Tanuki: Binatang Ini Katanya Dewa Iseng dari Jepang?

WeXpats
2021/02/10

Jepang selalu menarik untuk dikulik apalagi jika soal budaya dan legenda-legenda. Salah satu yang akan dibahas kali ini adalah dunia binatang di Jepang. Konon, ada hewan sejenis anjing yang biasa disebut Tanuki oleh masyarakat Jepang. Anjing ini mirip rakun dan dalam beberapa kisah digolongkan sebagai dewa iseng. Menarik, bukan?

Saking uniknya, tanuki sering muncul dalam cerita rakyat dan menjadi hewan yang dikategorikan sebagai ikon nasional Jepang. Nah, seperti apa fakta-fakta dan informasi seputar hewan unik ini? Jangan lewatkan pembahasan pada artikel ini.

Daftar Isi

  1. Dikaitkan dengan Dewa yang Suka Iseng
  2. Tertuang Dalam Cerita Rakyat yang Populer di Jepang
  3. Fakta Menarik Seputar Tanuki
  4. Penghormatan Berupa Patung Tanuki
     

Dikaitkan dengan Dewa yang Suka Iseng

Tanuki merupakan sebutan untuk hewan anjing rakun yang bisa ditemukan di Jepang. Orang Jepang percaya bahwa hewan unik ini adalah perwujudan dewa yang suka iseng. Kepercayaan ini bersumber pada zaman Edo dimana penggambaran Tanuki secara kocak mulai dilakukan. Di zaman Edo, anjing rakun ini digambarkan berperut gendut dan skrotumnya besar sampai bisa memukul perutnya.

Sejak itu, legenda, mitos, dan cerita rakyat dengan karakter anjing rakun ini tersebar luas di Jepang. Tingkahnya yang lucu dan jahil bahkan sering muncul dalam lagu tradisional anak di Jepang. Dalam cerita rakyat, kemunculan pertamanya adalah pada cerita Nihon Shokai atau disebut juga The Chronicles of Japan. Mayoritas dari isi cerita ini adalah tentang mitologi di Jepang.

Karena kemampuannya berubah wujud menjadi bentuk-bentuk unik, suka lelucon, dan juga mampu menarik manusia hewan ini digolongkan sebagai dewa. Itulah sebabnya ia dikatakan sebagai dewa yang suka iseng. Namun begitu, anjing rakun khas Jepang ini tetap dihormati layaknya dewa-dewa lain. Kepercayaan pada hewan unik ini bisa mendatangkan keberuntungan.

Tertuang Dalam Cerita Rakyat yang Populer di Jepang

Selain dalam Nihon Shokai, ternyata anjing rakun ini sering muncul dalam cerita-cerita rakyat populer di Jepang. Yang menarik adalah tidak semua cerita rakyat ini menggambarkan karakter ini sebagai tokoh jahil dan lucu. Melainkan, beberapa justru menggambarkannya sebagai tokoh jahat, hantu menakutkan, dan bahkan licik.

Penggambaran menyeramkan muncul pada cerita rakyat di zaman Kamakura serta zaman Muromachi. Di zaman ini, cerita tentang anjing rakun kebanyakan bagaimana hewan ini berubah menjadi hantu menyeramkan yang suka memakan orang. Hal ini tertuang dalam kumpulan cerita rakyat Otogizoshi.

Pada kumpulan cerita pendek tadi, ada judul cerita Kachi Kachi Yama. Di sini penggambaran hewan unik ini adalah berupa makhluk jahat. Ia bahkan sanggup memasak nenek kemudian membuatnya jadi sup. Kemudian, hewan ini akan berubah wujud menjadi nenek istri kakek. Ia kemudian akan membuat si kakek memakan sup yang terbuat dari daging nenek tadi. Wow, menyeramkan sekali, ya.

Lain lagi penggambaran di dalam cerita Bunbuku Chagama atau Periuk Chagama. Dikisahkan anjing rakun ingin balas budi terhadap petani yang pernah menolongnya. Supaya petani bisa mendapat lebih banyak uang, anjing rakun berubah jadi periuk pembuat teh. Lalu, periuk ini dibeli oleh pendeta kuil. Tapi, ketika digunakan memasak air, periuk tadi berubah kembali jadi anjing rakun.

Fakta Menarik Seputar Tanuki

Walaupun banyak muncul dalam cerita rakyat dan dianggap sebagai dewa yang dihormati, Tanuki ini benar-benar ada. Lalu, masuk ke dalam golongan hewan apa sebenarnya dia ini? Berikut ini adalah deretan fakta tentang hewan unik nan lucu ini:

1. Famili dari Anjing

Bentuk anjing ini memang menyerupai rakun dan memiliki nama ilmiah Nyctereutes procyonoides. Tetapi, dia tidak ada hubungan sama sekali dengan rakun dan memang termasuk dalam golongan anjing. Seperti halnya anjing, ia juga segolongan dengan rubah dan serigala yaitu dari family Canidae. Namun memang fisik dari anjing ini lebih condong kepada mirip rakun.

