Sama seperti di bahasa Indonesia, bahasa Jepang juga mengenal klasifikasi atau penggolongan kata. Penggolongan kata di bahasa Jepang sangat beragam sehingga akan membingungkan bagi siapapun yang baru mulai belajar bahasa Jepang. Dalam artikel ini akan dibahas singkat tentang beberapa penggolongan atau jenis kata yang ada dalam bahasa Jepang.
Daftar Isi
- Jenis Kata Kerja atau Doushi (動詞)
- Jenis Kata Sifat atau Keiyoushi (形容詞)
- Jenis Kata Benda atau Meishi(名詞)
- Jenis Kata Keterangan atau Fukushi (副詞)
Jenis Kata Kerja atau Doushi (動詞)
Penggolongan kata yang pertama adalah berkaitan dengan kata kerja. Kata kerja menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas. Dalam bahasa Jepang, kata kerja memiliki ciri khas selalu diakhiri dengan huruf “u”. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai kata kerja yang ada dalam bahasa Jepang.
1. Jenis yang Termasuk Kata Kerja
Menurut Matsuoka (2003), bahasa Jepang membagi kata kerja menjadi dua jenis yaitu Nodoshi dan Shodoushi. Nodoshi merupakan jenis kata kerja yang dapat diubah menjadi kata kerja pasif (Ukemi Kei). Contoh kata kerja yang tergolong dalam Nodoshi adalah Kaku menjadi Kakeru (menulis menjadi ditulis), Taberu menjadi Taberareru (makan menjadi dimakan) dan sebagainya.
Selanjutnya ada juga kata kerja yang tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif atau yang disebut dengan Shodoushi. Beberapa contoh Satoshi ini antara lain Mieru (terlihat), Dekiru (bisa), Ara (ada) dan sebagainya.
2. Pengaruh Kata Kerja
Dalam bahasa Jepang, kata kerja juga terbagi menjadi dua jenis. Pembagian jenis kata kerja yang berikutnya ini berdasarkan kemampuannya dalam mempengaruhi seseorang, pihak lain secara sengaja. Ada kata kerja yang digunakan untuk mempengaruhi pihak lain dengan sengaja dan kata kerja yang tidak dapat mempengaruhi pihak lain.
Kata kerja yang dapat memengaruhi pihak lain disebut juga Tadoshi atau kata kerja transitif. Contoh kata kerja transitif ini antara lain Kiru (memotong), Akeru (membuka), Ireru (memasukkan) dan lain-lain.
Kata kerja yang tidak dapat mempengaruhi pihak lain disebut juga kata kerja intransitif atau Jidoshi. Contoh kata kerja intransitif ini antara lain Hairu (masuk), Aku (terbuka), Kireru (terpotong), dan sebagainya.
3. Golongan Kata Kerja
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kata kerja dalam bahasa Jepang memiliki ciri khas yaitu berakhiran huruf “u”. Namun bila dilihat lebih dalam, kata kerja terbagi menjadi tiga golongan yaitu Golongan Pertama atau Godan Doushi, Golongan Kedua atau Ichidan Doushi, dan Golongan Ketiga atau Hensoku Doushi.
Kata Kerja Golongan Pertama atau Godan Doushi merupakan golongan kata kerja yang memiliki akhiran u, bu, gu, ku, tsu, ru, mu, nu, dan su. Contoh Godan Doshi ini antara lain Kau (membeli), Tatsu (berdiri), Hataraku (bekerja), Oyogu (berenang), dan sebagainya.
Kata kerja Golongan Kedua atau Ichidan Doushi merupakan golongan kata kerja yang memiliki akhiran eru dan iru. Contohnya: Taberu (makan), Okiru (bangun), dan lain-lain.
Kata kerja Golongan Ketiga atau Hensoku Doshi terdiri dari dua buah kata kerja yaitu Suru (melakukan) dan Kuru (datang).
Baca juga >> Doushi: Memahami Dasar Kata Kerja dalam Bahasa Jepang
Artikel Pilihan
Jenis Kata Sifat atau Keiyoushi (形容詞)
Klasifikasi atau penggolongan kata dalam bahasa Jepang selanjutnya adalah kata sifat atau keiyoushi. Jenis kata sifat ini digunakan ketika dalam keadaan menyatakan suatu perasaan atau keadaan dari sudut pandang pembicara. Keadaan atau perasaan ini bisa dalam bentuk orang, suasana, benda, dan lain-lain. Berikut ini adalah penjelasan mengenai kata sifat atau keiyoushi dalam bahasa Jepang.
1. I-Keiyoushi
Pembagian kata sifat dalam bahasa Jepang ini berdasarkan huruf akhiran pada setiap katanya. Pembagian kata sifat yang pertama adalah I-Keiyoushi atau kata sifat yang memiliki huruf akhiran “i”. Contoh kata sifat I-Keiyoushi adalah Takai (tinggi), Yoi (bagus), Atarashii (baru), Yasui (murah), dan sebagainya.
