Fugu di Indonesia dikenal sebagai ikan buntal. Ini karena hewan laut tersebut akan berubah menjadi buntalan jika ada ancaman. Jika sudah begini, ikan pun akan dipenuhi racun yang mematikan. Namun, di Jepang, ikan jenis ini justru banyak dikonsumsi dan mempunyai harga jual mahal.
Daftar Isi
- Mengenal Ikan Fugu yang Banyak Dikonsumsi di Jepang
- Konsumsi Ikan Buntal di Jepang
- Memasak Ikan Buntal Juga Perlu Sertifikasi Khusus
- Beberapa Hidangan Berbahan Ikan Buntal
Mengenal Ikan Fugu yang Banyak Dikonsumsi di Jepang
Ikan jenis ini sangat mudah ditemukan di wilayah Jepang bahkan di kedai-kedai pinggir jalan sekalipun. Biasanya, ikan disajikan secara segar atau yang disebut sashimi. Pembeli juga dapat langsung melihat proses pengolahan hewan laut ini mulai dari proses membersihkan ikan hingga pengirisannya.
Setelah daging ikan diiris tipis-tipis, pembeli dapat langsung menyantapnya dengan cara dicelupkan ke kecap asin. Diberi juga tambahan parutan jahe dan wasabi, pembeli akan merasakan sensasi menyantap ikan yang dikenal berbahaya ini.
Sejumlah restoran di Jepang juga menawarkan ikan buntal goreng. Namun begitu, mungkin sejumlah orang terutama turis ragu untuk menyantapnya. Karena itu pastikan Koki yang mengolah mempunyai sertifikasi khusus karena tidak sembarang orang bisa mengolah ikan beracun ini. Jika salah sedikit saja, nyawa yang menjadi taruhannya.
Racun pada ikan buntal bernama tetrodotoksin dimana racun jenis ini lebih berbahaya dibanding sianida. Orang yang terkena racun akan langsung mengalami mati rasa hingga akhirnya gagal nafas.
Dilaporkan setidaknya 296 orang Jepang jatuh sakit setelah keracunan akibat menyantap hidangan dari ikan jenis ini. Sebagian besar kasus keracunan disebabkan karena mengolah ikan sendiri di rumah tanpa keahlian khusus. Meski begitu, ikan buntal merupakan salah satu hidangan istimewa di Jepang karena rasanya yang begitu lezat dengan penyajian yang unik
Artikel Pilihan
Konsumsi Ikan Buntal di Jepang
Di Indonesia ikan buntal tidaklah populer karena mempunyai kandungan racun yang berbahaya. Namun, di Jepang hidangan ini justru paling dicari dan harganya pun cukup mahal jika sudah dihidangkan di restoran.
Orang jepang mengenal ikan jenis ini dengan sebutan fugu. Jangan khawatir keracunan, karena pemerintah Jepang sudah mengeluarkan aturan terkait konsumsi ikan ini. Koki yang mengolahnya haruslah berpengalaman dan punya ketelitian tinggi mengenai proses pengolahan.
Ikan ini biasanya diolah menjadi sashimi atau chrinabe. Pisau untuk mengiris dibuat khusus yang bisa mengiris ikan buntal menjadi sangat tipis sehingga terlihat seperti transparan. Teknik memong ini dalam bahasa Jepang dikenal dengan teknik usuzukuri.
Menurut masyarakat Jepang, bagian yang paling lezat dari ikan beracun ini adalah hati. Padahal hati merupakan organ yang paling beracun. Bahkan sejak tahun 1984, pemerintah setempat melarang keras konsumsi hati ikan buntal.
Bagian yang bernilai ekonomi tinggi lainnya yakni telur ikan dan cairan sperma. Keduanya banyak dijual di pasar maupun swalayan. Selain disajikan dalam bentuk sashimi, ikan jenis ini juga seringkali diolah dengan cara digoreng atau yang disebut dengan fugu karaage.
Pengolahan lainnya yakni dengan cara dipanggang. Teknik ini disebut hire zake, nantinya ikan dipanggang dan disajikan bersama sake panas. Apalagi saat musim dingin, harga jualnya lebih tinggi.
Itu karena warga Jepang mempunyai tradisi menyantap ikan buntal di musim dingin. Badan ikan juga lebih gemuk dan berisi daat musim dingin. Tempat yang menjual ikan buntal terbesar dan terkenal di Jepang yakni Shimonoseki.
Di situ ada banyak ikan hidup diletakkan dalam aquarium besar. Pembeli hanya perlu menunjuk ikan mana yang akan dipilih untuk dibawa pulang atau dikonsumsi langsung disana. Meski begitu, Kaisar Jepang melarang konsumsi ikan beracun ini karena mempunyai racun yang mematikan jika tidak bisa mengolahnya.
