Banyak hal bisa ditiru dari cara orang Jepang menjalani hidup sehari-hari. Sebab hingga kini orang-orang Jepang masih memegang nilai tradisional dan menjunjung tinggi kebudayaan leluhurnya. Salah satu cara hidup yang menarik untuk diperhatikan adalah budaya makan orang Jepang. Bagi mereka, waktu makan adalah momen untuk merefleksikan beberapa nilai-nilai filosofis kehidupan.
Bagi orang Jepang, bersikap sopan dan santun di meja makan saja tidak cukup. Ada beberapa sikap yang harus diperhatikan karena memberikan arti tersendiri. Maka dari itu, bagi orang asing harus mengetahui budaya makan orang Jepang supaya tidak salah dalam berperilaku. Tak sedikit tindakan-tindakan yang dianggap biasa bagi kebudayaan lain justru menunjukkan makna negatif atau kurang baik di mata orang Jepang.
Tata Krama Bertamu Orang Jepang
Sebelum membahas lebih detail sikap-sikap seperti apa seharusnya dan tindakan apa yang dihindari saat makan bersama orang Jepang, sebaiknya ketahui dulu tata krama bertamu pada kebudayaan Jepang. Pada dasarnya orang Jepang sangat suka menjalin pertemanan, apalagi jika sudah akrab mereka tidak akan segan untuk mengundang makan malam atau minum-minum bersama di rumahnya.
Hanya saja ada beberapa aturan yang sudah menjadi kebudayaan orang Jepang. Meski aturan-aturan ini tidak tertulis, namun kalau tidak mengikutinya akan membuat orang Jepang tidak nyaman. Salah satu contohnya adalah soal waktu. Semua orang tahu kalau orang Jepang sangat disiplin dengan waktu. Maka, jangan sekali-sekali datang terlambat atau beri kabar terlebih dahulu kalau memang tiba di luar waktu janjian.
Selain itu, ada lagi aturan lainnya seperti tidak mengajak orang lain tanpa sepengetahuan tuan rumah. Hal ini akan membuat tuan rumah tidak nyaman jika kedatangan tamu tidak diundang. Untuk membuat tuan rumah senang, bawakan bingkisan kecil atau orang Jepang biasa menyebutnya dengan “omiyage” atau souvenir. Barangnya tidak perlu mahal yang penting bisa dinikmati saat sedang makan bersama.
Artikel Pilihan
Aturan Makan Ala Orang Jepang
Budaya makan orang Jepang cukup unik jika dibandingkan dengan kebiasaan orang-orang makan dari negara lainnya. Hal ini menarik untuk dipelajari sebab setiap tindakannya memiliki arti filosofis yang erat dengan kehidupan. Selain itu, mempelajari aturan makan orang Jepang pun akan mengakrabkan hubungan dengan mereka. Inilah beberapa sikap yang harus dilakukan saat sedang santap bersama:
1. Posisi Duduk di Atas Bantal
“Zabuton” adalah bantalan tipis yang digunakan orang Jepang untuk duduk dengan gaya seiza. Gaya seiza merupakan posisi duduk bersimpuh, yakni duduk dengan menekuk kedua lutut dan kaki dilipat ke belakang. Jadi seseorang duduk menempatkan bokongnya di atas kaki. Ini adalah aturan duduk formal, jika sedang santai maka laki-laki bisa duduk bersila dan perempuan menempatkan kedua kakinya di satu sisi.
Jika ingin mengubah posisi duduk di atas zabuton harus mengangkat tubuh dengan tangan. Jangan menginjak zabuton karena akan dianggap menghina tuan rumah. Ubah posisi dengan gerakan perlahan hingga merasa nyaman.
2. Mengelap Tangan dengan Oshibori
Sebelum makan, orang Jepang memiliki kebiasaan mengelap tangan dengan handuk panas yang dikukus. Handuk ini dinamakan “oshibori” yang fungsinya untuk membersihkan tangan. Jika sudah selesai, jangan gunakan handuk tersebut untuk mengelap wajah atau meja. Lipat kembali handuk itu dan tempatkan di posisi semula karena dapat digunakan lagi setelah makan.
