Di belahan dunia manapun termasuk Indonesia memiliki permainan kartu tersendiri. Misalnya, di Jepang salah satu permainan kartu tradisional dan masih dimainkan serta populer hingga kini adalah karuta. Bahkan, kepopuleran permainan kartu ini menjadikan Jepang mengadakan turnamen khusus yang bertaraf internasional.
Dengan begitu, permainan kartu tradisional ini tidak hanya dikenal di Jepang saja tetapi juga di internasional. Sampai sekarang, permainan ini masih dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat dan dijadikan sebagai media pembelajaran bahasa Jepang bagi anak-anak. Jika penasaran tentang karuta dan bagaimana cara memainkannya, di bawah ini adalah ulasannya.
Daftar Isi
- Mengenal Karuta dan Cara Bermainnya
- Sejarah Karuta
- Jenis Kartu Karuta
- Kompetisi Bagi Master dan Queen Karuta
Mengenal Karuta dan Cara Bermainnya
Ini adalah permainan tradisional Jepang yang menggunakan satu set kartu. Satu set tersebut terdiri dari dua jenis kartu, yaitu yomifuda (kartu yang dibaca) dan torifuda (kartu yang diambil). Dalam kartu yomifuda berisi lantunan puisi yang dikenal dengan Hyakunin Isshu (koleksi 100 puisi pendek khas Jepang).
Permainan tradisional Jepang yang menggunakan kartu ini bisa dimainkan secara individu satu lawan satu maupun regu tim. Biasanya satu regu tim terdiri dari tiga hingga lima orang. Cara bermain permainan tradisional ini cukup mudah.
Pada mulanya, 100 lembar kartu dikocok dalam posisi terbalik. Kemudian, pemain mengambil 25 kartu tersebut secara acak. Terdapat 50 kartu sisa yang tidak digunakan dalam permainan atau disebut sebagai kara-fuda atau kartu mati. Kartu tersebut ditaruh dalam 3 baris secara horizontal milik masing-masing pemain.
Kemudian, kartu yang telah disusun tersebut dinamakan sebagai mocha-fuda. Sedangkan kartu yang disusun di area pemain disebut dengan ji-jin, dan kartu yang ada di area lawan dinamakan teki-jin. Pemain akan diberi waktu 15 menit untuk menghafal posisi kartu yang disusun di depannya.
Pembaca puisi kemudian akan membacakan puisi pembuka. Lalu, barulah dibacakan puisi-puisi yang harus secepatnya ditebak dan dicocokkan dengan kartu yang ada di depan masing-masing pemain. Pemain diharuskan memiliki daya ingat yang kuat agar bisa mencocokkan gambar atau tulisan dalam kartu yang ada di hadapannya, atau kartu yang akan dibacakan oleh pembaca puisi.
Pemain yang berhasil menebak kartu yang cocok dengan bacaan puisi yang dimaksud dapat menumpuk kartu tersebut dan menjadi miliknya. Dengan begitu, pemenang akan ditentukan oleh kartu-kartu yang lebih dahulu abis di dalam arenanya.
Kemudian, pemain yang menyentuh kartu yang salah atau tidak ada pasangannya, akan dikenakan pinalti. Kemudian, pemain lawan bisa memberikan salah satu kartu di areanya agar pemain tersebut bisa menang.
Artikel Pilihan
Sejarah Karuta
Permainan tradisional kartu Jepang ini kembali populer di kalangan masyarakat Jepang. Padahal, pada masa dahulu, permainan ini hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan Jepang sehingga dikenal sebagai permainan yang mewah dan mahal pada masa tersebut.
Di zaman Heian, para bangsawan Jepang ketika senggang seringkali menulis puisi dan memainkan permainan sederhana di sebuah cangkang kerang yang diberi tulisan di bagian dalamnya. Sementara itu, di permukaan cangkang akan diberi gambar agar lebih estetik dan menarik.
Kemudian, kerang-kerang tersebut ditutuk kebawah dan diacak. Pemain harus mencari dua kerang yang memiliki tulisan yang sama sebanyak mungkin dalam waktu yang telah ditentukan. Sementara di era Sengoku, para pedagang bangsa Portugis di Jepang memperkenalkan sebuah permainan kartu bernama Catra (semacam kartu remi).
Dari situlah para bangsawan Jepang berhasil memadukan catra dengan permainan mencocokkan kulit kerang tersebut. Hingga kini, permainan tersebut dinamakan karuta. Kemudian, di zaman Edo, permainan kartu ini mulai populer dan masyarakat biasa pun bisa memainkannya.
