Teineigo, Mengenal Dasar Bahasa Jepang Halus dan Sopan

WeXpats
2021/11/11

Kesopanan dan kedisiplinan menjadi nilai utama yang selalu diterapkan oleh masyarakat Jepang. Ketika berkomunikasi masyarakat biasanya menggunakan keigo yang memiliki tiga level yaitu teineigo, kenjougo, serta senkeigo. Ketiganya mempunyai perbedaan dan ciri tertentu dalam penggunaannya, tergantung lawan bicara.

Tingkatan tenei ini banyak dipelajari oleh pemula karena diajarkan di sekolah dan buku. Bahasa halus ini cukup mudah dipahami jika dibandingkan dengan kedua jenis lainnya. Pemula dapat mengidentifikasi melalui imbuhan di awal dan akhir kata seperti -desu, -masu, o- dan go-.

Supaya semakin paham, berikut ini pembahasan lengkap mengenai keigo khususnya dasar-dasar teineigo yang wajib disimak oleh pemula:

Daftar Isi

  1. Memahami Bahasa Halus dan Tujuannya
  2. Apa Saja Tingkatannya dalam Bahasa Jepang?
  3. Pengertian Teineigo dalam Tata Bahasa Jepang
  4. Dasar-dasar Teineigo dan Contohnya

Memahami Bahasa Halus dan Tujuannya

Secara teknis, bahasa halus atau keigo merupakan tingkatan ketiga dari bahasa Jepang yang digunakan untuk mengekspresikan kesopanan dan formalitas. Biasanya tingkatan bahasa ini dipakai berkomunikasi dalam lingkungan perusahaan antara atasan, karyawan maupun klien. Terdapat tiga level keigo yang perlu diketahui seperti teineigo, kenjougo serta senkeigo.

Pada umumnya bahasa Jepang dasar dibagi menjadi dua tipe yaitu formal dan informal. Pemula akan mempelajari kata-kata atau istilah yang ada di kamus kemudian memahami bentuk kasual dalam percakapan. Untuk bentuk formal biasanya digunakan dalam berbagai konteks, baik pendidikan maupun pekerjaan.

Bahasa halus tersebut bertujuan untuk menghormati dan bersikap sopan kepada lawan bicara. Perilaku ini sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Jepang sejak zaman dahulu. Masyarakat cenderung mudah menilai seseorang dari perilaku, sehingga penggunaan bahasa yang sopan perlu diperhatikan terutama pada orang yang lebih tua.

Apa Saja Tingkatannya dalam Bahasa Jepang?

Pada umumnya, honorifik digunakan untuk menunjukkan kesenjangan sosial, senioritas, perbedaan pangkat, serta pengalaman. Pihak yang posisinya berada di bawah biasanya akan menggunakan bahasa yang sopan kepada seniornya. Berikut ini tingkatan bahasa sopan dalam bahasa Jepang, antara lain:

1. Kenjougo

Kenjougo umumnya digunakan ketika merujuk pada diri sendiri atau seseorang dari kelompoknya sendiri untuk merendahkan tindakan, misalnya kepada konsumen. Bahasa yang rendah ini memiliki kata kerja yang terbentuk dari verb lain tetapi sering diubah dengan awalan. Selain itu, bentuk kata benda juga berubah dalam penggunaan kenjougo.

Dalam bahasa Jepang, kata benda tersusun dari honoŕifik dengan penambahan o- atau go- sebagai prefix. O- sebenarnya digunakan untuk kata asli bahasa Jepang dan go- untuk kata serapan dari China. Terdapat pula kata yang telah menjadi satu bagian seperti gohan atau nasi. Konstruksi seperti itu biasanya menunjukkan rasa hormat, baik kepada pemilik atau objeknya.

Penggunaan bahasa yang sopan ini semakin menurun terutama di kalangan anak muda yang menerapkan kesopanan untuk menunjukkan kurangnya keakraban dan jarak. Kenjougo biasanya dipakai ketika masih baru berkenalan dan terjadi tanpa memandang usia, strata sosial serta gender.

Saat ini banyak perusahaan yang memberikan instruksi kepada para pekerja muda untuk melayani konsumen dengan sopan. Bentuk bahasa halus yang digunakan biasanya disebut dengan manyuaru atau baito keigo. Meskipun penerapannya telah dikritik karena sering menyebarkan pola kehormatan yang salah dan terdistorsi.

Jika kalian ingin mengetahui lebih jelas kalian bisa juga membaca Kenjogo, Gaya Bahasa Jepang Formal untuk Berkomunikasi dengan Orang yang di Hormati.

2. Teineigo

Bentuk standar bahasa halus ini digunakan oleh seseorang yang belum mengenal atau tidak akrab satu sama lain. Penerapannya di lingkungan kerja biasanya untuk berkomunikasi dengan atasan karena kedudukannya lebih tinggi. Bahasa ini juga umumnya dipakai oleh orang asing dan diajarkan di sekolah.

Pada tingkatan ini, kata kerja yang digunakan selalu diakhiri dengan -masu atau -desu. Penerapan pada kalimat juga hampir mirip dengan o- dan go- pada objek netral. Jadi, level tenei ini dapat dibilang cukup mudah dipelajari karena diajarkan di sekolah maupun di buku.

Jika kalian ingin mengetahui lebih jelas kalian juga bisa membaca Teineigo, Mengenal Dasar bahasa Jepang Halus dan Sopan.