3. Mengucapkan Itadakimasu
Orang Jepang termasuk orang-orang yang penuh syukur. Sikap ini tercermin juga saat mereka hendak makan mengucapkan “itadakimasu” sebagai bentuk penerimaan terhadap makanan yang akan disantap. Saat mengucapkan ini, mereka menangkupkan kedua tangan kemudian memuji hidangan yang disajikan sebagai rasa terima kasih kepada tuan rumah. Namun jika sedang di tempat sunyi atau sendiri, orang Jepang cukup mengucapkannya dalam hati saja.
4. Ohashi
Ohashi adalah penggunaan sumpit. Ada aturan-aturan khusus bagi orang Jepang dalam menggunakan sumpit, mulai dari cara memegang hingga meletakkannya. Setiap posisi memiliki arti tertentu, oleh sebab itu seseorang harus mengetahui ini saat bertamu ke rumah orang Jepang. Misalnya, saat akan memulai makan seseorang harus memegang chawan dulu dengan tangan kiri kemudian makan menggunakan sumpit, dan masih banyak aturan lainnya.
5. Mengeluarkan Suara “Slurp”
Sudah menjadi budaya makan orang Jepang mengeluarkan suara “slurp” saat menyantap hidangan berkuah atau makan mie. Mungkin di kebudayaan lain sikap ini tidak sopan, tapi di Jepang justru wujud menikmati makanan. Kalau diundang makan bersama orang Jepang, jangan segan untuk melakukan ini karena tuan rumah akan merasa senang sekali.
6. Mengucapkan Gochisousama
Layaknya memulai makan, orang Jepang pun menunjukkan rasa syukurnya kembali saat selesai makan. Mereka mengucapkan “gochisousama” sebagai rasa terima kasih. Kebiasaan ini sudah menjadi sesuatu yang mendasar sejak mereka anak-anak. Satu hal yang perlu diingat seusai makan, jangan bersendawa karena dianggap tidak sopan. Selain itu, tempatkan sumpit kembali di posisi semula, kemudian bersihkan tangan.
Aturan Menggunakan Sumpit
Budaya makan orang Jepang tidak lepas dari penggunaan sumpit. Alat ini menjadi alat utama untuk makan dibandingkan sendok dan garpu. Namun tidak semua orang bisa menggunakan sumpit untuk makan. Oleh sebab itu, bagi orang asing harus mempelajari dulu cara memegang sumpit, mengambil makanan, hingga menyuapnya. Selain itu juga ada aturan-aturan lain yang harus diketahui, sebagai berikut:
1. Jangan Menggosok Sumpit
Kebiasaan orang di negara lain jika menerima sumpit maka akan menggosoknya. Namun jangan lakukan ini ketika di Jepang karena akan menghina kualitas hidangan tuan rumah atau restoran. Lagipula, tidak ada orang Jepang yang menggosok sumpit sebelum makan. Hal ini tidak lazim dilakukan, baik sedang makan sendiri atau bersama-sama.
2. Tidak Mendirikan Sumpit Tegak Lurus
Buat yang belum terbiasa makan dengan sumpit, mungkin akan memposisikan sumpit menancap tegak lurus di atas mangkuk (tate-bashi). Jangan lakukan ini saat makan bersama orang Jepang, baik di sela-sela waktu makan atau sudah selesai. Sebab posisi tersebut hanya mereka lakukan saat ritual pemakaman. Lebih baik letakkan sumpit di atas nampan atau tatakan yang disediakan.
3. Jangan Memberikan Makanan dengan Sumpit
Meskipun budaya makan orang Jepang menggunakan sumpit, mereka tidak pernah memberikan makanan dengan sumpit kepada orang lain. Sikap seperti ini dinamakan hashi-watashi, artinya mengoper makanan dengan sumpit. Penggunaan sumpit tersebut seperti mengambil tulang mayat sewaktu akan dikremasi dan tidak pantas dilakukan di meja makan. Sikap yang benar adalah menaruh makanan di mangkuk kecil kemudian memberikannya kepada teman.