Habitat aslinya ada di Asia Timur dan memang sangat terkenal di Jepang. Walaupun begitu, anjing ini sudah banyak dikenalkan di Eropa juga. Ukuran tubuhnya adalah sebesar anjing sedang dengan panjang sekitar 68 cm serta berat 10 kilogram. Pada musim dingin, anjing ini mencapai berat badan maksimalnya karena makan banyak sehingga lemak banyak tertimbun di tubuhnya.

2. Suaranya Mirip Rubah

Jangan harap anjing ini akan menggonggong seperti anjing pada umumnya. Pun tidak ada lolongan seperti serigala. Dikatakan bahwa suara hewan ini melengking tinggi ketika berkomunikasi. Ketika senang, ia mendengking. Namun saat marah, suaranya seperti menggeram. Ini salah satu keunikan anjing rakun ini yaitu suara yang berubah-ubah tergantung suasana hati.

3. Bisa Hibernasi Saat Dingin

Hibernasi adalah keunikan lain dari anjing ini karena ini tidak umum dilakukan oleh anjing. Ketika musim dingin sudah dekat, hewan ini akan makan banyak. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan cadangan lemak untuk musim dingin nanti. Ketika hibernasi, metabolisme mereka melambat sampai tinggal 25 persen saja.

Uniknya, mereka tidak berhibernasi sendiri melainkan dalam kelompok. Bagi yang sudah berpasangan, mereka akan berhibernasi bersama pasangannya. Yang membuat gemas adalah mereka akan bergerumul dan berpelukan saat hibernasi. Benar-benar membuat orang ingin juga memeluk mereka, ya.

4. Omnivor dan Jago Berenang

Anjing rakun adalah omnivor dan merupakan predator yang oportunis. Dia tidak pilih-pilih makanan karena bisa makan telur, mollusca, burung, serangga, tikus, dan juga kodok. Menariknya lagi, Tanuki ini jago berenang. Kemampuannya berenang ternyata berguna ketika mencari makan di air. Hewan ini juga akan memakan kepiting, ikan, bahkan landak yang ada di air.

Ketika tidak menemukan hewan-hewan untuk dimakan, anjing ini juga makan buah-buahan, biji-bijian, akar-akaran, dan juga kacang-kacangan. Tapi ternyata dia juga menjadi mangsa predator lain seperti serigala, elang, wolverine, lynx, dan juga anjing lokal. Manusia juga jadi predator karena orang Jepang juga suka memakan anjing ini. Kasihan, ya.

5. Sedih, Mereka Suka Dieksploitasi

Ada fakta menyedihkan yaitu mereka sering dieksploitasi secara kejam dan tidak manusiawi. Bulu mereka yang tebal, lembut, dan berwarna indah sering diambil untuk digunakan pada produk fashion. Karena kebutuhan ini, mereka dikembangbiakkan secara kejam. Mereka sering ditempatkan di kandang sempit yang diisi banyak anjing rakun.

Penghormatan Berupa Patung Tanuki

Terlepas dari eksploitasi yang berlebihan dan kejam, hewan ini tetap dianggap sebagai hewan penjelmaan dewa. Untuk itu, di Jepang melakukan penghormatan kepada hewan ini dengan mendirikan patungnya. Patungnya digunakan sebagai simbol keberuntungan dan biasanya diletakkan di depan toko atau rumah.

Bentuk patung anjing rakun ini rata-rata sama di seluruh Jepang. Ciri khasnya adalah perutnya buncit, wajahnya tersenyum lebar, dan menggunakan topi. Patungnya memang dibuat menggemaskan untuk memperlihatkan sisi jenaka dari hewan ini yang sering muncul pada cerita rakyat. Kejenakaannya ini juga identik dengan sifat cunning dan pembawa keberuntungan.

Itulah tadi pembahasan dan fakta seputar Tanuki yang unik dan menarik. Karena merupakan hewan khas dan sulit ditemui di tempat lain selain Jepang, hendaknya eksploitasi terhadap hewan ini dihentikan. Penangkaran dan pelestarian serta membiarkannya hidup bebas adalah yang terbaik.

Baca juga: Islam di Jepang, Perkembangannya dan Serba-serbi Islam

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Tradisi budaya Jepang/ Tanuki: Binatang Ini Katanya Dewa Iseng dari Jepang?

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie