Tidak hanya populer dengan budayanya yang begitu kental, Jepang juga terkenal akan masyarakatnya yang taat tata krama. Warga Jepang terkenal sopan dan memiliki aturan tata krama yang sangat ketat. Saat berkunjung ke Jepang, sebaiknya pahami dengan baik hal tabu apa saja yang berlaku di kalangan masyarakat Jepang. Dengan begitu lebih mudah untuk berbaur tanpa mengganggu kenyamanan warga aslinya.
Daftar Isi
- Pentingnya Tata Krama di Jepang
- Hal Tabu Saat Makan
- Hal Tabu di Tempat Umum
- Hal Tabu Saat Interaksi dengan Orang Lain
Pentingnya Tata Krama di Jepang
Sebelum mengetahui apa saja perilaku yang dianggap tabu oleh warga Jepang, mari cari tahu dulu pentingnya tata krama di sana. Warga Jepang sangat menghargai sopan santun dan tata krama. Bahkan kepada orang terdekat sekalipun, masyarakat Jepang akan tetap berlaku sopan dan menerapkan prinsip tata krama secara ketat. Hal ini sudah berlaku turun-temurun sehingga dianggap sebagai hal biasa bagi masyarakat Jepang.
Tata krama dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting di negeri sakura tersebut. Seolah warga Jepang memang memiliki aturan tak tertulis mengenai perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan yang berlaku di Jepang tentu akan berbeda dengan kebiasaan berperilaku yang diterapkan di negara-negara lainnya.
Mungkin saja ada kebiasaan yang dianggap hal lazim di Indonesia namun dianggap tabu di mata masyarakat Jepang. Itulah mengapa penting sekali untuk menambah wawasan mengenai hal tersebut. Perlu dipahami seperti apa kebiasaan berperilaku di kalangan warga Jepang dan hal-hal apa saja yang dianggap tabu di sana.
Artikel Pilihan
Hal Tabu Saat Makan
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh warga Jepang biasanya memiliki aturan tata krama yang berbeda. Apalagi di waktu yang penting seperti makan. Berikut ini adalah beberapa hal tabu yang tidak seharusnya dilakukan ketika makan:
1. Menancapkan Sumpit di Atas Nasi
Warga Jepang sudah terbiasa makan menggunakan sumpit. Ternyata ada aturan tersendiri dalam menggunakan sumpit di sana. Salah satunya, tidak boleh menancapkan sumpit di atas nasi. Bentuk sumpit yang menancap di atas nasi akan mengingatkan tindakan seremonial yang biasa dilakukan saat upacara pemakaman umat Buddha. Lebih baik sumpit diletakkan secara horizontal di atas piring saja agar tidak identik dengan kematian.
2. Menggosokkan Sumpit Sekali Pakai
Banyak orang Indonesia yang terbiasa menggosok sumpit sekali pakai. Biasanya hal ini dilakukan untuk membersihkan serpihan kayu yang menempel di sumpit. Namun di Jepang, tindakan ini justru merendahkan pemilik restoran karena menganggap pihak restoran memakai sumpit berkualitas rendah. Jika memang ingin membersihkan serpihan kayu, lebih baik gunakan tangan saja.
3. Memberi Makanan pada Orang Lain dengan Sumpit
Menyerahkan makanan kepada orang lain dengan memakai sumpit juga tidak disarankan di Jepang. Ini merupakan sebuah tindakan tabu karena menyerupai seremoni pengangkatan tulang setelah dikremasi. Jika ingin memberikan makanan kepada orang lain, maka lebih baik meletakkan makanan di piring kecil terlebih dahulu kemudian serahkan piring tersebut.
4. Makan Sambil Berjalan
Kebiasaan yang satu ini sebenarnya juga tidak baik dilakukan di berbagai negara, tidak hanya Jepang. Namun warga Indonesia seringkali menganggap bahwa kebiasaan makan sambil berjalan adalah hal yang wajar dilakukan. Di Jepang, hal ini sangat tabu dan dianggap tidak sopan sehingga warga Jepang hampir tidak ada yang makan sambil berjalan.
