Mungkin hanya segelintir orang yang tahu betapa menariknya dongeng Jepang. Umumnya orang-orang mencari informasi tentang kebudayaan, perayaan festival, dan mempelajari bahasanya saja. Padahal jika memperhatikan cerita-cerita rakyat Jepang, ada banyak pesan moral yang bisa diambil untuk menjalani kehidupan ini. Tak hanya bagi orang Jepang, tetapi untuk siapapun penikmatnya.
Dongeng Jepang disampaikan secara turun temurun dari nenek moyang hingga generasi sekarang. Dulu diceritakan secara lisan, namun kini sudah banyak beredar buku-buku cerita rakyat Jepang (otogizooshi). Buku ini berisi cerita dongeng tentang mitos-mitos Shinto atau Budha, kisah peperangan, dan kisah rakyat Jepang lainnya. Ada juga “Nara Ehon”, yaitu otogizooshi yang dilengkapi dengan gambar ilustrasi.
Daftar Isi
Jenis-Jenis Cerita Rakyat Jepang
Dongeng Anak-Anak Jepang yang Penuh Nilai Moral
Issunboushi, Cerita Tentang Biksu Mungil yang Terkenal
Jenis-Jenis Cerita Rakyat Jepang
Dongeng Jepang tidak hanya diperuntukan bagi anak-anak, tetapi juga dewasa. Sebab cerita rakyat di Jepang memiliki banyak peran, misalnya sebagai media pembelajaran, komunikasi budaya, dan sebagainya. Jika dilihat dari isi dan bentuknya, ada tiga kelompok dari cerita rakyat ini, yaitu:
1. Mukashibanashi
Ciri khas dari dongeng Jepang ini adalah di bagian pembuka terdapat kata “mukashi” atau “mukashi, mukashi”. Adapun kalimat pembukanya adalah “attasona” atau “atta to sa” yang artinya “konon” atau “kabarnya menurut orang zaman dulu”. Sedangkan untuk di bagian akhir cerita ditutup dengan “Dotto harai”, “Shiawase ni kurashimashita”, atau “Anraku ni kurashimashita” yang artinya “tamat” atau “akhirnya bahagia selamanya”. Ciri-ciri lainnya adalah:
-
Ceritanya bersifat fiktif atau khayalan.
-
Tidak berkaitan dengan kejadian suatu peristiwa atau tragedi seseorang.
-
Jika dituangkan dalam bentuk tulisan atau lisan, menggunakan keterangan waktu lampau dan pilihan kata-kata digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Densetsu
Densetsu sama dengan legenda suatu peristiwa, tokoh atau sosok, atau asal usul tempat, bangunan, dan sebuah lokasi. Oleh sebab itu, semua yang diceritakan adalah fakta. Orang-orang Jepang sangat percaya terhadap hal-hal yang ada dalam densetsu sehingga menguatkan mereka terhadap kepercayaannya. Cara penyampaian dongeng Jepang ini dari mulut ke mulut dan sampai sekarang masih dilestarikan ke anak-anak.
3. Sekembanashi
Bisa dibilang sekembanashi cenderung seperti gosip. Sebab ceritanya berdasarkan kisah nyata dari kejadian sehari-hari tentang tokoh terkenal, sebuah keluarga, atau suatu tempat tinggal. Biasanya dijadikan bahan obrolan ringan di masyarakat. Seseorang yang menceritakan pun bisa sebagai subjek sehingga tema ceritanya bisa bermacam-macam, seperti cerita seram, pengalaman lucu, kejadian aneh, dan sebagainya.
