Negara yang dijuluki sebagai negeri matahari terbit ini merupakan salah satu negara yang memiliki 4 musim. Musim panas, musim semi, musim dingin, dan musim gugur. Menurut NHK World-Japan, setiap musim di Jepang memiliki karakteristik tersendiri yang sangat mengakar dalam gaya hidup orang Jepang. Berkaitan dengan tradisi, kegiatan, juga makanan Jepang.
Adanya empat musim di Jepang berarti ada pula makanan yang hanya bisa dinikmati dalam musim tertentu. Masih bersumber dari artikel yang sama, ada istilah ‘Shun’ dalam bahasa Jepang yang merujuk pada bahan-bahan yang ada di musim tertentu dalam setahun. Berikut ini adalah daftar makanan Jepang yang sesuai dengan musim:
Makanan Jepang Saat Musim Panas
Tidak jarang wisatawan mengunjungi Jepang pada musim panas karena cuacanya tidak terlalu ekstrim dan pemandangan alamnya yang sangat cantik. Selain itu, mereka pun tidak melewati beragam santapan Jepang khas musim panas yang menyegarkan. Berikut ini adalah hidangan Jepang saat musim panas yang patut dicoba:
1. Soumen
Makanan ini mirip dengan soba, namun berbeda dalam hal penyajiannya. Biasanya, soba bisa disajikan dengan panas maupun dingin, sedangkan soumen hanya disajikan dengan dingin saja. Namun, yang dingin adalah mie-nya, bukanlah kuahnya. Sebelum disajikan, soumen akan direndam dalam es batu agar lebih dingin.
Hal ini dilakukan tentunya agar saat dimakan, akan memberikan sensasi dingin dan sejuk yang cocok dikonsumsi saat musim panas. Saat dimakan, soumen tidak disajikan bersama kuah, melainkan dengan celupan tsuyu. Jika ingin mencoba soumen yang khas, cobalah Nagashi Soumen, yaitu soumen yang dialirkan di atas bilah bambu.
2. Rei Shabu
Jika shabu-shabu biasanya disajikan dengan kuah yang panas, tentunya berbeda dengan rei shabu. Rei shabu begitu khas dengan dagingnya yang sudah matang dan sengaja didinginkan dahulu sebelum disajikan. Atau, ada juga yang menyajikannya dalam hot pot, namun sebelum dimakan, dicelupkan dahulu ke air dingin.
Pelengkap dari rei shabu selain daging yaitu sayur-sayuran dan saus tartar di atasnya. Makanan jepang sesuai musim panas ini adalah makanan yang pas dimakan jika ingin mengonsumsi daging dengan sayuran segar dalam keadaan dingin. Saat musim panas, menu ini hampir bisa dinikmati di semua restoran shabu-shabu.
3. Hiyashi Chuka
Menurut Japan Web Magazine, saat musim panas, banyak restoran ramen yang menjual hiyashi chuka (※). Hiyashi chuka dalam Bahasa Jepang memiliki arti Cina dingin. Jika dilihat dari penampilannya, makanan ini sangat beraneka warna dan menggoda selera.
Akan ada mie dingin, telur, irisan daging, dan juga berbagai sayuran di dalamnya, seperti tomat, dan mentimun. Setelah itu, hiyashi chuka akan disajikan dengan shoyu atau kecap asin dan juga saus wijen. Pada wilayah Jepang lainnya, seperti Kansai, makanan ini disebut reimen, sedangkan di Hokkaido, makanan ini disebut dengan hiyashi ramen.
Artikel Pilihan
Makanan Jepang Saat Musim Dingin
Musim dingin identik dengan permainan ski yang menyenangkan, pemandangan apik yang dipenuhi salju, dan juga hidangan khas musim dingin. Menurut JNTO, negeri sakura ini memiliki beragam hidangan khas musim dingin (※). Jika ingin tahu makanan apa saja di Jepang yang patut dicoba saat musim dingin, berikut adalah daftarnya:
1. Yosenabe
Ketika musim dingin di Jepang, banyak orang yang menggemari makanan ini. Pasalnya, yosenabe disajikan dengan hot pot yang mampu menjaga agar panasnya awet dan merata sehingga cocok dikonsumsi saat musim dingin. Hal ini tentu sama seperti namanya ‘nabe’ yang berarti pot dalam Bahasa Jepang.
Secara harfiah, yosenabe memiliki arti ‘masukkan semuanya ke dalam pot’. Oleh karena itu, yosenabe memiliki isian yang beragam, mulai dari sayuran, telur, tofu, daging, dan juga seafood. Santapan jepang ini memiliki ciri khas yaitu disajikan dengan kaldu dashi yang lezat.
2. Tofu
Sebenarnya tofu dapat disajikan setiap tahun, namun musim terbaik dalam mengonsumsi tofu adalah saat musim dingin. Pasalnya, musim dingin adalah saat musim panen kedelai sehingga saat itulah kedelai terbaik didapatkan. Pada musim ini, tofu juga disajikan dalam berbagai macam bentuk, mulai dari difermentasi, sampai dengan digoreng.
Salah satu santapan Jepang khas Kyoto yang berbahan tahu yang umum dinikmati saat musim dingin yaitu yudofu. Yudofu yaitu sup yang terdiri dari potongan tahu lembut yang dicelupkan ke dalam saus kedelai. Jika menyukai tofu goreng, bisa mengonsumsi agedashi tofu yang disajikan dengan kaldu kecap pedas dan parutan daikon.
3. Zosui
Jika dilihat dari penampilannya, makanan ini mirip seperti bubur. Zosui berbahan dasar nasi yang dituang air kaldu dengan campuran jamur, beragam protein, dan beberapa sayuran lainnya. Selain lezat disantap saat musim dingin, zosui juga cocok dikonsumsi ketika sedang tidak enak badan.
Makanan Jepang Saat Musim Gugur
Di Jepang ada istilah shokuyoku no aki, yang berarti adanya selera makan pada musim gugur. Menurut NHK World-Japan, ada 3 makanan Jepang di musim gugur yang populer, yang berasal dari jamur matsutake, ikan sanma, dan kastanye (※). Di bawah ini akan dibahas mengenai ketiga bahan makanan terbaik pada musim gugur tersebut:
1. Sup Jamur Matsutake
Matsutake adalah sejenis jamur yang sangat terkenal di Jepang dan biasanya dijadikan sebagai ikon musim gugur di Jepang. Jamur ini dijual cukup mahal, bahkan harganya bisa mencapai 100.000 yen per kilogramnya karena kondisi panen yang tidak stabil.
Ciri khas dari jamur ini adalah memiliki aroma yang kuat dan dapat membangkitkan selera makan. Jamur ini banyak diolah menjadi beragam santapan yang lezat, salah satunya adalah sup jamur matsutake. Sup ini biasanya disajikan di dalam teko yang terbuat dari tanah merah yang bernama dobin.
2. Salt-Grilled Sanma
Saat musim gugur, hidangan ikan laut yang populer adalah salt-grilled sanma. Ikan sanma mencapai puncaknya pada musim gugur dan biasanya dipanggang atau diasinkan. Ikan yang berwarna silver ini dipanggang dengan garam, yang bernama sanma no shioyaki. Pengolahan ikan yang seperti itu membuat daging ikan lebih lembut.
Biasanya, santapan Jepang ini disajikan dengan sup dan juga nasi hangat. Selain itu juga disajikan dengan perasan lemon agar menambah kesegaran makanan ini. Jika suka, salt-grilled sanma ini juga bisa dicocol dengan kecap.
3. Kastanye
Chestnut, kuri, atau kastanye adalah makanan yang bisa dinikmati saat musim gugur. Saat musim gugur kastanye banyak dijual di Jepang karena masa panen terbaik untuk kacang ini adalah saat musim gugur. Menurut NHK World-Japan, Kastanye dapat dimasak dengan nasi atau digunakan sebagai isian kue dan kudapan lainnya (※).
Makanan Jepang Saat Musim Semi
Musim semi menandakan semua hal yang baru, baik awal tahun sekolah, siklus bisnis yang baru, maupun saat bunga mulai bermekaran. Bunga sakura juga mulai mengembang dan banyak makanan yang mengambil momen ini sebagai inspirasi makanan Jepang khas musim semi. Berikut ini adalah 3 santapan khas musim semi di Jepang:
1. Ichigo Daifuku
Secara harfiah, arti dari ichigo yaitu stroberi, sedangkan daifuku yaitu mochi dengan isian pasta kacang merah. Jadi, sajian khas Jepang ini adalah mochi yang diisi dengan strawberi dan pasta kacang merah, Hidangan ini berwarna merah muda, yaitu warna khas musim semi di Jepang.
2. Sakura Mochi
Menurut NHK World-Japan, salah satu makanan khas musim semi yaitu sakura mochi yang dibuat dengan menguleni tepung menjadi adonan yang tipis dan diisi dengan pasta kacang merah (※). Di Kyoto, sakura mochi juga disebut sebagai Domyoji. Dalam penyajiannya, sakura mochi dibungkus dengan daun sakura yang telah diasinkan dengan garam.
3. Ichigo Dango
Dango adalah kudapan Jepang yang berbentuk bulat dan biasanya disajikan dengan cara ditusuk. Pada musim semi, makanan yang berbahan dasar tepung beras ini berisi stroberi dan juga kacang azuki putih ataupun merah. Warnanya pun merah muda, seperti warna khas musim semi di Jepang. Rasanya sangat enak dan juga manis, cocok sebagai kudapan pelengkap saat minum teh.
Menemukan makanan Jepang sesuai musim tidaklah sulit. Pasalnya, supermarket lokal menyediakan bahan-bahan yang sedang musim pada waktu tertentu. Selain itu, restoran juga menyediakan menu masakan yang bernuansa musiman.
