Setiap negara memiliki tradisi yang berbeda-beda. Khususnya tradisi dalam melangsungkan pernikahan. Sebelum masuk tahap pernikahan, biasanya calon pengantin akan menjalani pertunangan terlebih dahulu. Sama halnya dengan Jepang yang memiliki tradisi pertunangan sebelum menikah. Kali ini akan dibahas lebih lengkap seperti apa tradisi atau budaya tunangan yang berlaku di masyarakat Jepang.
Daftar Isi
- Apa Itu Pertunangan?
- Seberapa Penting Tunangan bagi Orang Jepang?
- Tradisi yang Berlaku di Jepang
- Hadiah yang Lazim Diberikan
Apa Itu Pertunangan?
Sebelum membahas lebih jauh mari bahas dulu apa sebenarnya pertunangan itu. Sebenarnya tradisi ini tidak hanya populer di Jepang namun juga di berbagai negara lain termasuk Indonesia. Pertunangan menjadi tahap yang penting bagi perjalanan sepasang kekasih terutama sebelum menikah secara resmi. Hanya saja memang di Indonesia pertunangan ini bukanlah sebuah hal yang wajib untuk dilakukan.
Pertunangan merupakan prosesi dimana calon pengantin pria akan meminta kesediaan calon pengantin wanita untuk menikah. Dalam acara ini biasanya bukan hanya calon pengantin saja yang terlibat tetapi juga keluarga dari calon pengantin pria dan wanita. Pihak keluarga akan berkumpul dan menjadi saksi proses pertunangan tersebut. Umumnya hanya anggota keluarga terdekat saja yang diajak untuk menghadiri acara ini.
Pada proses pertunangan ini biasanya ada acara tukar cincin. Calon pengantin pria akan memberikan cincin sebagai tanda keseriusan ajakan untuk menikah. Cincin ini bisa menjadi tanda pengikat bahwa calon pengantin memang sudah serius dan akan melanjutkan ke jenjang yang lebih jauh.
Artikel Pilihan
Seberapa Penting Tunangan bagi Orang Jepang?
Bagi masyarakat Jepang, pertunangan ini merupakan sebuah tahap yang cukup penting. Di Indonesia, diketahui bahwa pertunangan sebenarnya menjadi prosesi yang tidak terlalu penting dan tidak dianggap wajib. Bahkan banyak pasangan yang memilih untuk tidak melangsungkan pertunangan demi menghemat waktu juga bujet.
Lain halnya dengan warga Jepang yang menganggap bahwa pertunangan ini merupakan proses yang penting dan memang sudah seharusnya digelar. Acara pertunangan di Jepang disebut dengan nama Yuinoo. Proses tunangan ala warga Jepang ini akan mempertemukan keluarga inti dari pihak calon pengantin pria dan wanita. Nantinya juga akan dilakukan diskusi lebih lanjut mengenai acara pernikahan yang akan digelar.
Meskipun dianggap penting, namun di era modern seperti sekarang, sudah cukup banyak pasangan yang tidak melakukan Yuinoo. Jika tidak menggelar pertunangan atau Yuinoo, maka pasangan calon pengantin akan memilih untuk menggelar acara pertemuan keluarga biasa. Umumnya acara pertemuan ini dilakukan di restoran keluarga atau rumah pribadi dan tidak disertai dengan prosesi apapun.
Tradisi yang Berlaku di Jepang
Yuinoo atau acara tunangan di Jepang memang berlangsung dengan tradisi yang berbeda seperti yang biasa ditemui di Indonesia. Ada beberapa hal yang sudah menjadi kebudayaan bagi warga Jepang di saat melakukan pertunangan. Berikut ini adalah beberapa tradisi warga Jepang ketika menggelar acara pertunangan sebelum pernikahan resmi:
1. Tidak Terbatas Gender
Pertama, acara pertunangan itu tidak terbatas dengan gender. Bahkan lamaran sendiri tidak mengharuskan pihak pria yang memulai. Artinya, tidak harus pihak pria yang melamar atau mengajak pasangannya untuk menikah. Kaum wanita pun dianggap lumrah untuk melamar atau melakukan pertunangan dengan menghampiri pihak pria. Ini menunjukkan bahwa adanya kebebasan yang tidak terbatas gender di Jepang.
Namun perlu diketahui bahwa budaya ini tidak muncul sejak lama. Pada zaman dulu di masyarakat jepang, aturan gender memang sangat penting apalagi dalam urusan pernikahan. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat merasa lebih santai dan bebas-bebas saja tidak peduli siapa yang melamar lebih dahulu.
