingga aroma yang khas. Jadi, proses petik hingga siap diminum akan membutuhkan waktu sekitar 6 jam.
Artikel Pilihan
Sejarah Ocha di Jepang
Ocha merupakan sebuah teh hijau tradisional khas Jepang yang sudah hadir sejak abad ke-13 atau sejak 800 tahun yang lalu. Semula, bibit teh ini dibawa oleh seorang pendeta bernama Eisai yang kemudian ditanam di sebuah taman teh di Kyoto.
Sejak saat itu, teh hijau ini mulai dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Namun, teh tersebut lebih banyak digunakan sebagai obat dan upacara keagamaan dibandingkan untuk minuman. Kebudayaan ini mulai berubah pada abad ke 15 dan 16, dimana teh hijau mulai dikonsumsi oleh kalangan samurai dan terpelajar.
Lambat laun, budaya meminum teh ini semakin populer dan mulai dikenalkan kepada masyarakat umum. Pada abad ke 17 dan 18, keberadaan ocha semakin popular dan membuat hampir pelosok Jepang mengenal teh hijau ini. Hingga kini, teh menjadi salah satu bagian dari gaya hidup masyarakat Jepang dari seluruh kalangan.
Variasi Teh di Jepang
Sebagian besar masyarakat Indonesia hanya mengenal satu jenis teh khas Jepang, yaitu teh hijau. Padahal di Jepang, terdapat banyak jenis teh yang rasanya tidak kalah lezat dan juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Bagi yang belum tahu, berikut adalah beberapa jenis teh yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Jepang:
1. Sencha
Diantara semua jenis teh yang ada, teh hijau atau yang dikenal dengan sencha merupakan salah satu jenis yang paling terkenal. Teh hijau ini adalah teh yang dibuat dari daun yang dipetik kemudian dipanaskan dan diproses. Hal ini untuk menghindari fermentasi pada teh yang dapat membuat rasa dari teh tersebut berbeda.
Untuk bisa mendapatkan rasa sencha yang terbaik, panaskan air hingga 70-80 derajat celcius. Selanjutnya tuangkan air tersebut ke dalam cangkir atau gelas dan biarkan hingga agak dingin. Sambil menunggu air dingin, takar dan raciklah daun teh untuk dicampur bersama. Perlu diketahui bahwa 0.6 gram sencha kering membutuhkan 30 ml air panas.
2. Matcha
Teh lain yang juga banyak dikenal dan mudah ditemukan di berbagai negara dunia adalah matcha. Berbeda dengan sencha, teh ini berbentuk bubuk dan tidak ada yang dijual dalam bentuk kantung teh. Daun teh matcha yang sudah dipanen akan dipanaskan dan kemudian dikeringkan. Nantinya, daun teh tersebut akan melebur menjadi bubuk matcha.
Dari segi rasa, teh ini memiliki rasa dan aroma yang khas. Jika dibandingkan dengan sencha, teh ini memiliki rasa yang lebih kuat dan berasa. Dari segi kesehatan, teh matcha dapat membantu orang yang sedang diet. Karena dengan mengkonsumsi teh ini secara rutin, orang akan lebih mudah terasa kenyang sehingga mengurangi rasa ingin makan.
3. Hojicha
Salah satu teh hijau yang dikenal memiliki aroma yang kuat adalah hojicha. Dibandingkan dengan dua teh hijau lainnya, rasa dari teh hojicha tergolong lebih lembut dan tidak meninggalkan rasa pahit di mulut. Selain itu, kandungan kafein pada teh ini tergolong paling rendah sehingga aman dikonsumsi oleh anak-anak.
Hal lain yang membedakan Hojicha dengan teh hijau lainnya adalah proses pengeringannya. Ketika membuat hojicha, daun teh dipanggang dalam pot di atas arang sehingga membuat warnanya berubah menjadi coklat. Hal inilah yang membuat teh hojicha berwarna coklat juga ketika diseduh.
4. Genmaicha
Genmaicha merupakan teh hijau khas Jepang yang dikombinasikan dengan beras merah bakar. Teh ini juga dikenal dengan popcorn tea karena saat proses pembuatannya menimbulkan bunyi seperti saat membuat popcorn. Secara rasa, teh ini terasa ringan dan segar meskipun terdapat aroma nasi bakar.
Sebelum banyak dikenal oleh masyarakat Jepang, teh ini banyak digunakan sebagai obat. Hal ini dikarenakan, teh genmica dipercaya mampu mengurangi gangguan kesehatan seperti diabetes dan kolesterol. Selain itu ekstrak dalam genmaicha dipercaya mampu meningkatkan metabolisme tubuh.
Tradisi Upacara Minum Teh di Jepang
Upacara minum teh di Jepang telah menjadi bagian penting dalam budaya Jepang hingga saat ini. Ini adalah budaya turun temurun yang telah dilakukan masyarakat Jepang sejak sebelum zaman edo. Kegiatan yang dikenal dengan nama Chado atau Chanoyu ini merupakan ritual tradisional Jepang dalam menyiapkan teh dengan cara khusus.
Meskipun terdengar sederhana, namun upacara tersebut tidak hanya sekedar menuangkan air panas lalu disajikan. Namun, upacara tersebut mengandung unsur seni hidup dan penuh makna. Oleh karena itu, tidak semua orang bisa menyiapkan teh tersebut melainkan orang khusus yang mendalami seni upacara teh.
Pada umumnya, teh yang digunakan untuk upacara minum teh adalah bubuk matcha. Namun ada pula yang menggunakan teh sencha sebagai gantinya. Untuk lokasi pengadaannya biasanya dilakukan di rumah namun juga ada beberapa lokasi khusus seperti special tea room dan tea house.
Upacara minum teh ini akan dimulai dengan proses persiapan dan pembersihan alat yang akan digunakan. Selanjutnya, chanoyu akan menyiapkan teh sekaligus memberikan cangkir kepada para tamu yang hadir. Pada umumnya, tamu pria akan diberikan cangkir dengan desain polos sedangkan para wanita akan diberi cangkir bermotif bunga.
Selanjutnya, para tamu akan meletakkan cangkirnya di tangan kirinya, sedangkan tangan kanan digunakan untuk memutar cangkir 180 derajat. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan gambar bunga di bagian depan. Ini merupakan salah satu untuk menunjukkan kepada tuan rumah bahwa mereka menikmati sajian yang telah diberikan.
Saat ini teh telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jepang. Mereka mengkonsumsi ocha layaknya air putih karena memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Selain itu, aroma dan rasanya yang lezat membuat teh hijau menjadi favorit masyarakat Jepang maupun masyarakat luas.
Baca juga: Monjayaki, Dadar Sayuran Unik yang Sayang untuk Dilewatkan