Fakta menarik dari I-Keiyoushi ini adalah kata sifat ini dapat berubah peran menjadi sebuah predikat atau kata keterangan. Setiap kata sifat yang termasuk ke dalam jenis ini bisa mengalami perubahan bentuk yang berbeda dengan kata sifat jenis kedua atau Na-Keiyoushi.
2. Na-Keiyoushi
Bila diatas dijelaskan bahwa I-Keiyoushi merupakan kata sifat yang memiliki huruf akhir “i”, maka Na-Keiyoushi merupakan kata sifat dengan akhiran “na”. Na-Keiyoushi ini disebut juga Keiyodoshi. Beberapa contoh Na-Keiyoushi ini antara lain Hansamu-na (ganteng atau tampan), Anzen-na (aman), atau Jozu-na (pintar).
Hal yang menarik dari Na-Keiyoshi adalah perubahan bentuknya yang mirip dengan kata benda atau meishi. Namun, meski sudah berubah bentuk, Na-Keiyoushi tetap berfungsi sebagai kata sifat.
Kata sifat dalam bahasa Jepang ini memiliki pengecualian karena ada beberapa I-Keiyoushi juga termasuk ke dalam Na-Keiyoshi. Contoh I-Keiyoushi yang termasuk dalam Na-Keiyoushi antara lain Kirei-na (cantik), Yuumei-na (terkenal), dan beberapa kata lainnya.
Baca juga >> Memahami Lebih Jauh Tentang Ukemi, Kalimat Pasif Bahasa Jepang
Jenis Kata Benda atau Meishi(名詞)
Pembagian jenis atau kelompok kata dalam bahasa Jepang selanjutnya adalah golongan kata benda (nomina). Dalam bahasa Jepang, kata benda atau nomina ini disebut sebagai Meishi. Meishi merupakan kelompok kata yang menyatakan benda, orang, peristiwa, dan sebagainya. Kata benda atau Meishi ini tidak mengalami konjugasi atau perubahan bentuk kata.
Meishi ini juga tidak hanya memiliki satu peran sebagai subjek atau predikat saja. Meishi juga memiliki peran sebagai kata keterangan atau adverbia. Dalam bahasa Jepang, Meishi terbagi menjadi lima jenis, yaitu Futshuu Meishi, Koyuu Meishi, Keishiki Meishi, Suushi, dan Daimeshi.
Futshuu Meishi merupakan kata benda yang umum digunakan untuk menyebutkan barang, peristiwa, dan sebagainya. Contoh kata benda yang termasuk futshuu meishi adalah Yama (gunung), Matsuri (festival), Boushi (topi), dan lain-lain.
Koyuu Meishi merupakan kata benda yang khusus. Beberapa contoh yang tergolong ke dalam koyuu meishi antara lain nama orang, nama daerah, nama merek, dan sebagainya. Contoh koyuu meishi antara lain Furansu (Perancis), Yamada san (menyebut orang bernama Yamada), dan sebagainya.
Golongan kata benda selanjutnya adalah Keishiki Meishi yaitu kata benda yang tidak memiliki arti kata sebenarnya. Contohnya adalah hazu, wake, mama, kurai, dan sebagainya. Dalam bahasa Jepang juga memiliki kata benda yang digunakan untuk sistem perhitungan atau suushi. Contoh kata benda jenis suushi adalah ichiban (nomor satu), sannin (tiga orang), hitotsu (satu buah), dan lain-lain.
Kelompok kata benda terakhir dalam bahasa Jepang yaitu Daimeshi yaitu kata benda yang berperan sebagai kata ganti. Contohnya, watashi (saya), kore (ini), dan sebagainya.
Baca juga >> Onomatope Bahasa Jepang. Ekspresi yang Terinspirasi dari Bunyi-bunyian
Jenis Kata Keterangan atau Fukushi (副詞)
Dalam bahasa Jepang juga mengenal kata keterangan atau adverbia. Kata keterangan atau adverbia ini merupakan kelompok kata yang tidak mengalami perubahan bentuk atau konjugasi. Kelompok kata keterangan ini dapat langsung berfungsi sebagaimana mestinya tanpa mendapatkan tambahan dari kata lain. Kata keterangan ini dalam bahasa Jepang disebut Fukushi.
Fukushi dalam bahasa Jepang hanya berfungsi sebagai kata keterangan saja dan tidak dapat berfungsi sebagai subjek, predikat, atau objek. Ada empat kelompok fukushi dalam bahasa Jepang. Beberapa contohnya: Yoku (sering), Yatto (akhirnya), Kitto (pasti), dan sebagainya.
Sama seperti bahasa Indonesia, bahasa Jepang juga memiliki pengelompokan kata-kata. Pengelompokan jenis kata dalam bahasa Jepang sangat luas. Beberapa di antaranya sudah dibahas dalam artikel di atas. Memelajari jenis kelompok kata dalam bahasa Jepang akan membantu bagi yang ingin memulai belajar bahasa Jepang.
Baca juga: Bahas Tentang Tulisan Jepang, Yuk! Mulai dari Sejarah Hingga Tata Cara Penulisannya