Jepang memang populer menjadi salah satu negara dengan budaya kerja yang ketat. Para karyawan akan bekerja dengan totalitas dan berdedikasi tinggi untuk perusahaan. Konsep bekerja tatap muka lebih diutamakan dibandingkan dengan remote work karena perusahaan akan menilai karyawannya melalui etos kerja dan pengalaman.
Sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat perusahaan kesulitan menerapkan bekerja remote, seperti masih menggunakan sistem analog, tempat tinggal, keuangan dan lain sebagainya. Bekerja remote bahkan dianggap tidak sopan dan mengganggu privasi dari karyawan. Padahal kerja jarak jauh memiliki keuntungan yang bisa memberikan lingkungan kerja yang lebih baik.
Supaya lebih memahami tentang konsep kerja ini, berikut penjelasan mengenai hubungan remote work dan budaya kerja di Jepang yang perlu diketahui.
Daftar Isi
- Sekilas Tentang Budaya Kerja di Jepang
- Apa Itu Remote Work?
- Keuntungan Remote Work bagi Pekerja
- Alasan Masyarakat Jepang Sulit Beradaptasi dengan Remote Work
Sekilas Tentang Budaya Kerja di Jepang
Masyarakat Jepang memang dikenal disiplin dan totalitas dalam pekerjaan. Para karyawan ini cenderung perfeksionis dan kaku karena kedisiplinan yang diterapkan. Misalnya selalu datang tepat waktu atau bahkan 30 menit lebih awal sebelum jam masuk kantor. Apabila terlambat, biasanya akan memberikan citra jelek terhadap diri pekerja sehingga susah untuk mengembalikan kepercayaan.
Para karyawan ini juga sangat berdedikasi tinggi, sehingga jarang sekali menunda pekerjaan. Selain itu, terdapat sistem lembur yang membuatnya harus berangkat awal dan pulang akhir. Hal inilah yang membuat pemerintah bahkan meminimalkan lembur dan menganjurkan untuk pulang lebih awal agar bisa berkumpul bersama keluarga.
Tidak hanya lembur, sistem kerja di Jepang masih menerapkan senior dan junior. Karyawan junior harus bersikap hormat dan menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara dengan senior atau atasan. Hindari memakai bahasa gaul karena akan dianggap tidak sopan.
Artikel Pilihan
Apa Itu Remote Work?
Remote work merupakan pekerjaan yang dapat diselesaikan di luar lingkungan kantor. Hal ini berdasarkan konsep bahwa bekerja tidak harus dikerjakan pada tempat tertentu untuk bisa diselesaikan. Karyawan bisa melakukan pekerjaan dimana saja, misalnya di rumah, coworking space, cafe, dan lain sebagainya. Gaya kerja tersebut bisa menjamin kenyamanan bagi karyawan.
Seseorang yang bekerja secara remote diketahui memiliki kondisi kesehatan mental serta work-life balance yang lebih baik. Pekerjaan pun bisa diselesaikan dengan maksimal karena tingkat produktivitasnya tinggi. Tentunya karyawan harus didukung tempat kerja yang nyaman dan internet memadai untuk berkomunikasi dengan perusahaan.
Keuntungan Remote Work bagi Pekerja
Bekerja remote menjadi salah satu alternatif pekerjaan dengan jadwal yang fleksibel. Karyawan pun tidak harus pergi ke kantor dan bebas melakukannya dimana saja. Berikut ini keuntungan remote work yang perlu diketahui, diantaranya:
1. Gaya Hidup Fleksibel
Jam kerja fleksibel menjadi salah satu alasan mengapa sebagian orang ingin bekerja secara remote. Karyawan bisa lebih fokus pada kegiatan lain diluar kantor tanpa terhalang oleh jam kerja. Bagi orang tua, pekerjaan juga dapat dilakukan lebih awal sehingga tetap leluasa menjaga dan merawat anak-anak.
Selain itu, karyawan juga bisa bekerja sambil menempuh pendidikan. Hal ini karena kerja remote tidak dibatasi oleh jadwal tetap. Oleh karena itu, disiplin dan pandai membagi waktu menjadi kunci menyelesaikan pekerjaan serta kegiatan lain.
2. Meningkatkan Semangat Baru dalam Bekerja
Karyawan remote cenderung melakukan pekerjaan dengan baik ketika berada di luar kantor. Bekerja dengan sistem ini membuat seseorang lebih terinspirasi dan bisa menyaring distraksi dari lingkungan sekitar. Faktanya, kesempatan bekerja jarak jauh dapat membawa perspektif baru bagi karyawan remote. Hal tersebut bisa menjadi motivasi atau hadiah untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya.
3. Kesehatan dan Kesejahteraan Lebih Baik
Karyawan remote diketahui memiliki semangat kerja yang lebih tinggi dan tingkat stres rendah dibanding yang bekerja di kantor. Kondisi stres ini bisa disebabkan oleh faktor ketika berada di perjalanan. Untuk mengatasinya, perusahaan biasanya menawarkan bekerja dari jarak jauh di lingkungan yang lebih nyaman.