Hal Tabu di Tempat Umum
Warga Jepang juga memiliki tata krama yang sangat baik ketika beraktivitas di tempat umum. Saat jalan-jalan ke Jepang dan berada di tempat umum, hindarilah hal-hal yang dianggap tabu berikut ini:
1. Memberi Uang Tip di Restoran
Warga Jepang menganggap tindakan memberi tip di restoran sebagai hal yang tabu. Memberi tip bukanlah budaya warga Jepang dan dianggap aneh. Lagipula restoran-restoran di Jepang memperlakukan semua karyawannya dengan sangat baik dan tidak membiasakan karyawannya untuk menerima tip.
2. Mengobrol di Kendaraan Umum
Jepang adalah negara dimana warganya sangat menghargai privasi orang lain. Warga Jepang akan berusaha memberikan kenyamanan satu sama lain di fasilitas umum seperti kendaraan umum di sana. Tabu bagi warga Jepang untuk saling bicara ketika ada di kendaraan umum seperti kereta atau bis. Mengobrol di kendaraan umum dianggap sebagai perbuatan yang tidak sopan dan mengganggu orang lain.
3. Membuang sampah Sembarangan
Warga Jepang sangat taat pada aturan kebersihan. Membuang sampah sembarangan adalah hal tabu yang selalu dihindari oleh warga Jepang. Kebiasaan buang sampah sembarangan mungkin tidak aneh bagi masyarakat Indonesia namun hal ini dianggap sangat buruk di Jepang. Lingkungan di Jepang juga sangat bersih dan tempat sampah tersedia dimana-mana.
4. Berdiri di Sisi Kanan Eskalator
Tabu bagi warga Jepang untuk berdiri di sisi kanan saat menaiki eskalator. Sisi kanan eskalator dianggap sebagai jalur bagi orang lain untuk berjalan mendahului antrean, saat terburu-buru misalnya. Jika tidak terburu-buru dan ingin naik eskalator dengan tenang maka orang Jepang akan selalu berdiri di sisi kiri.
Hal Tabu Saat Interaksi dengan Orang Lain
Warga Jepang juga memiliki aturan yang ketat mengenai tata krama berinteraksi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh hal tabu yang tidak seharusnya dilakukan ketika berinteraksi dengan orang Jepang:
1. Tidak Membungkuk saat Bertemu Orang Lain
Warga Jepang akan selalu membungkukkan tubuhnya ketika bertemu dengan orang lain. Tidak membungkuk ketika bertemu orang lain dianggap sebagai hal yang tabu dan sebaiknya dihindari. Membungkuk ini menjadi salah satu wujud menghargai orang lain. Tidak hanya pada orang yang lebih tua, bahkan kepada orang yang seumuran pun warga Jepang juga akan membungkuk ketika bertemu.
2. Menerima Barang dengan Satu Tangan
Sebagai salah satu bentuk tata krama di Jepang, sangat disarankan untuk menerima barang dengan dua tangan. Kebiasaan menerima barang dengan memakai satu tangan adalah hal yang aneh bagi warga Jepang. Tindakan ini juga dianggap tidak sopan dan tidak menghargai orang lain yang telah memberikan barang tersebut.
3. Datang Terlambat
Di Indonesia, mungkin datang terlambat dari waktu yang ditentukan itu adalah hal biasa. Namun di Jepang, hal ini sangat tabu dan memalukan. Orang Jepang cenderung tepat waktu dan menganggap bahwa keterlambatan itu adalah tindakan yang tidak sopan. Tidak heran jika masyarakat Jepang sangat menghargai waktu.
4. Memberi Hadiah Pernikahan Uang 20.000 yen
Warga Jepang tidak ada yang memberi hadiah pernikahan uang sebesar 20.000 yen. Nilai uang ini dianggap tabu dan menjadi sebuah pertanda buruk dalam sebuah pernikahan. Jika memang ingin memberikan hadiah berupa uang maka berikanlah dalam jumlah yang ganjil. Ini akan jauh lebih baik dan dianggap sebagai hadiah yang bermakna bagi pengantin.
Itulah tadi hal tabu yang dipercayai oleh masyarakat Jepang. Pada intinya hal-hal ini berhubungan erat dengan kebiasaan juga kebudayaan warga Jepang. Mungkin dianggap biasa di negara lain namun ternyata tabu dan aneh di negeri sakura. Tentunya perbedaan ini harus dihargai dan para turis yang berkunjung ke Jepang juga harus menyesuaikan diri.