Memasak Ikan Buntal Juga Perlu Sertifikasi Khusus
Meskipun ikan buntal merupakan salah satu sajian favorit masyarakat Jepang, namun tidak sembarang orang bisa dan diizinkan mengolahnya. Itu karena sebagian besar tubuh ikan mengandung racun. Jika tidak sengaja tertelan sedikit saja, keracunan mungkin akan terjadi bahkan bisa berujung kematian.
Untuk itu, pemerintah Jepang menerapkan regulasi yang mengharuskan para koki mempunyai sertifikat untuk mengolah makanan yang berbahan dasar ikan buntal. Mereka diwajibkan mempunyai lisensi resmi dari pemerintah.
Lisensi ini bisa didapatkan dengan cara belajar minimal tiga tahun. Ujiannya juga sangat sulit dan tidak sembarangan, mulai dari ujian tertulis, identifikasi hingga praktek harus diikuti dan lolos. Karena itulah, hanya sekitar 35 persen saja pelamar yang berhasil dalam ujian.
Biaya pengolahan ikan jenis ini juga terbilang mahal. Ketatnya regulasi yang diterapkan pemerintah Jepang karena hampir setiap tahun ada laporan 1 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan jenis ini.
Dibalik kenikmatan menyantap daging ikan beracun ini, dibutuhkan nyali yang besar untuk menghilangkan kekhawatiran mengenai resiko saat akan mengkonsumsinya. Karena itulah, ikan ini hanya dikonsumsi oleh orang yang punya nyali tinggi.
Beberapa Hidangan Berbahan Ikan Buntal
Di Jepang, ikan buntal biasanya olah menjadi sejumlah hidangan seperti sashimi atau tessa, tecchiri hingga fugu zake. Berikut selengkapnya.
1. Tessa
Hidangan berbahan dasar ikan buntal yang populer pertama yakni tessa atau sashimi fugu. Daging ikan nantinya diiris dengan sangat tipis bahkan terlihat transparan. Cara makannya yakni dengan mengambil daging irisan dengan sumpit, kemudian celupkan ke saos. Saos ini disebut ponzu yakni campuran kecap asin dan perasan jeruk citrus.
2. Tecchiri
Sajian yang berbahan ikan buntal lainnya yakni Tecchiri. Cara pengolahannya daging ikan direbus bersama dengan berbagai macam jenis sayuran. Beragam sayuran inilah yang disebut tecchiri.
Cara makannya sama dengan tessa, celupkan saja ke ponzu atau kecap asin. Kuah tecchiri sangat lezat karena terbuat dari kaldu. Setelah ikan dan sayuran habis, banyak orang menambahkan nasi atau telur ke kuah tecchiri dan menjadikannya zusoi atau bubur kuah kaldu.
3. Shirako
Makanan khas Jepang satu ini terbuat dari kantung sperma ikan buntal. Sekilas hidangan ini mirip seperti usus sapi, tapi ternyata bukan. Shirako dari ikan jenis ini tidaklah berbau amis karena sudah diolah sedemikian rupa oleh koki yang berlisensi.
Teksturnya yang lembut dan creamy akan segera meleleh di mulut begitu menyantapnya. Shirako biasanya disajikan dengan cara direbus bersama ponzu dan garam atau digoreng sebagai tempura. Bagian ini juga sering diolah dengan cara dipanggang untuk kemudian disajikan di atas sushi.
4. Fugu Zake
Tak hanya identik dengan hidangan pokok, ikan buntal di Jepang juga diolah dengan cara merendam daging atau bagian ikan lainnya ke sake. Salah satu jenis olahan yang terkenal yakni fogu no hire zake yang dibuat dengan mengeringkan sirip ikan lalu dicelupkan ke sake panas.
Bagian lainnya juga bisa dipakai seperti tulang ikan yang dikeringkan. Hidangan ini disebut dengan fugu no kotsu zake. Kantong sperma ikan jantan juga sering digunakan menjadi sajian ini atau dalam bahasa Jepang disebut fugu no shirako zake. Satu porsi hidangan dari ikan buntal ini terbilang mahal. Satu ekornya dihargai Rp 1,6 jutaan.
Nah, itulah informasi lengkap mengenai Fugu, ikan beracun yang justru banyak dikonsumsi di Jepang. Berbeda dengan Indonesia yang menghindari konsumsi ikan beracun ini, orang Jepang cukup gemar menyantapnya apalagi saat musim dingin.
Baca juga: Wisata Oleh-Oleh dan Jajanan Jepang dari Utara Hingga Selatan! Part 2