Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal dengan perkembangan alat transportasi modern yang menakjubkan. Meskipun demikian, alat transportasi tradisional seperti rickshaw atau jinrikisha tidak dilupakan. Alat transportasi ini mungkin sudah tidak ditemukan di jalan-jalan selayaknya puluhan tahun silam, tetapi di sudut-sudut spot wisata jinrikisha masih tetap setia mengangkut penumpang.
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, semakin canggih pula alat transportasi. Jika dahulu orang menggunakan kereta kuda atau sepeda untuk bepergian, kini kendaraan bermotor dan kereta menggantikannya. Dampak perkembangan kendaraan ini membuat banyak kendaraan tradisional tidak lagi dilirik. Namun, di beberapa tempat, terutama di tempat wisata masih banyak ditemukan kendaraan tradisional seperti jinrikisha.
Daftar Isi
- Rickshaw ala Jepang atau Jinrikisha
- Sejarah Jinrikisha di Jepang
- Keistimewaan Rickshaw Jepang
- Tempat Paling Mudah untuk Menemukan Jinrikisha
Rickshaw ala Jepang atau Jinrikisha
Sekarang ini rickshaw atau jinrikisha sudah semakin sulit ditemukan karena itu tidak heran jika banyak yang tidak mengetahui apa sebenarnya kendaraan tradisional ini. Jinrikisha berasal dari jin yang artinya manusia, riki yang artinya kekuatan, dan sha yang berarti kendaraan. Secara harfiah alat transportasi ini memiliki arti kendaraan yang ditarik oleh tenaga manusia.
Pada dasarnya jinrikisha ini hampir serupa dengan becak yang berasal dari Indonesia. Hanya saja, jika becak memiliki tiga roda dan bergerak dengan dikayuh, jinrikisha hanya memiliki dua roda yang ditarik oleh manusia. Secara fisik, tampilan rickshaw ala Jepang mirip dengan becak tanpa bagian penutup dan roda tambahan serta pedal. Sebagai gantinya, di bagian depan terdapat dua kayu yang mirip pada gerobak dan berfungsi sebagai penarik.
Artikel Pilihan
Sejarah Jinrikisha di Jepang
Jinrikisha merupakan kendaraan yang cukup populer pada abad 19 atau pada zaman meiji. Pada masa itu alat transportasi belumlah sebanyak sekarang , sehingga kendaraan ini menjadi alternatif pilihan dalam bepergian. Kendaraan ini tidak serta merta muncul begitu saja. Adalah Izumi Yosuke, Takayama Kosuke, dan Suzuki Tokujiro yang disebut-sebut sebagai penemu dari jinrikisha.
Kendaraan ini sendiri diketahui diciptakan pada tahun 1868 yang terinspirasi dari kereta kuda atau kago. Pada tahun 1870, barulah pemerintah Tokyo pada saat itu memberikan izin untuk membuat jinrikisha secara massal. Dampaknya, pada tahun 1872, jinrikisha menjadi kendaraan umum di Jepang dengan jumlah lebih dari 40.000 buah.
Tidak seperti kendaraan lain pada umumnya, alat transportasi ini ditarik oleh manusia yang disebut shafu. Pada saat jinrikisha diperkenalkan, sebagian besar penarik kago dan juga mantan samurai berpindah pekerjaan menjadi shafu atau penarik jinrikisha.
Kepopuleran jinrikisha ini tidak hanya terjadi di Jepang saja, melainkan hingga ke negara-negara lain. Beberapa negara mengadopsi konsep kendaraan yang sama dengan rickshaw Jepang dan memodifikasinya sesuai budaya negara tersebut.
Sayangnya, kepopuleran jinrikisha mulai meredup semenjak kendaraan yang lebih modern seperti trem,dan mobil dikenalkan tahun 1930. Namun, kendaraan ini sempat kembali berjaya sejenak setelah perang dunia ke-2 berakhir. Hal ini dikarenakan kendaraan modern saat itu dan bahan bakarnya semakin langka dan sulit ditemukan.
Seiring berkembangnya zaman dan juga alat transportasi yang semakin modern, jinrikisha pun mulai terpinggirkan. Sekarang kendaraan ini hampir tidak bisa ditemukan di jalan-jalan biasa atau di tempat umum. Sebagai gantinya, jinrikisha bisa ditemukan di tempat-tempat wisata seperti Asakusa atau pun Kyoto.
Keistimewaan Rickshaw Jepang
Rickshaw memang telah menyebar ke seluruh dunia, tetapi kendaraan ini diketahui berasal dari Jepang. Namun, tidak seperti di negara lain, kini jinrikisha tidak lagi menjadi kendaraan umum yang bisa dinaiki kapan saja dan dimana saja. Alat transportasi yang ditarik manusia ini kini lebih sering ditemukan pada tempat-tempat wisata yang ada di Jepang.
Meskipun berasal dari kendaraan yang sama, rickshaw Jepang atau jinrikisha memiliki beberapa keistimewaan. Seperti yang diketahui, kendaraan ini tidak ditemukan di tempat-tempat umum, melainkan hanya di spot-spot wisata saja, itupun tidak semua tempat wisata. Hal ini membuat jinrikisha seperti kendaraan eksklusif yang hanya bisa dinaiki pada saat-saat tertentu saja dan tentunya membuat penumpang merasa istimewa.
Keeksklusifan kendaraan ini bukan satu-satunya daya tarik dari jinrikisha. shafu atau penarik kendaraan ini juga merupakan salah satu faktor yang membuat kendaraan ini semakin menarik. Penarik jinrikisha di masa kini memang sedikit berbeda karena sebagian besar merupakan mahasiswa yang bekerja paruh waktu dan juga berwajah tampan atau ikemen.
Namun demikian, profesi shafu ini sebenarnya tidak hanya terbatas pada pria saja. Di beberapa tempat jinrikisha juga ditarik oleh wanita berparas cantik dan juga kuat. Inilah salah satu hal yang membedakan jinrikisha dengan kendaraan lain yang serupa.
Tidak hanya bermodal tampang, para shafu ini juga memiliki pengetahuan yang luas, sehingga kerap berperan menjadi tour guide di tempat wisata tersebut. Jadi, wisatawan tidak perlu lagi untuk menyewa tour guide ketika mengunjungi tempat wisata di Jepang. Akibatnya, perjalanan pun semakin menyenangkan.
Tempat Paling Mudah untuk Menemukan Jinrikisha
Di Jepang jinrikisha memang tidak lagi mudah ditemukan. Tidak seperti seabad yang lalu, munculnya kendaraan yang lebih modern menggeser kepopuleran jinrikisha sebagai kendaraan umum. Namun, bukan berarti alat transportasi yang satu ini menghilang begitu saja. Di beberapa kota di Jepang, jinrikisha masih mudah ditemukan dan populer, terutama di kalangan wisatawan.
1. Kyoto
Kyoto merupakan salah satu kota kuno yang berada di Jepang. Maka dari itu, tidak heran jika jinrikisha mudah ditemukan di kota ini. Ada beberapa agensi atau stasiun jinrikisha yang menyediakan jasa sewa kendaraan ini. Dengan mengendarai jinrikisha di kota Kyoto, wisatawan bisa mengelilingi berbagai objek wisata di Kyoto, termasuk kuil Kiyomizu.
2. Asakusa
Asakusa merupakan salah satu distrik yang berada di Tokyo. Distrik ini dikenal sebagai salah satu tempat wisata yang tetap mempertahankan kondisi Tokyo di zaman Edo. Oleh karena itu, banyak bangunan yang memiliki desain seperti zaman dahulu. Tidak hanya itu saja, Asakusa juga memiliki kuil Sensoji yang terkenal dan menjadi ikon distrik ini.
Diantara banyak tempat wisata yang ada, Asakusa merupakan salah satu tempat dimana jinrikisha mudah ditemukan. Wisatawan bisa menemukan dan naik kendaraan ini untuk mengelilingi objek wisata di Asakusa. Dengan naik jinrikisha ini, wisatawan bisa melihat pemandangan secara lebih baik karena kendaraan ini memiliki ketinggian yang cukup mumpuni.
3. Kamakura
Seperti yang diketahui jinrikisha kerap ditemukan di kota-kota yang masih mempertahankan ketradisionalannya. Salah satu kota dimana jinrikisha mudah ditemukan adalah Kamakura. di kota ini jinrikisha biasanya bisa ditemukan di dekat kuil Enkakuji, Kuroganeno di sisi kuil Tsurugaoka Hachimangu, dan Sho-dori Iriguchi.
Biasanya wisatawan menyewa jinrikisha untuk mengelilingi beberapa objek wisata sejarah yang ada di Kamakura. Ada banyak keuntungan menyewa jinrikisha dibandingkan dengan berjalan kaki. Salah satunya wisatawan bisa menikmati pemandangan yang lebih indah.
Dari banyaknya alat transportasi tradisional yang ada, rickshaw Jepang merupakan salah satu yang hingga kini masih mempertahankan eksistensinya. Meskipun kini tidak lagi digunakan secara umum, tetapi kendaraan ini masih dicari, utamanya oleh wisatawan yang ingin merasakan pengalaman baru dalam menikmati pemandangan.
Baca juga: Jalan-Jalan Nostalgia dan Wisata Kuliner di Shinsekai, Osaka