Sebelum sampai di era ini, Jepang telah mengalami berbagai macam zaman. Salah satu zaman yang paling populer dalam sejarah Jepang adalah Sengoku Jidai. Pada zaman itu, terdapat banyak samurai kuat saling bertarung merebutkan wilayah. Diantara semua tokoh yang ada, Takeda Shingen dikenal sebagai samurai sekaligus daimyo terkuat di zamannya.
Di masa terpanas dan penuh kekacauan di Jepang itu, Takeda Shingen muncul sebagai poros kekuatan yang ditakuti. Daimyo yang berasal dari Provinsi Kai ini memiliki kekuatan militer yang tidak main-main. Oleh karena itu, ia acap kali disebut sebagai Macan dari Kai. Lalu, bagaimanakah sepak terjang daimyo yang satu ini?
Daftar Isi
Apa Itu Daimyo?
Zaman peperangan di Jepang ditandai dengan peperangan Onin. Semenjak itu, para daimyo di Jepang kerap saling serang demi memperluas wilayah kekuasaan dan juga pengaruhnya. Runtuhnya keshogunan Ashikaga justru membuat peperangan antar daimyo semakin intens.
Ketika zaman peperangan berlangsung, daimyo merupakan figur sentral yang memiliki pengaruh besar. Daimyo sendiri bisa diartikan sebagai tuan tanah atau penguasa sebuah wilayah. Sebelum Jepang memasuki sengoku jidai, para daimyo ini merupakan bawahan yang telah bersumpah setia pada shogun.
Tuan tanah atau daimyo ini telah ada jauh sebelum zaman peperangan dimulai, yakni pada awal abad ke-10. Umumnya, daimyo masih menjadi kerabat jauh keluarga kerajaan, atau keturunan dari kuge atau bangsawan Jepang. Namun, tidak jarang seorang samurai bisa naik pangkat menjadi seorang daimyo.
Selama era Muromachi hingga akhir zaman Edo, ada banyak keluarga atau klan yang memegang gelar daimyo. Shugo-daimyo merupakan sekumpulan orang yang dikatakan menjadi daimyo untuk pertama kalinya. Klan Takeda termasuk dalam shugo-daimyo yang membuatnya tidak hanya menguasai tanah, tapi juga politik dan ekonomi.
Selain shugo daimyo ada juga sengoku daimyo, yakni klan atau keluarga yang berhasil menjadi daimyo pada sengoku jidai. Sebagian sengoku daimyo adalah wakil shugo daimyo yang berada di provinsi kekuasaan daimyo atau lebih dikenal dengan shugodai. Perang Onin yang merupakan kejadian kudeta penanda zaman peperangan menjadi faktor kunci hilang dan munculnya para daimyo.
Artikel Pilihan
Siapakah Takeda Shingen?
Di tengah-tengah masa peperangan, dimana para daimyo saling bertarung merebutkan wilayah dan kekuasaan, ada satu klan yang cukup ditakuti dan disegani karena kekuatannya. Klan tersebut bernama klan Takeda yang saat itu dipimpin oleh Takeda Shingen. Ia merupakan pemimpin klan Takeda ke-19 yang terkenal dengan strategi perang dan kekuatan militernya yang hampir tidak tertandingi.
Shingen yang lahir pada 1 Desember 1521 merupakan anak tertua dari daimyo Provinsi Kai saat itu. Ketika kanak-kanak ia dipanggil dengan nama Taro, tetapi nama tersebut diubah pada saat upacara kedewasaannya. Shingen mendapat nama Harunobu dimana nama tersebut berarti ia diakui sebagai bawahan shogun. Namun, saat ia belajar ajaran Buddha, ia kembali mengganti namanya menjadi Shingen.
Terlahir sebagai anak pertama membuat Shingen lantas menjadi penerus klan Takeda. Semenjak kecil, ia kerap membantu ayah dan keluarganya menjalankan tugas klan. Pada tahun 1540, tiba-tiba saja Harunobu memberontak kepada ayahnya dan mengambil alih paksa kepemimpinan. Sejak saat itu, ia resmi menjadi pemimpin klan Takeda.
Di bawah kepemimpinannya, klan Takeda sukses ditakuti dan disegani oleh daimyo-daimyo lain. Kekuatan militer Shingen yang besar dan strategi perangnya yang brilian menjadi alasan klan Takeda disegani. Selama hidupnya, ia banyak memenangkan pertempuran yang membuat wilayah kekuasaannya bertambah luas.
Takeda Shingen menghela napas terakhirnya di usia 49 tahun. Ia meninggal di tengah pertempurannya melawan aliansi Tokugawa dan Oda. Namun, hingga kini tidak jelas penyebab kematian daimyo yang satu ini.
Wisata ke Kuil Takeda
Nama besar Takeda Shingen hingga kini masih teringat dan tercatat sebagai salah satu daimyo atau tuan tanah paling berpengaruh di zaman peperangan. Saking berpengaruhnya Shingen, Kaisar Taisho memerintahkan untuk menghormati dan mengabadikan ruhnya dalam bentuk kuil, yang dinamakan Kuil Takeda atau Takeda Jinja.
1. Akses Menuju Lokasi
Kuil Takeda terletak di kota Kofu, Prefektur Yamanashi. Jalan menuju Kuil Takeda ini tidaklah sulit. Jika pengunjung datang dari Stasiun Kofu melalui jalur utama JR Chuo, pergi ke kuil ini hanya memakan waktu 10 menit menggunakan bus yang berhenti di halte Kuil Takeda.
Namun, jika pengunjung berniat untuk mengendarai kendaraan sendiri, maka waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke kuil ini adalah 35 menit dari Ichinomiya-Misaka IC atau Kofu-Showa IC.
2. Museum Shingen
Saat berkunjung ke Kuil Takeda, tidak jauh dari kuil itu berdiri, ada sebuah rumah yang diketahui pernah menjadi kediaman pemimpin klan Takeda. Kini bangunan tersebut diubah menjadi Museum Shingen. Ada banyak hal yang ditampilkan di museum ini, seperti sejarah keluarga Takeda Shingen maupun artefak peninggalan zaman Sengoku.
3. Ruang Harta
Ruang Harta merupakan salah satu ruangan yang termasuk di dalam area Kuil Takeda. Di ruangan ini tersimpan berbagai benda berharga, seperti pedang, baju zirah milik Shingen, beserta kipas yang digunakannya. Selain itu tersimpan pula dokumen-dokumen penting di ruang ini.
4. Taman Hottake
Di dekat Museum Shingen yang masih dalam satu wilayah dengan Kuil Takeda, ada bangunan yang disebut Taman Hottake. Bangunan ini telah berdiri sejak zaman showa, dan hingga kini masih dipertahankan keasliannya. Taman Hottake merupakan daerah yang diperuntukan untuk publik, sehingga semua orang bisa menginjakkan kaki ke bangunan ini.
Takeda Shingen Matsuri
Nama Takeda Shingen dikenal di Jepang sebagai samurai terkuat di zamannya. Untuk merayakan kehidupan dan pengaruh Shingen di Jepang, setiap bulan April, warga Negara Sakura tersebut mengadakan festival Shingen atau Shingenko.
1. Sekilas Tentang Pertempuran Kawanakajima
Salah satu bagian dari Festival Shingen adalah berkumpulnya 1000 orang yang bergaya layaknya samurai untuk memperingati pertempuran Kawanakajima. Pada zaman sengoku, pertempuran ini dikatakan sebagai pertempuran terbesar dan tersengit antara Takeda Shingen melawan Uesugi Kenshin. Pertempuran Kawanakajima sendiri terdiri dari lima pertempuran besar, yang puncaknya terjadi di Kawanakajima.
2. Acara Batalyon
Salah satu bagian dari Festival Shingen adalah acara batalyon. Kegiatan ini dilaksanakan setelah peserta berdoa di kuil Takeda. Acara batalyon dimulai dengan upacara pelepasan pertarungan yang diisi dengan tarian gadis kuil atau miko. Pada acara ini pula peserta bisa menonton kembali aksi Takeda Shingen dan jendral kepercayaannya Yamamoto Kansuke yang diperankan oleh aktor terkenal.
3. Kontes Kecantikan Putri Koihime
Festival Shingen terdiri dari berbagai macam acara, termasuk kontes kecantikan Putri Koihime. Kontes ini dilaksanakan di awal acara dan juga termasuk salah satu acara yang sangat dinantikan pada festival ini. Putri Koihime yang menjadi inspirasi acara kontes ini adalah selir Shingen dan juga ibu dari penerusnya, Katsuyori.
Kontes kecantikan ini dilakukan untuk memilih peran utama wanita, Putri Koihime. Sehari setelah Putri Koihime terpilih, ia akan mengikuti karnaval klan Takeda dan juga menjadi Ratu Pariwisata di Prefektur Yamanashi selama satu tahun.
Sengoku jidai merupakan zaman disaat Jepang mengalami kekacauan akibat peperangan yang terjadi antar klan dan daimyo. Namun, di zaman itulah banyak lahir samurai-samurai hebat yang kuat dan juga berpengaruh, seperti Takeda Shingen. Terbukti, hingga kini kisah kehebatannya masih terdengar dan kerap diadaptasi menjadi berbagai kisah dan pelajaran.
Baca juga: Mengenal Toyotomi Hideyoshi Sebagai Salah Satu Pemimpin Terkenal Jepang