3. Sonkeigo

Terakhir, Sonkeigo atau bahasa hormat tidak pernah digunakan oleh lawan bicara untuk membahas tentang dirinya melainkan orang lain. Biasanya bahasa ini digunakan kepada konsumen atau atasan dalam konteks profesional. Penambahan suffix seperti -sama dan -san menjadi contoh honorifik yang diterapkan.

Selain itu, honorifik juga bisa diterapkan dalam bentuk verb dan noun untuk menunjukkan kesopanan. Perlu diingat pula jika honorifik tidak disarankan untuk dipakai berkomunikasi oleh orang yang berbeda perusahaan.

Pengertian Teineigo dalam Tata Bahasa Jepang

Teineigo merupakan istilah sopan yang diterapkan dengan menggunakan kata kerja dan prefix diakhir kata. Level tenei ini dikenal sebagai tipe keigo yang paling mudah karena tidak terlalu mengintimidasi saat dipakai. Secara teknis, tingkatan ini menjadi bagian dari pembelajaran bahasa Jepang dasar. Contoh dari bahasa halus ini yaitu memakai akhiran -masu dan -desu.

Tidak hanya itu, Teineigo dapat digunakan baik pada diri sendiri maupun lawan bicara. Tujuan dari keigo ini yaitu untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang lain saat berkomunikasi dengan nada yang sopan.

Dasar-dasar Teineigo dan Contohnya

Memahami keigo memang sangat penting bagi seseorang yang ingin berkarir atau melanjutkan studi di Jepang. Biasanya tata bahasa dasar akan diajarkan di sekolah dan tempat kursus. Inilah beberapa diantaranya yang perlu diketahui, yaitu antara lain:

1. Kata Kerja Konjugasi -masu

Bagi siswa bahasa Jepang, imbuhan -masu menjadi salah satu materi yang dipelajari ketika belajar kosakata. Tidak heran jika dasar ini disebut sebagai bentuk kata kerja dari kamus. Tingkatan ini menjadi aturan utama kosakata ketika berbicara dengan teineigo.

Contoh keigo dalam bahasa kasual dan sopan, sebagai berikut:

  • Iku – Ikimasu: pergi

  • Benkyousuru – Benkyoushimasu: belajar

  • Taberu – Tabemasu: makan

  • Miru – Mimasu: melihat

  • Hataraku – Hatarakimasu: bekerja.

Pengertian lebih nya kalian bisa membaca Mengenal Akhiran Masu. Bentuk dan Contohnya dalam Kalimat Bahasa Jepang.

2. Menggunakan -desu

Selanjutnya, terdapat prefix -desu yang sering dipelajari oleh pemula. Kegunaan imbuhan tersebut biasanya terletak setelah noun, kata keterangan serta adjektiva. Selain itu, -desu dapat ditemukan di akhir sebuah frasa dan kalimat.

Contoh kalimat berakhiran -desu pada bahasa kasual dan keigo, diantaranya:

  • Hiroki da – Watashi wa Hiroki desu: saya Hiroki

  • Kanojo wa kawaii da – Kanojo wa kawaii desu: Dia (perempuan) imut

  • Subete – Subete Desu: semua

  • Kyouatsui da – Kyouatsuidesu: hari ini sangat panas

  • Sono ramen wa oishii – Sono ramen wa oishiidesu: ramen itu sangat lezat.

Untuk mengetahui lebih jelas kalian bisa membaca Kenali Pengertian "Desu" dan Fungsinya pada Kalimat.

3. Menambahkan o- dan go- Sebelum Kata Benda

Imbuhan o- dan go- umumnya ditambahkan di awal kata benda. Awalan o- dipakai pada kata dan bacaan tradisional yang berasal dari Jepang. Selain itu, dapat ditujukan pada orang lain terutama anggota keluarga. Kemungkinan prefix ini tidak terlalu digunakan oleh pemula.

Cara mengetahui sebuah kata yang berasal dari Jepang yaitu dilihat dari kanji. Jika kanji dapat berdiri sendiri maupun dikombinasikan dengan hiragana untuk menjadi sebuah kata, maka karakter tersebut asli dari Jepang.

Contoh imbuhan -o yang umum digunakan, sebagai berikut:

  • Haha – Okaasan: Ibu

  • Chichi – Otousan: Ayah

  • Namae – Onamae: Nama

  • Cha – Ocha: Teh.

Sedangkan, imbuhan -go digunakan pada kata bahasa Jepang yang berasal dari karakter China. Apabila kanji tidak bisa berdiri sendiri atau digabungkan dengan hiragana, maka dapat memakai awalan go-.

Berikut ini contoh prefix -go yang sering digunakan, diantaranya:

  • Shujin – Goshujin: suami

  • Annai – Goannai: petunjuk

  • Kigen – Gokigen: suasana hati

  • Shitsumon – Goshitsumon: pertanyaan

  • Keikaku – Gokeikaku: rencana

Demikian pembahasan tentang teineigo dalam tata bahasa Jepang yang perlu diketahui. Tingkatan bahasa halus ini perlu dipahami dengan baik supaya memudahkan ketika berkomunikasi dengan orang lain, baik di lingkungan kerja atau sekolah. Keigo tipe ini juga dipelajari di textbook dan sekolah, sehingga bisa dibilang paling umum diterapkan di kegiatan sehari-hari.

 

Baca juga >> Keigo, Tata Bahasa Hormat dan Kesopanan di Jepang

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Belajar Bahasa Jepang/ Cara belajar bahasa jepang/ Teineigo, Mengenal Dasar Bahasa Jepang Halus dan Sopan

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie