Jepang merupakan negara yang dikenal memiliki tradisi dan budaya yang kuat. Selain memiliki banyak tempat budaya yang masih berdiri dengan tegak, masyarakat Jepang ternyata juga masih banyak yang menggunakan pakaian hingga alas kaki tradisional. Salah satu yang masih digunakan hingga kini adalah geta, atau yang lebih umum dikenal dengan sandal jepit.
Geta sendiri merupakan alas kaki tradisional di Jepang yang terbuat dari kayu. Jika dilihat sekilas, bentuk dari sandal jepit ini sangat mirip dengan bakiak yang ada di Indonesia. Hanya saja, alas kaki ini memiliki dua hak dibawahnya yang bertujuan untuk menghindari jalanan yang kotor ataupun becek. Selain itu, sandal ini biasa digunakan oleh masyarakat Jepang dengan kimono.
Daftar Isi
- Perkembangan Geta di Jepang
- Jenis Sandal Kayu Tradisional Ala Jepang
- Kapan Sandal Tradisional Digunakan?
- Apakah Geta Masih Digunakan Saat Ini?
Perkembangan Geta di Jepang
Geta sendiri telah digunakan oleh masyarakat Jepang sejak zaman Yayoi. Jika saat ini alas kaki ini digunakan dengan kimono, maka dulunya sandal ini digunakan ketika bekerja. Salah satu jenis pekerjaan yang sering kali menggunakan alas kaki ini adalah menanam padi. Dengan lahan yang selalu berair, maka para petani menggunakan sandal kayu ini agar kakinya selalu kering dan bersih.
Dengan fungsinya yang membantu, maka semakin banyak masyarakat Jepang yang akhirnya menggunakan sandal kayu ini untuk berkegiatan. Hal ini membuat banyak pengrajin sandal kayu bermunculan pada zaman Edo. Namun, para pengrajin ini tidak hanya membuat sandal yang digunakan untuk bekerja melainkan juga untuk alas kaki sehari-hari.
Kini alas kaki geta sudah tidak seterkenal pada zaman Edo maupun Yayoi . Namun bukan berarti sandal kayu ini telah dilupakan. Sandal kayu ini tetap digunakan oleh masyarakat Jepang namun hanya untuk kegiatan kebudayaan seperti upacara minum teh, matsuri hingga yang lainnya. Selain itu, masyarakat biasanya menggunakannya dengan kimono yang non formal.
Untuk bentuknya sendiri, bentuk dan warna sandal kayu ini berbeda untuk wanita dan pria. Khusus untuk pria, sandalnya berbentuk persegi dengan warna yang lebih gelap atau tidak bermotif. Hal ini memberikan kesan maskulin serta simple bagi pemakainya.
Sebaliknya, sandal untuk wanita di desain bentuk oval dengan warna yang lebih cerah dan bermotif. Dengan desain seperti ini, para wanita yang menggunakannya akan terlihat semakin feminism dan juga cantik.
Artikel Pilihan
Jenis Sandal Kayu Tradisional Ala Jepang
Pada umumnya, orang hanya mengetahui sandal kayu dengan hak tinggi di bagian tengah dan belakang. Padahal, jenis geta sebenarnya sangat bervariasi. Ada yang bentuknya berdasarkan jumlah haknya, ada pula yang dibuat berdasarkan fungsinya. Nah, agar lebih memahami jenisnya, berikut adalah sekilas penjelasan mengenai beberapa macam sandal kayu ala Jepang:
1. Bergigi Satu, Dua, Tiga
Jika dilihat berdasarkan jumlah haknya, jenis sandal kayu ada tiga macam yang digunakan di Jepang. Yang paling umum digunakan memang yang bergigi dua, namun ada juga yang berjumlah satu dan tiga. Kedua jenis ini memang memiliki bentuk serta fungsi yang berbeda, sehingga tidak umum digunakan oleh semua orang.
Sandal kayu dengan hak satu biasanya dikenal dengan tengu. Jenis alas kaki yang satu ini memiliki satu hak yang tinggi di bagian tengahnya dan biasanya berukuran 5 inci. Jadi, secara bentuk sandal ini mirip huruf T dan akan sulit untuk dikenakan. Jika melihat sejarahnya, tengu hanya digunakan oleh para biksu ketika ingin berlatih di alam bebas seperti hutan dan pegunungan.
Jenis berikutnya yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Jepang adalah sandal kayu bergigi dua. Pada umumnya, kedua hak posisinya ada di bagian tengah dan belakang. Namun, ada beberapa pengrajin yang juga membuatnya di bagian depan dan tengah. Dengan bentuknya yang seperti, sandal kayu ini lebih stabil sehingga banyak digunakan oleh masyarakat umum.
Terakhir, jenis yang jarang digunakan dan diketahui oleh orang awam adalah sandal bergigi tiga. Sandal yang juga dikenal dengan nama koma ini memang hanya digunakan oleh oiran. Berbeda dengan geisha, oiran merupakan wanita penghibur yang paling disayang dan biasanya hanya melayani orang yang sangat kaya.
2. Suberi
Jika melihat fungsinya, sandal kayu tradisional ini memiliki beberapa macam jenis yang digunakan untuk kebutuhan yang berbeda-beda. Salah satunya dikenal dengan istilah suberi yang biasanya digunakan untuk olahraga diatas salju dan es. Sandal ini memiliki satu hak dibawahnya dan ukuran yang tidak terlalu tinggi. Seiring berkembangnya zaman, haknya tidak lagi terbuat dari kayu melainkan besi.
3. Ama
Selain bentuknya, sandal kayu juga dibuat khusus untuk musim tertentu seperti ama. Ini merupakan sandal kayu yang dibuat khusus untuk musim hujan dengan desain yang tinggi serta bentuknya yang mirip dengan topi. Dengan begitu, ketika menggunakan sandal ini, kaki akan terlindungi dari air hujan dan tetap kering.
4. Itaura
Variasi berikutnya yang biasa digunakan untuk pekerjaan di mesin kapal sebagai alat perlindungan kaki adalah Itaura. Bentuk dari sandal ini sedikit berbeda dengan yang lainnya karena tidak terbuat dari kayu utuh melainkan anyaman jerami. Selain itu, haknya tidak hanya ada beberapa bagian melainkan rata pada alasnya. Sandal ini dibuat dengan desain khusus untuk menjaga kaki pekerja dari oli mesin.
5. Yuki
Sama halnya dengan ama, Yuki dibuat khusus untuk musim salju. Secara keseluruhan bentuk dan desainnya tidak jauh berbeda dengan sandal lainnya. Hanya saja, pada bagian haknya terdapat logam khusus yang dipasang untuk memberi cengkraman ketika berjalan diatas salju atau es. Dengan begitu, penggunanya tidak akan mudah tergelincir dan jatuh.
Kapan Sandal Tradisional Digunakan?
Selain pada saat bekerja, sandal kayu masih digunakan pada saat-saat tertentu. Meskipun tidak sesering dulu, namun geta masih digunakan oleh masyarakat Jepang di beberapa daerah. Bagi yang ingin melihat masyarakat Jepang menggunakan alas kaki tradisional ini, cobalah lihat pada waktu-waktu berikut:
1. Setiap Musim
Sandal kayu tradisional ini sebenarnya bisa digunakan untuk semua musim yang ada. Namun, karena bentuknya terbuka, maka sandal kayu paling banyak digunakan pada musim semi dan panas. Selain pada saat cuaca panas, masyarakat juga sering menggunakannya ketika cuaca hujan untuk menghindari baju dan sepatu basah.
2. Upacara Teh
Waktu yang termudah untuk melihat warga lokal menggunakan alas kaki ini adalah ketika upacara teh. Upacara budaya ini sering kali diadakan oleh masyarakat Jepang dengan berbagai tujuan. Selain menggunakan kimono, para peserta juga biasanya akan mengenakan sandal kayu untuk melengkapi penampilannya.
3. Matsuri
Jika tidak berkesempatan untuk melihat upacara teh, maka datanglah pada saat festival Matsuri. Festival budaya Jepang yang satu ini rutin dilakukan setiap bulan Agustus antara tanggal 02-07. Pada saat ini, para pengunjung bisa melihat keindahan budaya Jepang baik dari segi cerita maupun pakaiannya.
Apakah Geta Masih Digunakan Saat Ini?
Sandal tradisional khas Jepang ini memang masih digunakan hingga kini meskipun bukan lagi khusus untuk pekerjaan. Namun, dengan perkembangan bentuk dan desainnya yang lebih modern dan cantik, tidak sedikit warga yang juga menggunakan geta untuk kegiatan diluar rumah seperti jalan-jalan. Selain itu, sebagian besar masyarakat juga masih menggunakan sandal kayu untuk upacara kebudayaan di Jepang yang bersifat non-formal.