Fakta Tentang Penggunaan Sumpit yang Perlu Kamu Ketahui

WeXpats
2020/10/26

Sebagian besar negara di dunia mengenal sendok sebagai alat makan utama. Lain halnya dengan di negara-negara Asia Timur, termasuk Jepang. Negara-negara di wilayah tersebut, sumpit atau sepit merupakan alat makan yang utama.

Alat makan yang satu ini mudah dikenali dari bentuknya yang unik, yakni batang yang berbahan kayu dan berjumlah dua buah dengan ukuran yang sama panjang. Selain kayu, ia juga bisa dibuat dari bahan bambu, dan logam yang sudah dihaluskan serta dilapisi cat agar lebih halus dan tidak menimbulkan luka. Bisa dikatakan bahwa sumpit adalah perpanjangan tangan dari manusia.

Baca juga: 11 Makanan Khas Jepang Rasa Musim Gugur. Dari Buah-buahan Manis Hingga Ikan Segar Siap Menemanimu!

Daftar Isi

  1. Sejarah Penggunaan Sumpit
  2. Etiket Penggunaan Sumpit
  3. Cara Memegang Sumpit
  4. Aturan Dalam Penggunaan Sumpit

Sejarah Penggunaan Sumpit

Jika ditarik garis waktu ke belakang, maka dapat diketahui bahwa sumpit telah ada sejak zaman Neolitikum atau 5000 tahun sebelum masehi. Hal ini diketahui dari temuan arkeolog di Provinsi Jiangsu tahun 1993-1995. Pada saat itu, arkeolog menemukan 42 batang dengan ukuran 9,2-18,5 cm yang terbuat dari tulang binatang.

Sebelum penemuan tulang binatang yang menyerupai piranti makan tersebut, pada tahun 1930 arkeolog Tiongkok telah menemukan enam pasang sumpit berbahan perunggu di reruntuhan Yin, wilayah Henan.

Wilayah tersebut bukanlah satu-satunya wilayah dimana arkeolog menemukan piranti makan tersebut. Hubei, Anhui, dan Yunan merupakan beberapa tempat lain di mana alat makan ini ditemukan. Dari temuan itu diketahui bahwa dua buah batang perunggu tersebut digunakan sebagai alat masak.

Ketika teks yang ditulis oleh Han Fei (233-280 SM) dengan judul Han Feizi ditemukan, diketahui bahwa dua buah batang perunggu tersebut digunakan untuk makan. Penggunaan sumpit sebagai alat makan baru dilakukan pada masa Dinasti Han.

Sebelum digunakan secara umum dengan bahan yang lebih beragam, piranti ini dibuat dari gading gajah. Namun, yang biasanya menggunakan alat dengan bahan tersebut hanyalah orang-orang kaya atau bangsawan.

Selain gading alat ini juga terkadang dibuat dari bahan logam perak yang kemudian di kirim di Istana. Piranti dengan perak ini sering digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya racun yang ada di dalam sebuah makanan.

Pada awalnya piranti makan ini hanya digunakan oleh sebagian orang saja. Namun, pada abad ke enam hingga ke delapan Masehi, alat berbentuk batang ini sudah digunakan secara umum oleh suku Uighur. Sementara itu, warga Jepang baru mengenal dan menggunakan sumpit pada abad ketujuh

Etiket Penggunaan Sumpit

Ketika menggunakan sumpit, selain cara memegangnya, terdapat beberapa hal yang harus dipatuhi. Hal ini berlaku di semua negara Asia Timur terutama Jepang. Negara matahari terbit ini memiliki segudang etika tentang penggunaan piranti makan yang satu ini.

Salah satunya adalah pelarangan penggunaan alat makan berbentuk batang ini untuk mengaduk-aduk sup. Sebenarnya pelarangan mengaduk tersebut tidak hanya terbatas pada sup melainkan juga pada semua makanan. Mengaduk makanan dengan piranti tersebut dianggap tidak ramah dan tentunya kurang sopan.

Selain dilarang untuk mengaduk makanan, alat ini juga dilarang digunakan untuk membolak-balik makanan dengan tujuan mengambilnya. Terlebih jika pada akhirnya makanan tersebut tidak jadi diambil.

Etika penggunaan yang paling mencolok yang ada di Jepang yakni tidak diperkenankan untuk saling menyuap dengan piranti makan ini. Meskipun terlihat romantis, nyatanya saling suap dianggap sebagai tindakan yang tidak etis. Jika ingin berbagi makanan, daripada menyuapi lebih baik makanan diletakan di mangkuk makan rekan,

Tidak hanya itu, etika dalam penggunaan piranti makan ini juga melarang penggunanya untuk menjilati sisa makanan yang ada di ujung alat ini. Alasan dari pelarangan tersebut adalah kesopanan. Menjilati piranti ini dianggap sebagai perbuatan yang kurang sopan.

Cara Memegang Sumpit

Bagi sebagian orang, sepit bukanlah alat makan yang biasa ditemui karena sepit bukanlah piranti utama selain di Jepang dan sekitarnya. Oleh karena itu tidak heran banyak orang yang belum mengerti cara penggunaan piranti yang satu ini, termasuk cara memegangnya.

Pemegangan sepit baru yang benar bisa diketahui dari posisi jari-jemari. Ada tiga jari yang berperan aktif untuk menggerakan piranti ini. Ketiga jari tersebut adalah ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.

Cara untuk memegang piranti ini dengan benar yaitu dengan meletakan sepit diantara ibu jari dan telunjuk. Sepit pertama diletakan di pangkal ibu jari, sedangkan sisanya dipegang atau dicapit menggunakan ibu jari dan juga telunjuk.

Agar tidak jatuh, piranti tersebut perlu mempertahankan kestabilan piranti ini. Untuk mengambil nasi atau lauk, gunakan ibu jari, telunjuk, dan jari tengah untuk menggerakan sepit.

Yang perlu diingat saat memegang sepit ialah posisi tangan atau jari harus berada di sepertiga bagian bawah sepit.

Seperti yang telah diketahui, sepit bukanlah piranti makan yang umum digunakan. Oleh karena itu, kesalahan dalam memegang piranti ini sering ditemukan. Kesalahan pertama yang sering dilakukan yakni memegang sumpit dengan posisi mengepal.

Kesalahan dalam memegang sepit yang juga sering ditemukan adalah memegang piranti ini hanya dengan dua jari, yakni ibu jari dan jari tengah. Selain itu terkadang ada pula yang menyilangkan salah satu bagian sepit.

Meskipun terlihat benar dan mudah mengambil makanan dengan posisi sepit menyilang, cara memegang sepit menyilang ini ternyata menyusahkan saat makanan yang diambil berukuran kecil

Aturan Dalam Penggunaan Sumpit

Selain cara memegang, masih ada beberapa aturan yang terkait dengan penggunaan sepit sebagai piranti makan. Adanya aturan-aturan tersebut memberikan kenyamanan pada saat makan, terutama apabila terdapat banyak orang. Beberapa aturan penggunaan sepit di Jepang antara lain:

1. Sashi-bashi

Sashi-bashi adalah salah satu aturan penggunaan sepit ketika makan. Arti dari sashi-bashi adalah pelarangan untuk menggunakan piranti ini sebagai alat penusuk makanan. Seperti yang diketahui sepit merupakan sepasang alat makan, sehingga tidak diperkenankan untuk digunakan secara terpisah.

Selain itu, menusuk atau mengorek makanan dengan piranti ini dianggap sebagai tindakan yang tidak sopan dan mengganggu.

2. Yose-bashi

Yose-bashi memiliki arti menarik mangkuk menggunakan sepit. Hal ini merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan di Jepang pada saat makan. Perbuatan ini dianggap tidak menghargai makanan. Jika ingin memindahkan makanan, lebih baik gunakan tangan dan bukan alat makan.

3. Watashi-bashi

Aturan lain dalam menggunakan sepit adalah watashi-bashi yang memiliki arti jangan meletakan piranti makan ini di atas mangkuk makan. Di Jepang sepit (hashi) memiliki arti jembatan. Ketika alat makan tersebut diletakan di atas mangkuk secara melintang, artinya makanan yang dimakan tidak terasa nikmat.

Tentu hal ini menjadi sebuah hinaan bagi pemasak. Untuk menghindarinya, letakkan sepit di tempat yang telah disediakan.

4. Hashi-watashi

Hashi-watashi artinya mengoper makanan dari satu sepit ke sepit lainnya. Dalam tata krama Jepang, hal ini merupakan sesuatu yang dilarang karena merepresentasikan pengambilan tulang mayat pada saat kremasi. Oleh karena itu, mengoper makanan dari piranti makan merupakan hal yang terlarang.

Pepatah mengatakan jika berada di Roma maka jadilah orang Roma. Hal ini menunjukan bahwa seseorang harus menghargai dan melakukan hal yang dianggap umum atau tata krama di suatu tempat saat berada di tempat tersebut.

Tentunya ini juga berlaku pada penggunaan sumpit saat berada di Jepang. Untuk menghindari rasa tidak nyaman, ada baiknya memahami terlebih dahulu tata krama dan aturan menggunakan piranti makan ini.

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Kehidupan orang Jepang/ Fakta Tentang Penggunaan Sumpit yang Perlu Kamu Ketahui

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie