Kompensasi Teate dan Serba-Serbi Magang di Jepang

WeXpats
2021/10/18

Mengambil kesempatan untuk bekerja atau magang di Jepang, tentu akan menjadi pengalaman yang luar biasa. Namun, Jepang ternyata memiliki beragam mekanisme penggajian, bagi siapapun yang berkecimpung di dunia kerja negara ini. Salah satunya adalah ‘teate’, yang merupakan penyebutan untuk tunjangan transportasi di Jepang bagi para pemagang.

Daftar Isi

  1. Ragam Tunjangan di Jepang
  2. Besaran Tunjangan Magang di Jepang
  3. Jalur Magang ke Jepang
  4. Visa Magang
Apakah Anda memiliki kesulitan dalam mencari pekerjaan di Jepang?
Apakah Anda menemukan pekerjaan yang cocok dengan diri Anda? Tidak tahu bagaimana caranya mencari pekerjaan di Jepang Tidak bisa menemukan loker yang menerima WNA Ada kekhawatiran tentang bahasa Jepang
Jika Anda memiliki kesulitan dalam mencari kerja, WeXpats siap membantu Anda. Cari pekerjaan dengan WeXpats Jobs

Ragam Tunjangan di Jepang

Pada umumnya, setiap pekerja baik full time maupun part time, akan mendapatkan gaji pokok yang diterima tiap bulan. Selain besaran gaji yang berbeda, perbedaan status karyawan juga membuat beberapa tunjangan yang berbeda. Berikut beberapa di antaranya:

1. Tsuukin Teate

Disebut juga dengan nama teate, ini merupakan istilah untuk tunjangan transportasi bagi pegawai. Indonesia juga memiliki tunjangan serupa, yang diberikan kepada pegawai dengan berbagai status, mulai dari magang sampai pegawai tetap penuh waktu. Demikian halnya yang berlaku di Jepang.

Dalam penerapannya, tunjangan teate ini akan mengcover kebutuhan transportasi dari stasiun atau halte terdekat, dalam perjalanan dari rumah menuju kantor. Hal itu berarti, divisi HRD sebagai penanggung jawab payroll di perusahaan haruslah orang yang jeli terkait biaya tersebut.

Teate yang ditanggung oleh perusahaan di Jepang, terkadang tidak diberikan sepenuhnya. Artinya, perusahaan hanya memenuhi sebagian dari biaya transport harian pekerja. Namun demikian, tunjangan transportasi ini sangat fleksibel, bahkan termasuk menanggung biaya bensin jika pegawai menggunakan kendaraan pribadi.

2. Shataku

Tentu menyenangkan jika perusahaan tempat bekerja menyediakan tunjangan tempat tinggal. Hal itu tentu akan sangat dirasakan manfaatnya, manakala pekerja adalah seorang pendatang. Biaya indekos ataupun sewa rumah di Jepang, tentu akan memberatkan jika harus ditanggung sendirian. Apalagi, dengan gaji sebagai karyawan baru.

Oleh karenanya, tak sedikit perusahaan di Jepang yang menawarkan opsi ini, yaitu membantu pegawai untuk mengcover biaya sewa rumah. Sama halnya seperti tunjangan transportasi, ada kalanya pembayaran Shataku tidak menutup seluruh biaya sewa, namun hanya sebagian saja.

Jika tidak menunjang biaya sewa rumah, beberapa perusahaan juga terkadang memberikan opsi berupa asrama. Tentu saja semuanya tergantung kebijakan masing-masing perusahaan. Namun, asrama ini juga tergolong ke dalam Shataku.

3. Yuukyuu

Tunjangan cuti berbayar ini akan dimiliki oleh pegawai full time maupun part time, sejak bekerja selama 6 bulan. Besarnya hari cuti yang didapatkan tergantung dari masa kerja yang dimiliki, namun terus bertambah setiap tahunnya.

Setidaknya pegawai di Jepang dapat mengambil cuti dengan mendapat tunjangan Yuukyuu selama 10 hari. Waktu yang sangat cukup untuk melepas penat setelah mengabdi selama 6 bulan. Selain cuti wajib ini, para pegawai di Jepang juga memiliki hak cuti dengan berbagai alasan lainnya.

Semua alasan cuti tersebut, baik dibayar maupun tidak, tertuang dengan tegas di dalam undang-undang ketenagakerjaan di Jepang. Dengan demikian, perusahaan tidak bisa mengelak jika pegawainya mengajukan permohonan untuk istirahat bekerja karena alasan yang sah.

4. Shouyo

Di samping banyak tunjangan seperti teate, yuukyuu, dan yang lain, perusahaan juga terkadang memberikan bonus yang disebut shouyo. Tergantung perusahaannya, karyawan biasanya mendapat satu atau dua kali bonus tiap tahun, dan umumnya dibagikan setiap musim panas atau dingin. Ada juga pembagian bonus yang langsung dibagikan ke gaji karyawan per bulan.

Walaupun keuntungan bonus bergantung sepenuhnya pada perusahaan, perusahaan penerima cenderung memberikan bonus tambahan bagi karyawan yang menunjukkan kinerja bagus. Pemberian bonus tentu saja tergantung dari performa pegawai dan kondisi masing-masing perusahaan.

