Seperti yang diketahui bersama bahwa Jepang merupakan Negara yang sangat menjunjung sopan santun dalam kehidupannya. Menjadi Negara maju dengan kemajuan teknologi yang pesat tidak membuat Jepang lantas lupa dengan adat istiadat terutama saat makan. Bahkan saat makan mereka masih mengedepankan etika dan penghormatan salah satunya dengan mengucapkan itadakimasu sebelum makan.
Daftar Isi
- Tata Krama Makan yang Umum di Jepang
- Sejarah Penggunaan Itadakimasu
- Makna Itadakimasu dalam Tata Krama Makan di Jepang
- Cara Penggunaan “Itadakimasu” yang Tepat
Tata Krama Makan yang Umum di Jepang
Sopan santun tidak hanya berlaku dalam pergaulan masyarakat Jepang saja, namun dalam hal kecil lainnya mereka juga menerapkan hal serupa. Saat makan pun mereka tetap menjunjung etika dan sopan santun dalam menghadapi hidangan yang disajikan. Hal ini juga patut diketahui oleh para wisatawan untuk mengetahui tata krama dasar makan di Jepang.
1. Cara Duduk
Bagian pertama adalah mengetahui cara duduk yang benar dalam menyantap hidangan terutama saat makan di restoran bersama orang banyak. Jepang memiliki restoran western dan tradisional yang bisa dipilih untuk menikmati menu yang disajikan. Cara duduk yang benar tentu saja tidak berlaku jika makan di restoran western yang menggunakan kursi.
Berbeda halnya saat datang di restoran tradisional yang tidak memiliki kursi dimana pengunjung akan duduk di atas tatami (bantal duduk). Cara duduk di atas tatami tentu harus diperhatikan yakni duduk dengan cara Seiza (duduk di atas kedua kaki). Aturan duduk yang benar adalah jempol kaki kiri dan kaki kanan saling bertemu.
2. Oishibori
Selain cara duduk yang harus diperhatikan, kebersihan saat makan juga sangat penting untuk diperhatikan. Di Jepang, masyarakatnya mengenal adanya oshibori yang tersedia di meja makan yang ada di restoran tradisional Jepang. Oshibori sendiri adalah handuk berwarna putih dengan ukuran kecil yang memang digunakan sebagai lap tangan sebelum dan sesudah makan.
Handuk kecil ini terlebih dahulu dibuat menjadi lembab sehingga air tidak merembes saat diletakkan di meja. Oshibori yang sudah lembab ini kemudian digulung dengan rapi dan dibungkus lagi dengan plastik. Untuk wisatawan perlu mengetahui bahwa fungsi dari oshibori adalah untuk lap tangan, tidak digunakan untuk hal lain seperti membersihkan wajah.
3. Salam Sebelum dan Sesudah Makan
Bagi yang sering menonton film atau anime-anime Jepang pasti sering melihat adegan tokohnya memberi salam sebelum dan sesudah makan. Salam adalah hal yang umum sebelum dan sesudah makan di Jepang dan sudah menjadi bagian dari budaya. Orang-orang akan mulai menangkupkan kedua tangan sambil mengucapkan itadakimasu sebagai doa dan ucapan selamat makan.
Meskipun telah mengucapkan doa dan selamat makan, sebaiknya jangan langsung menyantap hidangan yang disajikan. Orang Jepang biasanya memuji makanan tersebut dari segi penampilan sebagai bentuk penghargaan, terutama saat bertamu atau berada di tempat umum. Setelah makan, ucapkan gochisousama sebagai bentuk rasa terima kasih atas kebaikan tuan rumah yang memberikan makanan.
4. Chawan
Chawan berarti mangkuk kecil yang sekilas terlihat seperti gelas namun fungsinya untuk makan. Bisanya di Negara lain, chawan digunakan untuk minum sedangkan di Jepang digunakan sebagai wadah nasi dan sup. Jika berada di restoran atau rumah-rumah orang Jepang, selalu ada chawan kosong yang disediakan di atas meja untuk wadah makan.
Orang Jepang biasanya memegang dan mengangkat chawan dengan tangan kiri dan sumpit di tangan kanan. Sebelum restorasi Meiji, memegang chawan dan sumpit pada posisi sebaliknya adalah tindakan yang dianggap tidak sopan. Namun setelah restorasi Meiji bagi mereka yang kidal, diperbolehkan untuk memegang chawan di tangan kanan dan sumpit di tangan kiri.
