Pandemi covid-19 membawa masyarakat mengenali beberapa istilah medis, diantaranya PCR. Salah satu metode untuk mendeteksi orang yang terinfeksi virus ini sering juga disebut dengan tes swab. Padahal, swab dan PCR merupakan dua hal yang berbeda meskipun tak bisa dipisahkan.
Swab merupakan metode pengambilan sampel lendir melalui nasofaring atau orofaring. Mungkin juga diambil pada keduanya sekaligus. Sementara PCR adalah metode lanjutan yang dilakukan terhadap sampel, untuk mengetahui ada tidaknya DNA virus pada sampel tersebut.
Bukan hanya di Indonesia, swab juga dilakukan di semua negara di dunia mengingat sebaran virus ini yang menjadi wabah dunia. Pelaksanaan tes ini bahkan diprogramkan secara khusus oleh pemerintah. Jepang termasuk salah satu negara dengan upaya yang optimal, terutama dalam teknologi terkini penanganan pandemi.
Daftar Isi
- Mengenal PCR Test
- Kebijakan Pemerintah Jepang terkait PCR
- Harga PCR di Jepang
- Cara PCR Test di Jepang
Mengenal PCR Test
Tes PCR adalah uji atau deteksi virus dengan mengusap rongga bagian dalam hidung dan tenggorokan. Sampel tersebut kemudian akan dideteksi keberadaan virusnya, sehingga dapat diketahui apakah orang tersebut telah terdeteksi corona atau tidak.
Tes ini memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan rapid test. Meskipun dibarengi juga dengan harga tes hingga dua kali lipat dari rapid test, namun metode ini menjadi alat deteksi yang direkomendasikan WHO. Harga yang mahal, tentu masih sebanding dengan rangkaian tes yang rumit, serta hasil yang akurat.
Ketika melakukan tes rapid, seseorang hanya akan mendapatkan hasil reaktif atau non-reaktif. Hal tersebut hanya merupakan sinyal awal apakah di dalam tubuh sudah terbentuk antibodi. Padahal, hal itu bisa saja terbentuk jika seseorang menderita influenza, atau terjadi infeksi lain di beberapa bagian tubuh.
Sementara itu, hasil dari tes swab akan mendeteksi dengan lebih pasti apakah ada DNA virus atau tidak. Sehingga hasil yang didapatkan adalah positif atau negatif. Itu sebabnya, jika mengambil pengujian lewat rapid test dan terdeteksi reaktif, masih harus dilanjutkan dengan pengujian lewat swab.
Artikel Pilihan
Kebijakan Pemerintah Jepang terkait PCR
Sejak pertama kali terdeteksi kasus di negaranya, Jepang menjadi sangat concern terhadap penanganan virus covid-19. Negara ini semakin fokus dengan program-program pencegahan dan penanganan kasus wabah ini. Hal itu sangat terlihat dari penambahan kasus yang tergolong rendah dibandingkan dengan negara-negara di Kawasan Asia.
Hanya dalam hitungan pekan sejak mendeteksi kasus pertama, Jepang dengan sigap membuat program penanganan, mulai dari segera merespons cluster baru, mengoptimalkan fasilitas kesehatan, serta mengambil tindakan untuk sesegera mungkin memodifikasi kebiasaan warganya. Teknik sigap ini sangat taktis serta efektif menekan laju pertumbuhan wabah corona di sana.
Negara ini juga turut melakukan tes dengan teknik ini dan menerapkannya sebagai syarat memasuki wilayah negaranya. Bisa dikatakan Jepang sejenak tertinggal, karena Jepang baru melakukan deteksi jauh setelah banyak negara di dunia melakukannya. Meski demikian, ketika tiba waktunya melakukan, Jepang melakukan dalam skala besar dan terus mengembangkan teknologi terbaiknya.
Dibandingkan dengan Inggris atau Amerika yang telah melakukan 8,41 dan 3,93 tes per 1000 orang, Jepang baru melakukan 0,43 tes per 1000 orang. Angka itu baru ditingkatkan seiring dengan penambahan wilayah darurat di Jepang. Sebelumnya, PM Jepang Yoshihide Suga pernah menganggap ringan sebaran virus ini dengan tetap mengizinkan penyelenggaraan olimpiade di Tokyo.
Penambahan populasi darurat hingga 55% wilayah Jepang membuat otoritas negara ini mengambil langkah yang semakin taktis. Salah satunya dengan pengetatan wilayah, syarat wajib swab untuk masuk wilayah Jepang, tes massal, dan juga modifikasi teknologi agar semakin mudah dilakukan oleh siapa pun dan kapan pun.
Harga PCR di Jepang
Langkah strategis Jepang untuk menyelamatkan negaranya dari serangan virus ini, salah satunya adalah dengan membanting harga tesnya, serta memodifikasi teknologi yang memudahkan masyarakat. Warga Jepang semakin beruntung karena tinggal di negara maju yang lekat dengan teknologi, sehingga tes dengan teknik swab ini benar-benar murah dan mudah dilakukan.
1. Lewat Vending Machine
Salah satu modifikasi teknologi di Jepang adalah adanya vending machine untuk membeli alat tesnya. Seperti halnya membeli minuman bersoda atau secangkir kopi, alat tes covid di Jepang juga bisa didapatkan lewat sejumlah mesin otomatis yang tersebar di beberapa wilayah di Jepang.
Penjualan alat ini menggunakan vending machine diharapkan bisa mengurangi beban rumah sakit, namun tetap memenuhi target pemerintah kepada warga setiap harinya. Alat uji di mesin ini dijual dengan harga 4.500 Yen atau 40 US Dollar per buah.
2. Online Book Service
Kemudahan akses deteksi covid di negara ini semakin terasa, sejak diperluasnya layanan secara online. Kebanyakan masyarakat enggan berangkat ke klinik atau rumah sakit adalah karena jarak, antrean, atau juga bagian dari menghindari kerumunan. Beberapa klinik di Jepang memberikan online book PCR Test agar warga tidak perlu mengantri panjang.
Fasilitas kesehatan yang memiliki layanan ini di antaranya T-Care Clinic Hamamatsu-cho yang terletak di Tokyo. Harganya mulai 22.000 Yen termasuk pajak. Khusus tujuan negara tertentu seperti Hawai atau China, ada harga berbeda yang sedikit lebih mahal. Pembayaran dapat pula dilakukan dengan tunai maupun kartu kredit.
3. Tes di Bandara Haneda
Bukan hanya membeli, Jepang bahkan memberikan fasilitas tes gratis di Bandara Haneda. Langkah ini merupakan salah satu cara untuk mengantisipasi penyebaran mutan baru virus corona. Sinyal sebaran varian baru virus ini mengarah pada gelombang masa yang keluar masuk sebuah wilayah. Maka, cara ini diyakini dapat dijadikan upaya pencegahan yang baik.
Cara PCR Test di Jepang
Beragam cara dilakukan oleh pemerintah Jepang untuk memfasilitasi warganya dalam melakukan deteksi dini covid-19. Beberapa klinik dan rumah sakit bahkan memberikan layanan khusus tes ini, dan memberikan sertifikat negative test sesuai kebutuhan perjalanan.
1. Datang ke Klinik
Deteksi dini virus SARS Co-2 ini bisa dilakukan dengan datang langsung ke tempat-tempat tes seperti klinik atau rumah sakit. Di Osaka, beberapa klinik seperti Osaka Honmachi Medical Clinic, Naito Hospital, atau Utsubo Garden Clinic, telah memberikan layanan tes swab ini. Tidak hanya itu, sertifikat dalam Bahasa Inggris pun akan disediakan sebagai dokumen perjalanan.
2. Drive-Thru
Selain datang ke klinik atau rumah sakit, negara ini juga memfasilitasi warganya yang kian sibuk dengan test drive thru. Tes pertama dilakukan di Tokyo pada April 2020 lalu. Warga tetap mengendarai mobilnya sampai ke titik pengujian, dan petugas dengan APD lengkap akan melakukan pengambilan sampel. Setelahnya, warga bisa melanjutkan perjalanan.
3. Mandiri dengan Sampel Air Liur
Selain itu, kemudahan yang dikemas oleh teknologi ala Jepang membuat masyarakat semakin terbantu. Salah satunya ketika negara ini menjual alat tes mandiri lewat vending machine, di mana sampel yang diambil menggunakan air liur. Dengan begitu, warga bisa melakukan tes sendiri tanpa bantuan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
Berbagai cara serta kebijakan tes PCR, baik di Jepang maupun di banyak negara, terus digencarkan guna menekan laju penularan virus ini. Seluruh dunia pasti memiliki harapan yang sama, yaitu agar kondisi bisa segera kembali normal.