Artikel Pilihan
Dongeng Anak-Anak Jepang yang Penuh Nilai Moral
Salah satu keunikan orang tua Jepang adalah mendidik anak-anaknya lewat cerita. Mereka menyelipkan nilai-nilai moral dengan harapan anak-anak mampu mengambil hikmahnya. Berikut adalah beberapa dongeng anak di Jepang yang terkenal:
1. Momotaro
Momotaro terdiri dari dua kata, yaitu “momo” (buah persik) dan “Taro” (nama umum untuk anak laki-laki). Memang Momotaro lahir dari buah persik yang hendak dimakan oleh seorang kakek. Bersama istrinya, kakek ini akhirnya membesarkan Momotaro seperti anaknya sendiri hingga tumbuh menjadi anak yang kuat dan berbudi baik.
Saat dewasa Momotaro bertekad untuk membasmi raksasa agar kehidupan masyarakat desa menjadi tenang. Sepanjang perjalanan menuju pulau raksasa, ia bertemu dengan anjing, monyet, dan burung pegar yang kemudian menjadi pengikutnya. Di akhir cerita, Momotaro berhasil mengalahkan para raksasa dan pulang membawa harta yang berlimpah.
2. Kintaro
Kintaro diilustrasikan sebagai anak yang bertubuh besar, gempal, dan memakai rompi merah bertuliskan aksara kanji “kin” pada bagian depan. Ciri khas lainnya adalah masakari (kapak) yang selalu dipanggul ke mana-mana untuk membuat jembatan. Pribadi Kintaro sangat bersahabat dan suka menolong. Dengan begitu, tokoh ini kerap dijadikan simbol untuk perayaan hari anak laki-laki di Jepang. Para orangtua memajang boneka ini dengan harapan anak-anaknya dapat tumbuh sehat dan berani seperti Kintaro.
3. Kaguyahime
Beberapa orang percaya kalau dongeng Jepang ini berkaitan dengan gunung Fuji. Dahulu ada seorang anak perempuan yang muncul dari batang bambu dan tumbuh menjadi sosok yang sangat cantik. Namun tak ada satu lelaki pun yang berhasil menarik hatinya. Kabar ini sampai ke telinga seorang kaisar. Sayang, saat mereka bertemu ternyata putri Kaguya akan dijemput oleh orang-orang bulan.
Usaha mencegah Sang Putri kembali ke bulan gagal. Sebelum pergi, putri Kaguya memberikan obat hidup kekal kepada kaisar. Namun ia merasa percuma hidup kekal tanpa seorang putri. Akhirnya obat tersebut dibakar oleh pasukan kaisar di puncak gunung tertinggi yang disebut “Fushi no Yama” atau gunung Fuji. Inilah yang menyebabkan puncak gunung Fuji mengeluarkan asap sampai sekarang.
4. Kyusuke
Kyusuke adalah sosok anak yang berbakti dan patut dicontoh. Lain dari kakaknya, Kyutaro, Kyusuke rajin bekerja dan menabung untuk kehidupan ayahnya di desa. Setelah delapan tahun bekerja, akhirnya Kyusuke mampu mengumpulkan uang. Sayang, uangnya dirampok oleh seseorang yang ternyata kakaknya sendiri saat ia menumpang untuk beristirahat di sebuah rumah.
Setelah dirampok Kyusuke kembali ke majikannya sambil membawa sebilah pedang yang ditukar oleh Sang Perampok. Ternyata sebilah pedang itu antik dan memiliki nilai yang sangat tinggi. Akhirnya pedang tersebut dijual dan Kyusuke hanya mengambil bagiannya saja. Sisanya, ia bagi ke majikannya yang sudah membantunya lalu sisanya dikembalikan ke kakaknya.
Issunboushi, Cerita Tentang Biksu Mungil yang Terkenal
Zaman dulu hiduplah sepasang kakek-nenek yang tidak memiliki anak. Saat hampir putus asa, mereka meminta anak meski hanya sebesar ujung jari. Tiba-tiba sosok anak lelaki sebesar ujung jari muncul dan diberi nama Issunboushi. Ia dirawat hingga dewasa meski ukuran tubuhnya tidak bertambah. Suatu hari ia ingin pergi ke kota. Dengan berbekal jarum sebagai pedang, mangkuk sebagai perahu, dan sumpit sebagai kayuhnya, ia akhirnya tiba di sebuah rumah besar.
Sang Pemilik Rumah mempunyai seorang anak perempuan yang hendak diculik oleh para siluman jahat. Namun pelayan-pelayan tidak mampu melawan siluman tersebut. Meski tubuhnya kecil, Issunboushi mampu mengalahkan siluman dan Sang Putri menemukan “palu keberuntungan”. Palu tersebut diayunkannya ke arah tubuh Issunboushi sehingga berubah menjadi besar. Akhirnya, kakek-nenek Issunboushi dipanggil dari desa dan mereka hidup bahagia.
Legenda Masyarakat Jepang
Selain dongeng Jepang di atas, ada beberapa legenda lainnya yang juga terkenal. Legenda-legenda di bawah ini juga memiliki nilai moral yang tak kalah pentingnya. Berikut cerita-cerita yang dimaksud:
1. Urashima Taro
Ada banyak versi tentang akhir cerita dari Urashima Taro. Namun seluruhnya menceritakan kalau Urashima Taro adalah seorang nelayang yang menolong seekor penyu. Salah satu versi mengisahkan penyu ini berubah menjadi sosok putri cantik dan mengajak Urashima Taro hidup bersamanya di istana. Namun ia tidak betah, akhirnya sebelum pulang ke kampung diberikannya sebuah kotak.
Sayang, kampungnya telah tiada. Saat itulah kotak tadi dibuka sehingga Urashima Taro berubah menjadi lelaki tua kemudian meninggal. Ada juga versi yang menceritakan Urashima Taro berubah menjadi burung setelah membuka kotak tersebut.
2. Tamamo-no-Mae
Ini adalah kisah seorang wanita cantik yang pandai dalam berbagai hal dan mampu mengeluarkan harum dari tubuhnya. Seorang kaisar, Konoe, menaruh hati pada Tamamo-no-Mae. Namun pada suatu hari ia terserang penyakit, seorang peramal bintang memberitahu kalau Tamamo-no-Mae adalah penyebab penyakit itu. Sebenarnya Tamamo-no-Mae adalah seekor kitsune atau rubah berekor sembilan yang mana majikannya ingin merebut kursi kekaisaran Konoe.
Begitu mengetahui hal tersebut, Sang Kaisar menyuruh dua panglima terkuatnya untuk memburu Tamamo-no-Mae. Tapi beberapa hari kemudian ditemukan seekor kitsune yang sudah terbunuh. Tubuh kitsune itu berubah menjadi batu dan bisa membunuh bagi siapa saja yang mendekatinya.
3. Hagoromo
Dongeng Jepang Hagoromo erat dikaitkan dengan hutan pinus Miho. Orang Jepang percaya kalau zaman dulu di sana ada seorang nelayan yang menemukan hagoromo (jubah bulu) milik seorang bidadari dari surga. Bidadari tersebut meminta jubahnya agar bisa kembali ke kahyangan. Namun sebelum kembali ke surga, Sang Nelayan meminta si bidadari untuk menari. Akhirnya permintaan tersebut dipenuhi hingga si bidadari naik ke surga.
Saat ini di lokasi tersebut ada pohon pinus tua yang diyakini sebagai tempat jubah bidadari tersebut digantung. Di sana juga ada sebuah kuil yang dipercaya sebagai tempat menyimpan sisa-sisa jubahnya. Maka, setiap bulan Oktober digelar sendratari noh pada malam hari disertai dengan cahaya-cahaya api.
Masih ada banyak dongeng Jepang yang lainnya. Namun beberapa cerita yang di atas sudah terkenal hingga ke negara-negara di luar Jepang. Dari dongeng mereka pun seseorang bisa mempelajari mengapa hingga kini masyarakat Jepang sangat menjaga tradisinya dan berbudi pekerti yang baik.
Baca juga: Inilah Budaya Jepang yang Terkenal dan Wajib Diketahui Wisatawan