Tenaga kerja Indonesia sebagai trainee/pemagang, semakin banyak datang ke Jepang dengan tujuan belajar teknologi, keterampilan, pengetahuan kerja, dan kehidupan di Jepang. Ketika pemagang kembali ke Indonesia, dapat menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang selama ini didapatkan di Jepang agar dapat bermanfaat bagi Indonesia dan bisa menjadi pekerja yang independen.
Istilah pemagang sendiri dalam bahasa Jepang disebut kenshusei atau jisshusei. Untuk program magang ini, diselenggarakan oleh IMM Japan (Association of International Manpower Development for Medium and Small Enterprise Japan) atau sekarang berubah nama menjadi International Manpower Development Organization of Japan (disingkat IM Japan). Program ini juga bekerja sama dengan Kementerian Tenaga Kerja Indonesia.
Ada tiga organisasi yang mendominasi sebagai penyalur pemagangan Indonesia ke Jepang, yaitu:
-
Association of International Manpower Development for Medium and Small Enterprise Japan (IMM Japan)
-
Japan Indonesia Association for Economy Cooperation (JIAEC)
-
Japan Vocational Ability Development Association (JAVADA)
Selain itu, ada juga lembaga swasta yang melangsungkan program pelatihan magang untuk dipekerjakan ke Jepang. Berikut cara mendaftar dan persyaratan yang dibutuhkan untuk mengikuti masing-masing program.
Jalur Kerjasama Pemerintah
Jalur kerjasama antar pemerintah, dalam hal ini kerjasama antara Departemen Tenaga Kerja dan IM Japan yang telah berlangsung sejak tahun 1993. Dengan adanya perkembangan teknologi serta informasi, program magang ke Jepang menjadi hal yang diminati. Sosialisasi mengenai program magang ke Jepang ini pun dilakukan secara gencar, apalagi saat ini Jepang sedang memerlukan banyak tenaga kerja di berbagai sektor. Tugas IM Japan di sini adalah membantu perusahaan atau industri kecil dan menengah di Jepang, termasuk membantu penanaman modal ke Indonesia dan menjadi guarantor serta sponsor bagi peserta magang.
Artikel Pilihan
Jalur LPK dan swasta
Selain jalur kerjasama pemerintah, kamu juga masih bisa mengikuti program magang di Jepang dengan jalur lain yang dikelola swasta atau lembaga pelatihan. Bisa juga dilakukan oleh perusahaan yang memang telah memiliki kerjasama langsung dengan perusahaan yang ada di Jepang. Walaupun jalurnya berbeda, tujuan utamanya tetap sama, yaitu meningkatkan keterampilan, skill dan etos kerja sehingga nilai sumber daya manusianya juga meningkat. Dengan bekerja selama 3 tahun di Jepang pun, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan pemagang dan hidup mandiri.
LPK atau Lembaga Pelatihan Kerja adalah instansi pemerintah, badan hukum atau perorangan yang memenuhi persyaratan untuk menyelenggarakan pelatihan kerja. Sistem perekrutan di lembaga swasta tidak jauh berbeda dengan perekrutan yang dilakukan oleh pemerintah. Namun biasanya lembaga swasta memiliki standar masing-masing mengenai batas usia peserta, tinggi badan dan beberapa syarat lainnya. Melalui LPK swasta, peserta difokuskan untuk membangun skill sehingga diharapkan peserta bisa langsung beradaptasi dan bekerja dengan baik begitu sampai di Jepang. Peserta juga harus menjalani pendidikan di poltek sebelum masuk ke perusahaan masing-masing. Ada juga program magang internal yang berlangsung yang biasanya hanya dilakukan oleh perusahaan yang saling terikat.
Perlu diperhatikan, sebelum kamu memilih mengikuti program LPK tertentu, kamu harus memastikan bahwa LPK tersebut bebas dari masalah. Dalam artian bukan lembaga yang berdiri secara ilegal. Sudah banyak kasus lembaga ilegal yang lepas tanggung jawab atas pesertanya. Pastikan lembaga tersebut memiliki izin resmi dari Kementrian RI bidang Lattas Pemagangan atau izin pengiriman pemagangnya dikeluarkan oleh Depnakertrans. Tetap hati-hati dan waspada ya!
Persyaratan
Jika kamu berminat, berikut adalah syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mendaftar di program magang ke Jepang melalui Depnakertrans.
1. Pendidikan formal minimal lulusan SMA/SMK sederajat, minimal S1 untuk bidang teknik. Bagi calon peserta dengan pendidikan terakhir SMA, SMEA, MAN, D3 dan S1 non teknik, diharuskan untuk melampirkan sertifikat latihan kerja dari balai latihan kerja atau balai latihan swasta minimal 220 jam latihan atau bisa melampirkan surat pengalaman kerja di bidang teknik setidaknya 6 bulan.
2. Selain bidang akademis, ada juga persyaratan fisik yang meliputi
-
Laki-laki, dengan usia minimum 20 tahun dan usia maksimal 27 tahun.
-
Tinggi badan minimal 160 cm dengan berat badan ideal
-
Tidak cacat fisik, tidak bertato dan tidak ditindik
-
Tidak buta warna dan tidak berkaca mata
-
Memiliki motivasi yang jelas, disiplin dan kuat mental
Sistem Perekturan
Untuk bisa menjadi pemagang di Jepang juga bukan hal yang mudah. Kamu harus melalui beberapa seleksi untuk sampai menjadi kandidat peserta. Berikut adalah beberapa proses yang harus kamu lalui.
1. Seleksi Administrasi
Proses perekrutan yang dilakukan menggunakan sistem gugur dan dibagi menjadi beberapa tahap. Ini adalah tahap awal seleksi, yaitu pengecekan kelengkapan berkas atau dokumen pendaftaran apakah telah sesuai dengan ketentuan.
2. Pemeriksaan Kesehatan
Pada pemeriksaan kesehatan, seluruh aspek dari fisikmu akan diperiksa. Dari mulai tinggi badan, berat badan apakah ada cacat fisik atau adakah fungsi organ tubuh yang terganggu.
3. Tes Matematika
Peserta diwajibkan untuk mengisi soal-soal matematika. Tes hitungan ini hanya diberi waktu selama lima menit dan setidaknya kamu harus bisa menyelesaikan 7 soal dengan benar. Tesnya tidak sulit dan bisa dipelajari.
4. Tes Ketahanan Fisik
Karena pekerjaan yang nantinya akan dikerjakan pemagang bukanlah pekerjaan ringan, dibutuhkan tes ketahanan fisik untuk melihat sampai mana fisikmu bisa bertahan. Tesnya cukup dasar seperti lari sejauh 3 km dengan batas waktu 15 menit, 35 kali push up dan juga 25 kali sit up.
5. Tes Bahasa Jepang
Tes bahasa Jepang yang diberikan merupakan tes dasar yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa Jepang selanjutnya. Seperti tes hiragana, katakana, kanji dasar, kosakata kata benda, kata sifat dan kata kerja.
6. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melihat langsung kondisi peserta dalam hal bersikap, latar belakang keluarga, pemahaman peserta mengenai program, kemampuan verbal dan juga wawasan.
7. Psikotes
Faktor-faktor penting dalam bekerja di Jepang akan diketahui melalui psikotes. Seperti apa peserta bisa bertahan dalam tekanan pekerjaan, kemandirian, ketekunan dan juga intelegensi umum (IQ)
Setidaknya pengumuman hasil seleksi akan diumumkan sekitar dua minggu setelah seleksi selesai. Peserta yang lulus akan mengikuti tes kesehatan untuk mengetahui kelayakan kesehatan peserta. Setelah semua tes selesai, peserta yang lulus diwajibkan untuk mengikuti pelatihan sebelum berangkat. Pelatihan biasanya dilakukan di provinsi masing-masing. Pada tahap ini peserta sudah harus mengurus paspor. Jika seluruh persyaratan bisa diselesaikan dengan baik, peserta akan melanjutkan ke tahap selanjutnya untuk mengikuti pelatihan terpusat di BBPPK Lembang Bandung atau B2PKLN Bekasi. Dalam masa pelatihan, peserta akan mendapatkan pelatihan mengenai bahasa, budaya Jepang, dan lain-lain. Semua biaya ditanggung oleh IM Japan. Setelah sekali lagi mengikuti tes kesehatan di akhir pelatihan, dokumen keberangkatan akan diproses.
Biaya
Sebenarnya pihak penyalur tidak memungut biaya apapun. Namun peserta perlu menyiapkan beberapa nominal yang harus ditanggung sendiri untuk keperluan sebagai berikut:
-
Medical check-up
-
Pelatihan tahap pertama
-
Transportasi yang dibutuhkan ke tempat pelatihan tahap kedua
-
Paspor
-
Visa dan pajak bandara
-
Biaya hidup awal sebesar kurang lebih 10000 yen
Ada pula fasilitas yang akan didapatkan para peserta magang IM Japan, yaitu:
-
Pelatihan tahap kedua
-
Medical check-up pra keberangkatan
-
Transportasi ke bandara
-
Tiket pesawat PP Jakarta - Jepang
-
Tunjangan bulanan di Jepang
Sumber:
http://www.imm.or.jp/in/kensyu2.html http://www.imm.or.jp/TechnicalInternTrainingProgram2.html
Baca juga artikel mengenai perawat Indonesia di Jepang: Dengan Gaji Tinggi, Apakah Perawat Jepang dari Indonesia Bahagia?