5. Penggunaan Sumpit
Tata krama selanjutnya dalam menyantap hidangan di Jepang adalah penggunaan sumpit. Memegang sumpit tentu saja cukup sulit untuk pemula, namun bisa dilatih secara bertahap, berbeda dengan orang Jepang yang belajar dari kecil. Etika penggunaan sumpit dan chawan adalah hal yang satu, dimana keduanya harus dikuasai dalam tata krama makan orang Jepang.
Ada beberapa hal yang tidak diperbolehkan dalam penggunaan sumpit saat makan yang tentu saja harus diperhatikan. Umumnya masyarakat Jepang membedakan antara sumpit makan dengan sumpit untuk mengambil makanan dari wadah sebagai bentuk kesopanan. Selain itu, menusuk makanan dengan sumpit dan membuat bunyi dari alat makan menggunakan sumpit juga dianggap tidak sopan.
Baca selengkapnya: Ketahui Cara Pakai Sumpit yang Benar untuk Kamu Si Pecinta Makanan Jepang
6. Menuang Minuman
Masih merupakan tata krama di meja makan, masyarakat Jepang juga memiliki etika sendiri dalam menuang minuman. Berbeda dengan Negara lain yang langsung menuang minuman tanpa aturan yang mengikat seperti di Jepang. Masyarakat Jepang kerap kali minum sake bersama rekan kerja atau teman dengan saling menuang minuman ke gelas masing-masing.
Saat menuang minuman, gunakan kedua tangan dan tuangkan ke orang paling tua sebelum menuangkannya untuk diri sendiri. Jika tidak minum alkohol cara ini tetap harus dilakukan sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada rekan. Setelah semua gelas terisi penuh, angkat gelas dan ucapkan ‘kanpai’ atau cheers(*).
7. Tidak Menyisakan Makanan
Terakhir yang tidak kalah pentingnya dalam tata krama makan di Jepang adalah tidak boleh menyisakan makanan. Menyisakan makanan adalah tindakan yang tidak sopan dan tidak menghargai pembuat makanan. Untuk itu pilih makanan yang disukai atau jangan menuang terlalu banyak sebelum makan untuk menghindari menyisakan makanan.
Artikel Pilihan
Sejarah Penggunaan Itadakimasu
Sebagai bagian dari tata krama dan kesopanan dalam makan, ucapan salam dan berdoa adalah hal yang sangat penting. Penggunaan itadakimasu sebagai doa dan ucapan selamat sendiri mulai populer digunakan saat Perang Dunia ke-II melalui media massa.
Sebelum makan keluarga-keluarga di Jepang mengucapkan itadakimasu dan mulai diterima dan semakin populer. Terlebih kondisi Jepang pasca perang yang krisis makanan membuat mereka begitu menghargai makanan. Ucapan ini seolah menjadi bentuk rasa syukur masyarakat Jepang atas makanan di tengah kelangkaan tersebut.
Makna Itadakimasu dalam Tata Krama Makan di Jepang
Dalam bahasa Jepang, itadaku adalah kata yang paling sopan untuk kata ‘menerima’ sesuatu. Itadakimasu sendiri secara tradisional adalah cara mengungkapkan penerimaan terhadap sesuatu dari orang yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Jadi, dapat dikatakan bahwa kata ini memiliki arti ‘saya menerima dengan rendah hati’.
Kata itadakimasu juga dikaitkan dengan ajaran Buddhisme yang menghormati makhluk hidup. Ucapan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan penghormatan kepada tumbuhan dan hewan sebagai sumber makanan untuk manusia. Selain itu, ucapan ini juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam pembuatan dan penyajian makanan.
Cara Penggunaan “Itadakimasu” yang Tepat
Sebelum makan, orang Jepang biasanya akan menangkup kedua tangan dengan tepukan kecil sambil mengucapkan itadakimasu dan sedikit menundukkan kepala. Bagi masyarakat Jepang, hal ini merupakan salah satu kewajiban dan menjadi budaya. Sebagai pendatang, seseorang tentu perlu melakukan hal serupa untuk menghargai budaya dan pelestarian tradisi(*).
Jepang sebagai Negara yang sangat mengedepankan sopan santun menjadi hal yang sangat patut untuk ditiru. Bahkan dalam hal menyantap makanan, mereka memiliki etika khusus yang sudah menjadi budaya. Salah satunya adalah mengucapkan itadakimasu sebelum makan dan gochisousama setelah makan.
Baca juga: Ternyata Bikin Ketagihan! Seperti Apa Makanan Hidup di Jepang?