Selain itu, karyawan tidak perlu merasa berhenti bekerja akibat stres atau tertekan. Keadaan yang lebih sehat dan bahagia ini ternyata mampu membantu menghasilkan pekerjaan yang bagus serta lebih berkomitmen pada perusahaan. Tidak heran, jika kerja remote memiliki prospek yang bagus untuk diterapkan.
4. Lebih Produktif
Peningkatan produktivitas dan fleksibilitas menjadi salah satu keuntungan melakukan pekerjaan jarak jauh. Karyawan remote ini cenderung melakukan upaya ekstra dalam pekerjaan untuk mencapai target tertentu dibanding bekerja di kantor. Bekerja jarak jauh ini bahkan membuat produktivitas menjadi lebih meningkat secara keseluruhan.
Alasan Masyarakat Jepang Sulit Beradaptasi dengan Remote Work
Bekerja jarak jauh dan di kantor tentu memiliki suasana dan kondisi lingkungan yang berbeda. Budaya kerja di Jepang yang masih menggunakan sistem lama membuat sebagian perusahaan memilih bekerja dari kantor. Inilah alasan masyarakat Jepang sulit beradaptasi dengan remote work sebagai berikut:
1. Menolak untuk Berubah
Sebagian masyarakat Jepang tidak begitu memahami konsep bekerja jarak jauh. Konsep kerja ini nantinya dikhawatirkan dapat mengganggu kehidupan pribadi dan dianggap tidak sopan. Bekerja dari rumah maupun remote dapat disalahartikan sebagai mengambil waktu beristirahat serta tidak menghormati klien.
Dalam budaya Jepang, interaksi tatap muka menjadi bagian penting dalam membangun loyalitas pada perusahaan. Sistem remote work ini dianggap akan menghilangkan pengalaman, kerja sama serta dedikasi tinggi dalam bekerja. Kekhawatiran lainnya yaitu tidak ada yang mengawasi serta membimbing karyawan junior, sehingga identitas perusahaan menjadi buruk.
2. Masih Menggunakan Sistem Analog Lama
Perusahaan yang mengizinkan bekerja jarak jauh hingga kini masih merasa kesulitan dengan sistem analog. Hanko atau stempel resmi untuk perusahaan dan perorangan yang masih ditempelkan pada semua dokumen. Masalahnya stempel tersebut tidak bisa digunakan di luar kantor. Terdapat pula versi digitalnya tetapi versi hard copy lebih diutamakan meski keduanya valid.
Selain Hanko, mesin faks juga masih digunakan hingga kini di perusahaan Jepang. Pekerjaan mengurus surat dan bank harus dilakukan secara langsung dengan proses manual. Hal ini membuat konsep bekerja dari jarak jauh cukup susah diterapkan karena terdapat beberapa hal penting yang harus dikerjakan di kantor.
3. Sumber Daya dan Keuangan
Mengalihkan proses analog menjadi digital memang membutuhkan waktu, uang, sumber daya serta keahlian. Populasi penduduk Jepang yang kian menyusut membuat pekerja berusia muda yang memasuki angkatan kerja sedikit setiap tahunnya. Kurangnya generasi muda ini membuat perusahaan lambat dalam mengadaptasi teknologi baru.
Sebagian perusahaan besar mulai tergerak untuk menginvestasikan dana untuk peralatan, sistem kerja serta keamanan jarak jauh. Dengan begitu, karyawan bisa memilih untuk bekerja secara remote dengan optimal. Selain itu, keamanan juga menjadi masalah besar karena perusahaan menolak memakai teknologi berbasis cloud yang dapat meningkatkan produktivitas.
4. Tempat Tinggal dan Keluarga
Budaya kerja yang berlebihan di Jepang sudah diterapkan pasca Perang Dunia Kedua. Peran gender yang masih menuntut pria bekerja dan wanita tinggal di rumah juga ikut mempengaruhi. Inilah yang membuat anggota keluarga jarang menghabiskan waktu bersama. Keadaan ini pun mulai berubah karena mulai banyak pria memilih menghabiskan waktu bersama keluarga daripada berada di kantor.
Kondisi tersebut masih memerlukan penyesuaian dengan rumah yang ditinggali. Rata-rata ukuran tempat tinggal di Jepang memang tidak terlalu luas dan ruangan yang terbatas. Karyawan yang bekerja dari rumah kemungkinan merasa kurang nyaman karena distraksi dari lingkungan sekitar maupun keluarga. Oleh karena itu, beberapa perusahaan belum menyediakan opsi kerja jarak jauh.
Demikian pembahasan mengenai remote work dan budaya kerja di Jepang. Konsep kerja jarak jauh ini memang tidak begitu populer karena lebih mengutamakan bekerja tatap muka di kantor. Meski begitu, sebagian perusahaan sudah mulai memberikan izin untuk bekerja remote. Hal ini diharapkan bisa memberikan kenyamanan dan kesejahteraan serta meningkatkan produktivitas para karyawan.