Kini permainan ini berguna sebagai media pembelajaran huruf Jepang bagi anak-anak. Pasalnya, metode ini dianggap efektif sekaligus menyenangkan karena desainnya disukai anak-anak. Tema pada permainan ini pun beragam, mulai dari makanan, sejarah, bahasa, kartun populer, dan lain sebagainya.
Jenis Kartu Karuta
Setelah mengetahui sejarah permainan kartu tradisional Jepang yang satu ini, kini saatnya mengetahui berbagai macam jenis-jenisnya. Terdapat tiga jenis kartu yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Berikut ini adalah ulasan mengenai jenis kartu karuta yang menarik untuk diketahui.
1. Uta
Jenis kartu permainan tradisional Jepang yang pertama, yaitu uta. Dalam bahasa Jepang, uta artinya adalah lagu atau nyanyian. Dengan begitu, jenis kartu yang satu ini akan berisi tulisan tentang puisi. Puisi tersebut haruslah dibaca dengan menyanyi. Di Jepang, jenis kartu uta yang paling populer yaitu Hyakunin Isshu.
Kartu tersebut terdiri dari 100 kartu baca maupun teka teki dalam bentuk puisi. Selain itu, pada kartu tersebut juga terdapat pula 100 kartu jawab. Oleh karena itu, biasanya kartu jenis ini digunakan di sekolah dasar di Jepang sebagai salah satu media pembelajaran Bahasa Jepang.
2. Iroha
Jenis kartu kedua yaitu iroha yang terdiri dari 46 kartu baca atau teka-teki. Sama seperti uta, iroha juga memiliki kartu jawaban sebanyak 46 lembar. Kemudian, kartu iroha juga memiliki 46 huruf Jepang.
Berbeda dengan kartu uta, kartu iroha memiliki banyak tema yang amat beragam. Contohnya adalah makanan, sejarah, kartun, geografi, bahasa, dan lain sebagainya. Karena memiliki tema yang variatif, tidak heran juga kartu iroha menjadi karuta yang paling banyak digunakan.
3. Kyodo
Dalam Bahasa Jepang, kyoda memiliki arti kampung halaman. Dengan begitu, di setiap kartu kyodo memiliki gambar festival, tempat, dan juga makanan lokal. Salah satu tujuan pembuatan jenis permainan kartu Jepang yang satu ini yaitu sebagai media pembelajaran Bahasa Jepang bagi anak-anak. Selain itu, kyodo hadir untuk memperkuat komunitas permainan kartu tradisional Jepang ketika mengikuti turnamen.
Kompetisi Bagi Master dan Queen Karuta
Di Jepang, permainan ini memiliki tingkatan seperti turnamen olahraga pada umumnya. Dalam kompetisi kartu Jepang, tingkatan terendah adalah tingkat C dan tertinggi adalah tingkat A. Agar bisa naik tingkat, maka pemain tersebut harus mengikuti kompetisi kenaikan tingkat dari mulai yang rendah terlebih dahulu,
Ada dua gelar di permainan kartu Jepang ini, meijin atau master adalah gelar pemain terbaik untuk laki-laki, sedangkan perempuan disebut dengan queen. Kompetisi permainan kartu Jepang ini pertama kali digelar pada abad ke-19, yang diselenggarakan di daerah tempat kompetisi tersebut.
Pada masa tersebut, turnamen ini dimenangkan oleh Ichiro Masaki, seorang master permainan kartu Jepang. Oleh karena itu, ia dijuluki sebagai ‘eternal master’ karena mampu mempertahankan gelar tersebut sepuluh tahun lamanya secara beruntun.
Sedangkan kompetisi tingkat nasional baru diadakan pada abad ke-20. Biasanya kompetisi tingkat nasional diadakan setiap bulan Januari di Kuil Omi Jingu, di daerah Shiga. Adanya kompetisi nasional tersebut bertujuan untuk menentukan gelar master dan juga queen.
Selain tingkat nasional, ada pula kompetisi antar SMA di Jepang yang diadakan pada bulan Juli. Mulai 2012, Jepang menggelar kompetisi berskala internasional di Jepang. Dengan begitu, kompetisi ini tidak hanya bisa diikuti oleh pemain dari Jepang saja tetapi juga dari mancanegara.
Karuta adalah permainan kartu tradisional Jepang yang masih eksis dan dimainkan hingga kini. Bahkan, permainan ini tidak hanya dimainkan saat senggang saja tetapi juga bisa dijadikan sebagai ajang kompetisi yang bergengsi di Jepang. Yuk, coba permainannya karena bisa dijadikan juga sebagai media pembelajaran bahasa Jepang.
Baca juga: Sedang Belajar Bahasa Jepang Kanji? Belajar Lebih Mudah dengan Info Berikut Ini!