2. Digelar Tertutup
Warga Jepang cenderung lebih suka menggelar acara pertunangan secara tertutup. Sebagian besar warga Jepang tidak suka menggelar acara besar-besaran untuk merayakan pertunangan. Bahkan banyak pula yang lebih memilih untuk menggelar acara yang tenang bersama anggota keluarga inti di rumah pribadi. Ini jauh lebih efektif dan membuat acara berlangsung dengan khidmat.
Secara umum masyarakat Jepang akan langsung setuju jika diusulkan untuk menggelar acara pernikahan yang tenang dan tertutup. Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh karakteristik orang Jepang yang cenderung pemalu dan tertutup. Namun sah-sah saja jika ada pasangan dan keluarga yang ingin menggelar acara tunangan secara terbuka atau besar-besaran.
3. Tidak Identik dengan Cincin
Di Indonesia, masyarakat menilai bahwa acara pertunangan sangat identik dengan pertukaran cincin. Sementara itu di Jepang, pertunangan tidak selalu identik dengan cincin. Wanita yang sudah dilamar oleh pria tidak selalu memakai cincin. Bahkan jika calon pengantin wanita tidak memakai cincin, maka akan dianggap sebagai hal yang biasa dan tidak masalah bagi keluarga.
Jika wanita menerima cincin di acara pertunangannya, maka biasanya cincin tersebut hanya cincin tunangan. Di acara pernikahan nantinya, cincin tersebut akan diganti dengan cincin nikah. Cincin pertunangan akan disimpan atau digunakan untuk hal lain sesuai kebutuhan pengantin tersebut.
4. Digelar Acara Yuinoo
Telah disebutkan sebelumnya bahwa tradisi pertunangan di Jepang disebut sebagai Yuinoo. Namun Yuinoo ini merupakan acara pertunangan yang tradisional. Pada acara ini akan ada banyak prosesi tradisional yang dilakukan. Biasanya keluarga dari kedua calon mempelai akan saling bertukar kado secara simbolis. Dalam acara ini juga biasanya banyak hidangan makanan tradisional yang bisa dinikmati calon pasangan pengantin dan keluarga.
5. Bertunangan untuk Waktu yang Lama
Bagi orang Jepang, bertunangan untuk waktu yang lama sebelum menikah bukanlah hal yang aneh. Justru di antara waktu tunangan dan menikah yang lama tersebut, pasangan calon pengantin bisa mempersiapkan banyak hal. Bukan hanya persiapan materi namun juga mental yang membuat mereka lebih matang saat menikah. Biasanya butuh waktu 1 sampai 2 tahun bagi pasangan kekasih untuk menikah setelah bertunangan.
Hadiah yang Lazim Diberikan
Sama halnya seperti di Indonesia, saat acara pertunangan biasanya mempelai pria akan memberikan hadiah kepada mempelai wanita atau bisa juga sebaliknya. Berikut ini adalah beberapa jenis hadiah yang biasa diberikan:
1. Bunga
Benda pertama yang pasti ditemui dalam acara pertunangan adalah bunga. Orang Jepang menyukai rangkaian bunga yang indah. Hadiah ini menjadi bentuk kasih sayang yang sangat berarti bagi masyarakat Jepang.
2. Cincin
Telah disebutkan juga sebelumnya bahwa tukar cincin menjadi salah satu tradisi yang dilakukan saat ada acara pertunangan. Meskipun memang tidak semua pasangan akan melakukan tukar cincin. Namun jika memang ingin memberikan cincin sebagai hadiah maka biasanya orang Jepang akan mempersiapkannya dengan sebaik mungkin.
3. Baju Tradisional
Hadiah lainnya yang juga lazim diberikan di hari pertunangan adalah baju adat atau baju tradisional. Tentunya jenis baju yang dimaksud adalah baju tradisional Jepang. Ini umum dihadiahkan apalagi jika pasangan pengantin menggalar acara yuinoo yang sesuai dengan tradisi di sana.
Acara tunangan di Jepang memang tak selalu dilaksanakan oleh pasangan calon pengantin. Namun warga Jepang tetap menghargai tradisi ini dan menjadikannya sebagai salah satu tahap penting dalam sebuah acara pernikahan. Apalagi jika sudah diputuskan akan digelar acara adat, pasti prosesi yuinoo ini berjalan begitu khidmat.