Ada satu hal yang mungkin akan kamu sulit temukan di Jepang, namun lumrah di negara lain. Ya, tempat sampah! Kamu akan sulit menemukan tempat sampah umum di Jepang karena sampah umumnya dibuang di rumah. Orang Jepang memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga kebersihan lingkungan. Mereka akan mengantongi sampah ketika bepergian dan baru akan dibuang setelah pulang ke rumah.
Pengolahan sampah di Jepang memiliki pembagian kategori secara detail. Buat kamu yang baru mulai tinggal di Jepang, mungkin akan sedikit kesulitan untuk memilah dan mengelola sampah rumah tangga sendiri. Setiap warga Jepang wajib menaati peraturan membuang sampah demi kenyamanan bersama. Artikel ini bisa jadi acuan kamu untuk mengetahui aturan dasar membuang sampah di Jepang.
Daftar isi:
1. Seberapa Banyak Sampah yang Dihasilkan Jepang?
2. Pengelolaan Sampah di Jepang - Kategori Pemilahan
3. Pengelolaan Sampah di Jepang - Cara Memilah
4. Pengelolaan Sampah di Jepang - Pengangkutan
5. Kesimpulan
Seberapa Banyak Sampah yang Dihasilkan Jepang?
Jika dilihat dari emisi limbah berdasarkan jenisnya, pada tahun 2009 ada 29,88 juta ton limbah rumah tangga dan 13,01 juta ton limbah yang dihasilkan oleh industri komersial. Artinya, jumlah limbah rumah tangga menyumbang sekitar 70% dari total keseluruhan sampah di Jepang. Lalu bagaimana Jepang mampu mengelola jumlah limbah sebesar ini dengan sangat baik?
Sumber data: Kementerian Lingkungan Hidup
Pengolahan sampah di Jepang dilakukan dengan ketat. Jepang mengolah sebagian besar sampahnya menggunakan pembakaran di tabung insinerator. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup (kankyousho/環境省) per tahun 2021, Jepang memiliki 1067 lokasi insinerasi. Jumlah ini tergolong besar jika dibandingkan dengan negara lain, dan menurut data OECD tahun 2008 lebih dari separuh jumlah insinerator di dunia berada di Jepang, lho!
Sebelum diangkut oleh truk sampah dan dibawa ke pusat pembakaran, pemilahan dilakukan di rumah-rumah. Sementara, sampah yang sulit terurai akan di daur ulang di pengelolaan khusus. Kesadaran masyarakat Jepang untuk memilah sampah sebelum dibuang juga cukup tinggi. Hal tersebut semakin memudahkan proses pengolahan sampah karena dimulai dari lingkup yang paling kecil.
Artikel Pilihan
Pengelolaan Sampah di Jepang - Jenis & Kategori Pemilahan
Pembagian sampah di Jepang memiliki 4 jenis kategori, yakni sampah bakar (可燃ゴミ), sampah non-bakar (不燃ゴミ), sampah daur ulang (資源ゴミ), dan sampah ukuran besar (粗大ゴミ). Mungkin kamu sudah tahu bahwa setiap barang produksi di Jepang ditandai dengan logo seperti di atas. Penggolongan ini akan memudahkan kita ketika akan membuangnya. Setelah mengetahui jenis bahan baku sampah, kamu tinggal memilahnya ke dalam 4 jenis kategori sampah sesuai aturan yang berlaku. Berikut kategori sampah rumah tangga di Jepang.
Sampah Bakar (可燃ゴミ)
Sampah bakar atau kanen-gomi (可燃ゴミ) pada umumnya merupakan sampah yang bisa dibakar di pusat insinerasi sampah di masing-masing kota. Sampah yang dibakar dalam insinerator, nantinya akan menghasilkan sisa pembakaran yang kemudian bisa di daur ulang kembali untuk pembuatan semen. Sebanyak 1000 kg sampah rumah tangga akan menghasilkan 1330 kg bahan dasar beton, yang sebagian akan dibuat menjadi semen eco. Ramah lingkungan sekali, bukan?