4. Jangan Meletakkan Sumpit di Atas Mangkuk
Selain dilarang menaruh sumpit dengan posisi tegak lurus, jangan pula meletakkan sumpit di atas mangkuk, baik horizontal maupun vertikal. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa seseorang telah selesai makan. Kalau dalam mangkuk masih ada makanannya, maka akan dianggap hidangan tersebut tidak enak. Kesalahan ini dikenal dengan sebutan watashi-bashi atau menaruh sumpit dengan posisi melintang. Taruh sumpit di dudukan sumpit yang telah disediakan.
5. Letakkan Sumpit Sebelum Berbicara
Beberapa orang berbicara sambil menggerakkan tangannya. Bagi orang tipe seperti ini, maka harus meletakkan sumpit sebelum berbicara. Taruh sumpit pada tempatnya kemudian mulailah mengobrol. Jangan angkat sumpit atau menggunakan sumpit sebagai body language. Orang Jepang akan menganggap tidak sopan jika menunjuk seseorang atau sesuatu dengan menggunakan sumpit.
6. Jangan Menusuk Makanan dengan Sumpit
Ini termasuk kebiasaan yang dilakukan oleh orang dari kebudayaan selain Jepang. Pada budaya makan orang Jepang menusuk makanan dengan sumpit dinamakan sashi-bashi, yakni mengambil makanan dengan cara menusuk. Seseorang akan dianggap tercela jika melakukan ini, apalagi sampai makanannya terpental atau jatuh ke lantai. Ingat, sumpit digunakan secara bersamaan untuk menjepit makanan, bukan menusuknya.
7. Jangan Menyentuh Makanan dengan Sumpit
Saat makan dengan orang Jepang akan banyak sekali hidangan di beberapa mangkuk kecil. Pilihlah makanan yang dipilih dengan mata kemudian ambil dan taruh di piring sendiri. Jangan menyentuh makanan dengan sumpit untuk memilihnya karena sikap ini tidak sopan dan menjijikan. Jangan pula memutar-mutar sumpit di atas makanan untuk memilih. Sikap tersebut menunjukkan seseorang serakah dan berkepribadian plin-plan.
Aturan Lainnya di Meja Makan
Selain tata krama dan berbagai aturan penggunaan sumpit di atas, sebenarnya masih banyak etika budaya makan orang Jepang. Berikut adalah dua aturan umum lainnya yang harus diikuti saat makan bersama mereka:
1. Aturan Minum Sake
Orang Jepang senang berkumpul dan minum sake bersama, apalagi seusai jam kantor. Jika diajak orang Jepang untuk minum sake bersama, maka jangan menuang sake ke gelas sendiri dan meminumnya. Kebiasaan mereka adalah saling menuangkan sake ke gelas orang lain dan tunggu hingga semua gelas terisi. Kalau sudah, semua orang akan menyentuhkan gelas bersama-sama sambil menyerukan “kanpai!” yang artinya “bersulang!”.
2. Habiskan Makanan yang Dipesan
Jangan pernah membuang atau menyisakan makanan yang dipesan. Kalau ini dilakukan, maka artinya menghina koki atau si tuan rumah. Oleh sebab itu, ambil makanan secukupnya di mangkuk. Jika merasa kurang tinggal tambah lagi daripada mengambil banyak tapi tidak dihabiskan. Selain itu, sikap seperti ini pun menandakan bahwa seseorang itu boros.
Memang sangat menarik untuk membicarakan budaya makan orang Jepang. Ada banyak sekali hal yang bisa dibahas dan dipelajari, kemudian diikuti untuk kehidupan sehari-hari. Kesungguhan masyarakat Jepang dalam mempertahankan nilai leluhurnya mencerminkan sikap kedisiplinan mulai dari hal-hal kecil, salah satunya adalah perilaku saat makan.
Baca juga: Uniknya Budaya Minum Teh di Jepang yang Penuh dengan Makna Kehidupan