5. Shakai Hoken

Setiap pegawai juga memiliki hak mendapatkan jaminan sosial, baik saat bekerja maupun setelah pensiun. Jaminan ini nantinya akan meng-cover tunjangan kesehatan karyawan, di beberapa fasilitas kesehatan yang didaftarkan oleh perusahaan.

Besaran Tunjangan Magang di Jepang

Melihat kemajuan perusahaan di Jepang, negara ini tentu sangat menghargai effort para pegawainya. Hal itu terlihat dari besaran tunjangan yang ada di Jepang, bahkan hanya untuk seorang karyawan magang.

Para pekerja magang di Jepang, akan mendapatkan income yang bervariasi. Namun jika dikonversikan umumnya berada di kisaran 8 sampai 10 juta rupiah per bulan. Besaran ini sudah meliputi tunjangan seperti teate dan shataku, serta potongan pajak penghasilan pegawai.

Tentu saja hal itu dinilai sangat besar untuk ukuran magang, jika melihat dari perspektif pekerja di Indonesia. Apalagi, ada perusahaan yang membayarkan besaran gaji tersebut bersih. Artinya, tidak termasuk tunjangan teate dan shataku, dan sudah dipotong pajak.

Menariknya adalah, para pekerja juga bisa menanyakan kepada perusahaan berapa besaran gaji dan tunjangan yang akan diterima, ketika interview. Hal tersebut sangat lumrah di sana, bahkan juga tercantum di dalam formulir pengajuan lamaran pekerjaan.

Meskipun demikian, para pegawai di Jepang masih memiliki kewajiban lain seperti asuransi kesehatan, yang jika dikonversikan sebesar 900 ribu rupiah per bulannya. Selain dibayarkan per bulan, asuransi ini juga bisa dibayarkan dengan mekanisme sekaligus setahun sebesar 9 bulan pembayaran.

Selain asuransi kesehatan, ada juga asuransi pensiun yang juga harus dibayarkan sendiri oleh pekerja magang. Jenis asuransi ini sangat menarik, karena akan memberikan perlindungan pendapatan ketika pekerja sudah tidak bisa lagi bekerja.

Dengan rincian gaji ditambah teate dan shataku tersebut, dikurangi lagi dengan asuransi yang harus dibayar mandiri, nominal tersebut masih terbilang cocok bagi kebutuhan hidup harian, sepanjang pegawai dapat mengelola gajinya dengan bijaksana.

Jalur Magang ke Jepang

Adanya beberapa tunjangan yang menggiurkan tersebut lah yang membuat pelajar, mahasiswa, atau pekerja dari dalam negeri ingin mencicipi magang di Jepang. Sejak terjalin kerja sama bilateral dalam bidang ketenagakerjaan, magang ke Jepang sangat mudah dilakukan.

1. Jalur Negeri

Sesuai dengan namanya, jalur ini merupakan kerja sama yang resmi antara pemerintah Indonesia dan Jepang. Jalur ini biasanya dikejar oleh siswa SMA yang berprestasi di sekolahnya, seperti juara kelas atau mengikuti olimpiade mata pelajaran tertentu.

Jika mengikuti program magang dengan jalur ini, peserta akan mendapatkan beberapa tunjangan, mulai dari kebutuhan operasional, keberangkatan, sampai dengan kebutuhan pendidikan bahasa. Dengan demikian, ada keuntungan dari segi biaya yang didapatkan jika mendaftar lewat program pemerintah.

Tidak hanya itu, pemerintah juga menyediakan modal usaha bagi peserta magang setelah selesai dengan programnya di Jepang. Dengan modal tersebut, peserta magang bisa menerapkan ilmunya di tanah air.

2. Jalur Swasta

Program magang yang dibuka pemerintah memang menggiurkan, namun persaingannya tentu sangat ketat. Untuk itu, calon pemagang bisa mencari jalur lain, yaitu melalui lembaga swasta. Magang jalur swasta ini tentu lebih fleksibel, serta prosesnya akan lebih singkat.

Namun demikian, biaya yang diberikan tidak akan sepenuh program pemerintah. Lembaga swasta hanya akan meng-cover sebagian, dan tidak juga memberikan modal usaha bagi pemagang.

Visa Magang

Dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan, program magang dengan berbagai tunjangan tentu banyak diminati. Untuk itu, pelajar atau mahasiswa bisa mempersiapkan diri, salah satunya dengan mempelajari ketentuan visa magang di Jepang. Visa khusus ini nantinya akan berpengaruh kepada perlakuan dan mekanisme penggajian perusahaan ke karyawan magang.

Beberapa tunjangan seperti teate, shataku, atau jaminan sosial hingga pensiun menjadi salah satu alasan dipilihnya Jepang sebagai tempat bekerja. Negara ini memang sangat mengedepankan penghargaan pegawai, karena menganggap pegawai sebagai aset perusahaan.

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Bekerja di Jepang/ Mengetahui budaya bekerja di jepang (peraturan, gaji, karir)/ Kompensasi Teate dan Serba-Serbi Magang di Jepang

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie