Jepang merupakan negara yang sangat memperhatikan pendidikan. Itulah mengapa Jepang bisa menjadi negara maju. Maka tak heran profesi guru sangat dihargai di sana. Namun sebenarnya ada hal lain yang tak kalah menarik, yaitu ekstrakurikuler sekolah di Jepang. Sebuah kegiatan di mana murid-murid Jepang bisa menyalurkan minat dan bakatnya.
Setiap tahun atau pada periode tertentu, sekolah-sekolah di Jepang sering mengadakan event. Kegiatannya bermacam-macam, bisa pertandingan olahraga antar sekolah, pagelaran kesenian, pameran, atau festival. Semua itu berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler di setiap sekolah. Misalnya, ada pertandingan olahraga, maka murid-murid yang tergabung di klub olah raga lah yang akan menjadi duta sekolahnya.
Apa itu Ekstrakurikuler?
Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-formal yang dilakukan oleh murid-murid sekolah atau mahasiswa di universitas. Mereka akan tergabung dalam satu kegiatan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Dalam kelompok ekstrakurikuler pun seseorang bisa mengembangkan kepribadian dan leadership-nya. Sebab dalam ekstrakurikuler akan dibentuk grup atau klub yang memiliki sistem kepemimpinan.
“Saakuru” atau “bukatsu” adalah sebutan untuk ekstrakurikuler di Jepang. Kedua sebutan itu merupakan kata serapan dari “circle” dan “club”. Setiap orang bebas memilih ekstrakurikuler yang ingin diikuti, mulai dari kegiatan olahraga, seni dan kebudayaan, hingga klub mata pelajaran tertentu (sains).
Seluruh kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran, umumnya dimulai setelah kelas usai atau sore hari. Ada juga beberapa sekolah yang menyediakan satu hari khusus untuk ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler sekolah di Jepang didampingi oleh pelatih profesional atau guru pendamping. Sekolah sangat selektif memilih pelatih atau guru pendamping. Sebab mereka ingin murid-muridnya hanya dibimbing oleh orang yang berkompeten.
Artikel Pilihan
Sistem Kurikulum di Sekolah Jepang
Masing-masing negara memiliki kalender akademiknya. Sebagian besar dimulai para periode bulan Juli hingga Oktober. Namun berbeda dengan di Jepang, mereka memulai tahun ajaran baru setiap tanggal 1 April. Momen hari pertama sekolah sangat menyenangkan karena bertepatan saat bunga sakura mulai bermekaran.
Dalam satu tahun ada tiga periode akademik, yaitu 1 April – 20 Juli, 1 September – 26 Desember, dan 7 Januari – 25 Maret. Selama musim panas anak-anak mendapatkan periode libur selama enam minggu, serta dua minggu tambahan di masing-masing musim dingin dan semi.
Jenjang pendidikan di Jepang sama seperti di beberapa negara pada umumnya, yakni dimulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga perguruan tinggi (universitas). Sejak TK anak-anak sudah diajarkan pengembangan diri dan pelatihan dasar. Oleh sebab itu, ekstrakurikuler sekolah di Jepang bisa mulai diikuti di awal tahun pendidikan SD.
Peran Sekolah Terhadap Kegiatan Siswa
Ekstrakurikuler sekolah di Jepang benar-benar direncanakan dengan baik. Pihak sekolah tidak sekedar mengadakan klub agar anak-anak memiliki kegiatan tambahan. Seluruh kegiatan yang didesain untuk memaksimalkan perkembangan murid. Meski hanya berlangsung satu setengah hingga dua jam, sesi ini sangat bermanfaat untuk diikuti. Guna memaksimalkan program ekstrakurikuler tersebut, sekolah memiliki peran berikut:
1. Penentu Kegiatan
Seperti yang disebutkan di atas bahwa ekstrakurikuler sekolah di Jepang adalah kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengasah kemampuan dan bakat murid-muridnya. Pihak sekolah menentukan jenis ekstrakurikuler apa saja yang benar-benar bermanfaat. Sebab mereka percaya kalau ekstrakurikuler sama pentingnya dengan intrakurikuler. Sama-sama bisa mencetak generasi yang terampil.
2. Penyedia Infrastruktur
Keseriusan pihak sekolah dalam mendesain ekstrakurikuler tidak hanya dalam memilih jenis kegiatan. Komitmen ini pun dapat dilihat dari infrastruktur yang disediakan. Berbagai fasilitas bisa digunakan setiap anak sesuai kebutuhannya secara maksimal. Sekolah cukup perhatian terhadap alokasi dana bagi kegiatan-kegiatan. Sebab fasilitas yang memadai dapat membantu murid-murid untuk berlatih lebih baik.
3. Fasilitator Minat dan Bakat
Menyediakan fasilitas hanyalah satu dari kontribusi yang dilakukan oleh sekolah. Ekstrakurikuler sekolah di Jepang benar-benar menjadi wadah minat dan bakat murid-muridnya. Apabila dirasa ada kegiatan yang banyak diminati dan berpotensi untuk mengasah keterampilan, maka sekolah tidak akan ragu untuk memfasilitasinya. Sekolah memperhatikan, mencari tahu, dan menyediakan apapun yang dapat memajukan murid-muridnya.
4. Selektif dalam Memilih Pelatih
Orang yang ingin melatih atau menjadi pendamping ekstrakurikuler di Jepang tidaklah mudah. Seseorang harus ahli satu bidang yang akan diajarnya. Bahkan beberapa sekolah di Jepang tak segan untuk menghadirkan pelatih profesional dan membayar lebih jika memang dirasa perlu. Guru-guru kelas berfokus pada pengajaran akademik dan tidak harus memikirkan kegiatan tambahan di luar jam pelajaran.
5. Membangun Kerjasama Antar Sekolah
Beberapa ekstrakurikuler kerap dijadikan ajang perlombaan antar sekolah, biasanya kegiatan di bidang olahraga. Masing-masing sekolah mengirimkan perwakilannya, baik berupa tim atau individu. Selain itu, kerja sama pun dalam bentuk belajar bersama bagi kelompok sains atau mengundang tim debat bahasa Inggris untuk berlatih. Melalui kegiatan ini, tidak hanya keterampilan yang terasah, namun hubungan pertemanan antar siswa pun meluas.
6. Mendukung Perlombaan
Dukungan yang diberikan oleh pihak sekolah bukan hanya secara moral, tetapi juga material. Ada sekolah yang tak segan memberikan dana dukungan agar anak muridnya bisa maksimal dalam perlombaan. Sebenarnya hal ini membawa keuntungan sendiri juga bagi sekolah tersebut. Apabila wakilnya bisa membawa pulang piala atau medali, nama sekolah itu pula yang akan terkenal.
Ekstrakurikuler Murid-Murid Jepang
Ekstrakurikuler sekolah di Jepang ada banyak macamnya. Tidak ada paksaan seorang murid harus masuk ke satu kelompok tertentu. Namun yang pasti mereka wajib mengikuti salah satu diantaranya, yakni sebagai berikut:
1. Kegiatan Olahraga
Olahraga yang paling populer di kalangan anak-anak Jepang adalah baseball. Tapi bukan berarti di setiap sekolah hanya ada satu olahraga ini saja. Cabang olahraga lainnya yang ada pada pilihan ekstrakurikuler juga adalah bola, renang, basket, voli, bahkan hingga bela diri judo. Tanpa memandang murid laki-laki atau perempuan, siapa pun berkesempatan untuk mengikuti kompetisi dan mewakili sekolahnya.
2. Bidang Seni
Buat mereka yang suka menari, bermain peran, atau merangkai bunga, ada ekstrakurikuler yang kegiatannya di bidang kesenian. Menariknya, kelompok ini suka membuat pertunjukkan seni atau terlibat dalam beberapa festival, baik yang diselenggarakan oleh sekolah maupun daerahnya. Contoh dari kegiatannya adalah paduan suara, teater, dan sebagainya.
3. Bidang Sains
Hampir di setiap sekolah memiliki kelompok belajar bidang studi tertentu. Biasanya adalah sains, matematika, dan debat bahasa Inggris. Anak-anak yang memilih ekstrakurikuler ini sering dilibatkan dalam penelitian-penelitian kecil, lomba ilmiah, cerdas cermat, olimpiade sains, dan acara-acara yang berhubungan dengan akademis. Siapa saja bisa masuk, meski terkadang terjadi stereotype kalo orang-orang yang bergabung adalah anak-anak pintar.
4. Klub Musik/Band
Kelompok ini isinya anak-anak yang suka bermusik, baik bernyanyi atau memainkan alat musiknya. Akhirnya mereka menggabungkan diri dan membuat kelompok musik. Klub band ini berbeda dengan kelompok musik pada ekstrakurikuler kesenian. Mereka lebih modern, membentuk identitas sendiri, dan selalu mengikuti tren.
Seluruh ekstrakurikuler sekolah di Jepang didesain berdasarkan kebutuhan murid-muridnya. Sekolah-sekolah di sana tidak hanya mengedepankan kemampuan akademis, tetapi sekaligus juga bertujuan untuk menghasilkan talenta-talenta muda.
Baca juga: Seifuku: Seragam Sekolah Jepang Dulu dan Sekarang