Sumber: https://hiranoconcrete.com/eco/
Kebanyakan jenis sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga seperti kertas dan kain, masuk dalam kategori ini. Sampah bakar sering kali disebut sebagai moeru-gomi (燃えるごみ). Contoh lain sampah bakar adalah:
- Sampah dapur
- Kertas (contoh: tissue, popok)
- Kulit (contoh: tas, sepatu, dompet)
- Karet (contoh: selang, sepatu boot)
- Kayu (dengan panjang tertentu)
- Kain (contoh: sprei, bantal, pakaian)
- Minyak goreng bekas
Sampah Non-bakar (不燃ゴミ)
Sampah non-bakar (funen-gomi/不燃ゴミ) adalah sampah yang tidak bisa diurai melalui proses pembakaran, misalnya seperti kaca dan barang-barang berbahan logam atau besi. Tapi ada juga beberapa sampah non-bakar yang sebenarnya bisa diurai dalam insinerator, misalnya plastik, namun dimasukkan dalam golongan ini untuk menjaga keseimbangan lingkungan alam, karena gas yang dihasilkan dari sisa pembakaran akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan. Sampah non-bakar sering disebut juga moenai-gomi (燃えないごみ).
Contoh sampah non-bakar:
- Barang pecah belah (contohnya: pecahan beling, gelas, bohlam, cermin, piring)
- Tembikar dan magnet (piring, vas bunga)
- Logam (panci, teflon, pisau, gunting)
- Aluminium (aluminium foil, material bangunan)
- Spray, botol gas
- Payung
Sampah Daur Ulang (資源ゴミ)
Perbedaan sampah daur ulang dengan sampah jenis lain (sampah non-bakar) adalah aspek daur ulang. Shigen-gomi dikumpulkan ke pusat pengolahan sampah atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kemudian didaur ulang kembali menjadi barang yang bermanfaat. Kamu perlu memisahkan sampah daur ulang dengan benar sesuai aturan pemerintah wilayah setempat, agar dapat dimanfaatkan kembali guna menjaga keselarasan lingkungan.
Contoh jenis sampah daur ulang yakni:
- Botol beling bekas
- Kaleng
- Botol plastik
- Koran bekas, buku bekas
- Wadah plastik (plastik kemasan makanan, wadah telur, botol plastik, kantong kresek, styrofoam)
- Produk plastik (ember, wadah plastik, gayung, gantungan baju)
Sampah Ukuran Besar (粗大ゴミ)
Furniture dan barang elektronik yang berukuran besar yang tidak terpakai dikelompokkan dalam sodai-gomi (粗大ゴミ). Penanganan untuk sampah jenis ini berbeda tergantung ketentuan pemerintah setempat. Umumnya, barang-barang dengan ukuran panjang lebih dari 30 cm masuk dalam kategori ini. Sebaiknya periksa dulu jadwal pembuangan sampah, karena hanya dilakukan terbatas pada hari-hari tertentu saja.
Contoh sampah ukuran besar misalnya:
- Furniture (contoh: lemari, sofa, meja, karpet )
- Alat elektronik (contoh: televisi, mesin cuci, kulkas)
Pengelolaan Sampah di Jepang - Cara Memilah
Pemilahan sampah berdasarkan jenis dan mengumpulkannya dalam satu tempat sebelum dibakar atau didaur ulang adalah hal yang umum dilakukan setiap orang di Jepang. Pemilahan sampah berdasarkan kategori akan mengurangi beban terhadap kelestarian lingkungan.
Pemilahan Sampah Bakar
Lebih dari 80 persen kandungan sampah dapur (makanan) adalah air. Tingkat kelembaban yang tinggi akan menyebabkan bau yang menyengat dan membuatnya sulit dibakar di insinerator (tabung pembakaran). Tiriskan sampah dapur sebelum membuangnya ke tempat sampah dan bungkus dengan kertas untuk benda-benda runcing yang berbahaya.
Pengelolaan sampah di Jepang untuk popok kotor juga harus diperhatikan. Buang kotoran ke dalam toilet dan masukkan ke dalam kantong sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. Produk kulit, karet, dan kain juga merupakan golongan sampah bakar. Sebelum membuang barang seperti resleting dan ikat pinggang, pisahkan bagian logam yang terpasang apabila bisa dilepas.
Beberapa kota mengumpulkan pakaian bekas dan produk kulit yang masih dalam kondisi baik untuk didaur ulang. Selain tempat daur ulang, Anda bisa mencoba untuk menjualnya di free market lokal di kota Anda.
Sementara potongan dan serpihan kayu merupakan sampah bakar yang bisa dibuang apabila panjang dan lebar kayu kurang dari 30 cm. Tanyakan terlebih dahulu ke pihak yang berwenang karena penanganannya bisa saja berbeda tergantung tempat tinggal Anda.
Dalam pengelolaan sampah di Jepang, minyak bekas pakai harus dipadatkan dengan koagulan, atau direndam ke kain atau kertas dengan daya serap tinggi sebelum dibuang. Jangan membuang minyak ke saluran air begitu saja, karena membuat dampak yang buruk bagi lingkungan. Kamu juga bisa membuang minyak bekas masak dalam kelompok sampah bakar dengan menuangkan minyak ke dalam wadah plastik dan diberikan ke petugas. Limbah minyak bisa didaur ulang kembali menjadi sabun, pangan hewan, pupuk hingga bahan biodiesel dengan menyumbangkan minyak bekas pakai ke wadah dan diserahkan kepada petugas yang bertanggung jawab. Pastikan minyak goreng yang Anda buang dalam keadaan dingin untuk mencegah kebakaran.
Sumber foto: Situs resmi kota Suginami
Pemilahan Sampah Non-bakar
Umumnya sampah non-bakar seperti gelas, lampu dan barang pecah belah lainnya, dibungkus dengan menggunakan koran bekas atau kain agar tidak melukai petugas kebersihan yang bertugas mengumpulkan sampah. Tulis atau tempelkan catatan secara jelas di kantong bertuliskan “kiken” (危険) untuk menandai barang tersebut berbahaya.
Jika Anda menggunakan spray, tabung kaset dan korek api, harap untuk berhati-hati saat membuangnya. Pastikan kembali tabung yang Anda pakai sudah habis karena botol spray yang masih menyisakan isi bisa menyebabkan ledakan. Cek dengan mengocok tabung dan apabila masih ada suara artinya isi tabung masih tersisa.
Payung (termasuk payung plastik) umumnya diklasifikasikan sebagai sampah yang tidak mudah terbakar. Beberapa kota memperbolehkan untuk membuangnya tanpa memasukkannya ke dalam kantong sampah, jadi pastikan lagi aturan pembuangan di kota Anda.
Sampah Daur Ulang
Bersihkan kaleng, botol plastik (PET), dan botol kaca, lalu pisahkan label dan tutupnya sebelum dibuang. Berhati-hatilah karena pecahan botol beling dan botol isinya tidak bisa dibersihkan tidak bisa didaur ulang. Pengelolaan sampah di beberapa kota mengkategorikan botol yang rusak atau tidak bersih sebagai sampah non bakar.
Botol kaca dan plastik dikumpulkan oleh produsennya langsung untuk digunakan kembali, contohnya botol susu yang terbuat dari kaca. Sementara koran, majalah, dan kardus diikat sesuai jenisnya agar tidak berserakan dan memudahkan proses pengumpulannya.
Sampah kertas yang berbau seperti kotak pizza, piring atau gelas kertas yang anti air tidak bisa didaur ulang, sehingga kamu perlu merobeknya menjadi ukuran kecil dan membuangnya ke sampah bakar.
Beberapa jenis sampah kertas seperti kotak susu harus dibuka, dicuci, dan dikeringkan sebelum didaur ulang. Kamu juga bisa membuang sampah dari kotak susu ke supermarket yang mengumpulkan sampah kotak susu.
Sampah Ukuran Besar
Ada dua cara untuk membuang sampah ukuran besar. Pertama adalah membawanya langsung ke pusat pengolahan sampah atau mengajukan permohonan ke balai kota untuk diangkut. Biasanya kamu bisa dapat membuat janji terlebih dahulu dengan pengelola melalui internet atau telepon, dan membayar biaya berdasarkan ukuran limbah sesuai informasi.
Setelah mengajukan permohonan pengambilan sampah, bawa sampah tersebut ke tempat dan waktu yang telah ditentukan. Pemerintah kota biasanya tidak menangani sampah elektronik seperti televisi, AC, kulkas, freezer, mesin cuci, dan mesin pengering dan hanya bisa didaur ulang oleh pihak yang berwenang. Jika Anda tidak lagi membutuhkan barang elektronik tersebut, hubungi langsung ke dealer, tempat pembelian, atau produsennya.
Pengelolaan Sampah di Jepang - Pengangkutan
Ada tiga cara utama untuk membuang sampah di Jepang. Kamu bisa membuangnya ke pusat pengumpulan sampah kota, ke organisasi pengumpulan sampah daur ulang, atau ke toko yang menjual barang tersebut. Di sebagian besar kota di Jepang, tanggal dan waktu pengumpulan sampah ditentukan berdasarkan jenis sampah. Berikut adalah beberapa tips tentang cara membuang sampah di Jepang.
Kapan Jadwal Buang Sampah di Jepang?
Dalam pengelolaan sampah di Jepang, jadwal dan waktu pembuangan sampah di setiap kota berbeda-beda. Ada kota yang menerapkan waktu pembuangan sampah hanya di pagi hari, ada pula yang menerapkannya dengan spesifikasi tertentu misalnya dari jam 6-8 pagi.
Jadwal buang sampah di Jepang sudah ditentukan secara tertulis. Buanglah sampah pada hari yang ditetapkan. Membuang sampah sehari sebelum hari yang ditentukan bukanlah hal yang baik karena memungkinankan burung gagak atau kucing liar merobek bungkus sampah yang kamu dibuang sehingga sampah yang berserakan tidak hanya mengganggu ketidaknyamanan ke tetangga, tapi juga menghambat proses pengumpulan.
Di mana Lokasi Buang Sampah di Jepang?
Lokasi pembuangan sampah juga berbeda tergantung tempat tinggal. Biasanya lokasi pembuangan sampah untuk rumah-rumah jenis tunggal sudah ditentukan oleh pemerintah kota setempat. Ada juga kota yang memperbolehkan pembuangan sampah di teras depan rumah. Pastinya, kamu wajib menaati peraturan umum mengenai hari dan waktu pembuangan. Sementara untuk penghuni jenis mansion, biasanya sudah disediakan lokasi pembuangan khusus (ゴミステーション) sehingga bisa kapan saja membuang sampah.
Bagaimana Cara Membuang Sampah di Jepang?
Umumnya, sampah di Jepang dikumpulkan ke dalam kantong plastik yang telah ditentukan. Biasanya warna kantong plastik dibedakan dengan warna tertentu berdasarkan jenis sampahnya. Kantong sampah bisa dibeli di supermarket, minimarket (convenience store), atau drug store. Namun ada juga kota yang tidak menyediakan kantong khusus, dan memperbolehkan menggunakan plastik bening (transparan atau semi-transparan) saja, asalkan tidak mudah sobek.
Sodai-gomi yang berukuran besar tidak bisa diletakkan sembarangan karena bisa mengganggu kenyamanan orang lain. Selain harus membeli stiker khusus untuk membuang sodai-gomi, kamu perlu menelepon pihak pendaur ulang, dan memastikan dulu tempat untuk meletakkan sodai-gomi sebelum diangkut oleh petugas. Alternatif lain untuk membuang sodai gomi adalah dengan menjualnya ke toko barang bekas atau memberikan kepada orang yang membutuhkan. Selain itu, kamu bisa juga coba berkonsultasi dengan pihak jasa pindahan apabila ingin membuang furniture bertepatan dengan waktu pindahan.
Perlu diingat, penggunaan selotip atau tali untuk mengikat kantong tidak dianjurkan. Jangan lupa periksa kembali situs dan informasi metode pembuangan sampah di kota masing-masing, ya!
Kesimpulan
Pengelolaan sampah di Jepang memiliki aturan pemisahan dan regulasi yang terperinci. Jadwal buang sampah di Jepang berbeda tergantung kebijakan masing-masing wilayah kota. Jenis sampah satu dan lainnya dipisahkan dengan cara yang berbeda pula, tergantung kebijakan pemerintah setempat. Di Jepang ada slogan yang mengatakan “mazereba gomi, wakereba shigen” atau campurlah maka akan menjadi sampah, pisahkanlah maka akan menjadi sumber daya. Pemilahan sampah yang tepat dapat mengurangi jumlah sampah dan membantu melestarikan lingkungan. Jadi, mari lindungi bumi kita dengan mengikuti metode pemilahan sampah yang tepat.