Jepang memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Sejak berdirinya negara ini hingga sekarang, banyak zaman yang telah dilewati. Salah satu zaman yang sangat terkenal di Jepang adalah zaman sengoku yang termasuk dalam periode Muromachi dan Azuchi-Momoyama. Saat itu, terdapat satu tokoh vital yang namanya hingga kini sering disebutkan, Oda Nobunaga.
Ketika Jepang memasuki zaman peperangan atau yang dikenal dengan zaman sengoku, Oda Nobunaga berdiri kokoh sebagai tokoh yang berpengaruh cukup besar dalam keberjalanan zaman tersebut. Ia dikenal sebagai daimyo yang mempersatukan banyak klan dan memimpin mereka. Akan tetapi, bagi sebagian orang, ia adalah orang yang kejam dan bengis sehingga mendapatkan gelar raja iblis.
Daftar Isi
- Kilas Balik Kisah Oda Nobunaga
- Pertarungan Oda Nobunaga yang Terkenal
- Bawahan Setia Oda Nobunaga
- Pengaruh Nobunaga Pada Jepang
Kilas Balik Kisah Oda Nobunaga
Sebelum Oda Nobunaga lahir, Jepang telah masuk ke dalam zaman perang atau sengoku jidai akibat runtuhnya keshogunan Muromachi. Ia sendiri lahir pada tahun 1534 tanggal 23 Juni di Provinsi Owari sebagai anak dari Oda Nobuhide. Sejak kecil, Nobunaga telah menunjukan ide-ide yang cemerlang dan unik. Hanya saja ia kerap berkelakuan tidak biasa hingga dianggap aneh lalu dijuluki sebagai Si Bodoh dari Owari (Owari no Outsuke).
Ketika sang ayah, Oda Nobuhide meninggal dunia, Nobunaga mewarisi gelar ayahnya. Sesudah ayahnya tiada, Nobunaga baru memperlihatkan kemampuannya yang sebenarnya sehingga julukannya sebagai Si Bodoh dari Owari semakin tidak terdengar. Awalnya, keluarga Nobunaga hanyalah keluarga cabang dari klan Oda. Akan tetapi, berkat ambisi dan kekuatan Nobunaga, ia berhasil menyingkirkan semua sanak-saudaranya dan berdiri sebagai penguasa Owari dan juga kepala klan Oda.
Ambisi Nobunaga tidak berhenti sampai di situ. Di tengah zaman peperangan, Nobunaga pun turut serta dalam berbagai pertarungan. Ambisinya untuk mempersatukan Jepang di bawah kekuasaannya menjadikan salah satu daimyo terkuat di masanya. Ditemani oleh Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu, Nobunaga pun menaklukkan satu persatu satu wilayah di negaranya.
Sayangnya, cita-cita Nobunaga sebagai seorang penguasa tidak dapat terwujud. Pada tanggal 15 Juni 1582, terjadi sebuah peristiwa yang dikenal dengan insiden Honnoji. Nobunaga saat itu tengah beristirahat di kuil Honnoji, tetapi tiba-tiba saja Akechi Mitsuhide datang menyerangnya. Padahal ia seharusnya membantu Toyotomi Hideyoshi. Pengkhianatan Akechi tersebut akhirnya berujung pada kematian Nobunaga. Pada usia 47 tahun Oda Nobunaga tutup usia karena dipaksa melakukan seppuku oleh Akechi Mitsuhide.
Artikel Pilihan
Pertarungan Oda Nobunaga yang Terkenal
Lahir dan besar di zaman perang membuat Nobunaga tidak asing lagi dengan pertempuran. Selama hidupnya ia telah melalui banyak pertempuran baik dari skala kecil hingga pertempuran besar. Di p-antara banyaknya pertempuran yang telah ia lalui, ada beberapa pertempuran yang sangat terkenal, bahkan hingga saat ini.
1. Pertempuran Okehazama
Pertempuran Okehazama merupakan salah satu peperangan Nobunaga yang tersohor. Adapun pertempuran ini terjadi pada tahun 1560 dengan lawan Imagawa Yoshimoto. Saat itu Oda Nobunaga harus menghadapi pasukan Imagawa Yoshimoto dengan jumlahnya jauh berkali-kali lipat dibanding jumlah pasukannya. Dari pihak Imagawa 20 hingga 25 ribu pasukan menyerbu Provinsi Owari.
Sedangkan saat itu, Nobunaga hanya memimpin kurang lebih 2000 pasukan saja. Meskipun demikian, Nobunaga tidak gentar. Dengan taktik perang yang mengagumkan, ia berhasil mengalahkan pasukan Imagawa dan membunuh Imagawa Yoshimoto.
2. Pertempuran Anegawa
Sepuluh tahun sesudah pertempuran Okehazama berlangsung, Nobunaga kembali melakukan pertempuran. Kali ini lawannya adalah aliansi klan Azai dan Asakura . Sedangkan dari pihak Nobunaga sendiri juga bekerja sama dengan Tokugawa Ieyasu. Pertempuran ini terjadi di Provinsi Omi pada tahun 1570. Dari sisi jumlah pasukan, kedua pihak memiliki jumlah pasukan yang seimbang.
Pada pertempuran kali ini, Nobunaga dan Ieyasu keluar sebagai pemenangnya. Kemenangan aliansi Nobunaga dan Ieyasu berhubungan erat dengan digunakannya senjata api.
3. Konflik dengan Takeda Shingen
Dalam usahanya menaklukkan Jepang, Nobunaga harus berhadapan dengan Takeda Shingen, samurai terkuat di zamannya. Ia tergabung dalam koalisi anti-Nobunaga. Tahun 1572 Takeda Shingen memutuskan untuk menyerang Kyoto dengan membawa 27.000 pasukan. Daerah kekuasaan Tokugawa menjadi target utama Shingen.
Serangan Takeda Shingen membuat Tokugawa Ieyasu kewalahan dan meminta bantuan kepada Oda Nobunaga. Sebanyak 3000 pasukan dikirim oleh Nobunaga demi membantu Tokugawa. Akan, jumlah tersebut masih belum bisa menandingi Takeda dan pasukannya. Akhirnya koalisi Tokugawa dan Nobunaga pun mengalami kekalahan. Barulah ketika Asakura Yoshikage menarik diri dari aliansi, gabungan Nobunaga dan Tokugawa bisa melakukan perlawanan kepada Shingen.
3. Perang Tensho Iga
Perang Tensho Iga bertempat di Provinsi Iga. Pertempuran ini terjadi dalam dua periode yakni pada tahun 1579 dan 1581. Pada perang pertama, pasukan Nobunaga dipimpin oleh putra Nobunaga, Oda Nobukatsu. Jumlah pasukan diketahui berkisar diantara 10 ribu orang. Meskipun unggul dalam jumlah pasukan, Oda Nobukatsu gagal membawa kemenangan.
Barulah dua tahun kemudian, Nobunaga kembali menginvasi Iga. Pada kesempatan ini, ia sendirilah yang memimpin pasukannya. Dengan jumlah pasukan yang lebih besar, Nobunaga dan pasukannya berhasil memperoleh kemenangan dan mengontrol Iga.
Bawahan Setia Oda Nobunaga
Dalam usahanya menguasai Jepang, Oda Nobunaga tidak berjalan sendirian. Ia dibantu oleh banyak kawan dan bawahan. Beberapa, bahkan diketahui sebagai bawahan setia Nobunaga.
1. Toyotomi Hideyoshi
Toyotomi Hideyoshi merupakan salah satu bawahan setia Nobunaga. Ia tidak memiliki latar belakang seorang samurai, tetapi berhasil menjadi samurai terkuat yang mempersatukan Jepang. Ia lahir di tahun 1537 di tengah-tengah keruntuhan keshogunan Ashikaga.
Setelah menjadi bawahan Nobunaga, Hideyoshi mulai memperlihatkan taringnya dengan membantunya di berbagai pertarungan. Setelah kematian tuannya, Hideyoshi menggantikannya dan membalaskan dendam pada Akechi Mitsuhide.
2. Tokugawa Ieyasu
Tokugawa Ieyasu adalah bawahan sekaligus anggota aliansi Nobunaga. Ia turut berperang bersama Nobunaga di berbagai pertempuran. Ieyasu lahir pada tahun 1543 di Okazaki dan tutup usia pada umur 73 tahun.
Setelah Nobunaga mereka meninggal, Ieyasu kerap berperang bersama Hideyoshi dan menjadi daimyo terkuat kedua di Jepang. Ketika Hideyoshi meninggal, Ieyasu mengambil alih kekuasaannya dan mendirikan keshogunan Tokugawa, mengakhiri zaman Sengoku memasuki zaman Edo.
Pengaruh Nobunaga Pada Jepang
Tidak diragukan lagi bahwa Oda Nobunaga memiliki pengaruh yang kuat di Jepang semasa hidupnya. Salah satu pengaruhnya yakni di bidang militer. Semenjak Nobunaga aktif dan turut serta berperang, cara bertempur pada zaman tersebut berubah cukup drastis. Sebelumnya para daimyo dan pasukan menggunakan panah sebagai senjata jarak jauh. Namun, sejak Nobunaga bergabung penggunaan senjata api lumrah ditemui.
Selain dalam bidang militer, pengaruh Nobunaga juga menjangkau bidang ekonomi. Pada masa pemerintahannya, ia menghapus sistem monopoli dan membuat sistem pasar terbuka. Ini dimaksudkan agar kegiatan ekonomi lebih bersemangat. Nobunaga juga merupakan orang yang menginisiasi kebijakan administrasi sipil berikut konstruksi jembatan dan jalan.
Julukan pemersatu Jepang memang tidak salah disematkan pada Oda Nobunaga. Daimyo sekaligus samurai ini sangat gigih dalam meraih ambisinya menguasai Jepang. Meskipun pada akhirnya ia gagal mewujudkan impiannya, tetapi hasil usahanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Lalu, kini namanya terpatri abadi dalam kisah sejarah Jepang.
Baca juga: Daftar Budaya Khas Jepang dari Tradisional Hingga Kontemporer. Mana Favoritmu?