Kesenian melambangkan keindahan pada suatu objek yang dibuat, tidak terkecuali kaligrafi. Banyak Negara-negara yang memiliki seni kaligrafi yang memukau seperti Arab dan China. Tidak hanya kedua Negara tersebut, Jepang juga memiliki seni kaligrafi yang unik dan indah tentunya. Untuk itu mari mengenal kaligrafi Jepang yang lebih dikenal dengan shodo.
Daftar Isi
- Mengenal Kesenian Shodo Sebagai Kesenian Jepang
- Dasar-Dasar Kaligrafi Jepang
- Alat Dalam Pembuatan Kaligrafi Jepang
- Style Penulisan Kaligrafi di Jepang
Mengenal Kesenian Shodo Sebagai Kesenian Jepang
Jepang merupakan satu di antara banyaknya Negara yang tetap mempertahankan budaya dan tradisi negaranya. Warga Jepang aktif dalam melaksanakan adat dan budaya serta melestarikannya hingga terekspos ke dunia luar. Dari sinilah orang mulai mengenal bahkan ingin mengeksplorasi lebih jauh adat dan budaya unik yang dimiliki negeri matahari terbit ini.
Salah satu dari sekian banyaknya kebudayaan yang dimiliki Jepang yakni seni kaligrafi atau yang lebih lazim disebut shodo oleh warga setempat. Shodo sendiri merupakan salah satu kesenian yang meliputi kegiatan menulis huruf atau kata di selembar kertas. Di Jepang, shodo secara tradisional ditulis menggunakan tinta dan kuas serta peralatan khusus.
Kaligrafi Jepang juga memiliki keunikan dari setiap goresan dan bentuk yang dihasilkan dari goresan tinta hitam diatas kertas. Kesenian ini merupakan adaptasi dari seni melukis negeri tirai bambu China yang menggunakan aksara China. Meskipun begitu, Jepang menggunakan aksara kana dalam pembuatan shodo dimana kana sendiri adalah penyederhanaan dari aksara kanji.
Dulu, shodo hanyalah kegiatan menulis biasa hingga kemudian pada abad ke 6 kegiatan ini diwajibkan untuk kaum terpelajar di Jepang. Selain kaum terpelajar, para samurai juga diwajibkan untuk belajar membuat shodo. Namun sekarang ini shodo sudah menjadi kesenian yang bisa dilakukan siapa saja dan tanpa batasan kedudukan atau profesi(*).
Artikel Pilihan
Dasar-Dasar Kaligrafi Jepang
Sama seperti kesenian lainnya, Kaligrafi Jepang yang syarat akan seni yang menawan memiliki dasar-dasar utama dalam pembuatannya. Kesenian yang sifatnya tradisional setidaknya memiliki 4 dasar utama yang harus dipersiapkan sebelum mulai menulis. Di Jepang, dasar-dasar tersebut disebut dengan ‘4 harta’ yang merupakan alat utama dalam pembuatan kaligrafi itu sendiri.
Keempat harta tersebut terdiri dari batu tinta, tinta, sikat dan kertas sebagai media dalam kaligrafi Jepang. Karena di zaman ini penggunaan tinta sudah beragam seperti tinta stick, maka terlebih dahulu tinta dicelupkan ke dalam air sebelum digunakan. Selain keempat harga yang menjadi dasarnya, postur tubuh dalam menulis juga harus diperhatikan.
Menurut masyarakat Jepang, postur tubuh saat melukis serta kepiawaian memegang kuas menjadi faktor penyumbang keberhasilan kaligrafi Jepang. Untuk mulai menulis shodo, ada beberapa hal yang harus diperhatikan terutama saat menulis.
-
Hal pertama yang dilakukan adalah mencampurkan air dengan batu tinta agar menghasilkan cairan tinta untuk menulis.
-
Aduk tinta dengan sikat lalu perlahan mengambil kuas untuk mulai menulis huruf kanji atau kana.
-
Perhatikan postur tubuh agar tetap tegak selama menulis kata atau huruf.
-
Kuas harus berdiri lurus, dan tangan dengan ringan mulai menulis karakter diatas kertas. Jangan terlalu menekan kuas karena bisa merobek kertas.
Alat Dalam Pembuatan Kaligrafi Jepang
Tidak seperti menulis pada umumnya, pembuatan kaligrafi Jepang lebih kompleks dengan alat-alat khusus. Sebenarnya alat-alat yang dibutuhkan sama dengan alat dalam pembuatan kaligrafi pada umumnya di negara-negara lain. Seperti yang dibahas sebelumnya, Jepang mengenal 4 harta utama dalam pembuatan kaligrafi yang tulisannya dapat di simak berikut ini.
1. Kuas (Fude)
Alat pertama ada kuas atau di Jepang disebut dengan fude yang juga merupakan alat yang keberadaannya paling penting dalam pembuatan kaligrafi. Keberadaan kuas tentu saja sebagai alat bantu untuk mengimplementasikan bentuk huruf atau kata yang akan ditulis diatas kertas. Gagang kuas biasanya berasal dari bambu sedangkan bulunya merupakan bulu binatang.
Dalam pembuatan shodo atau seni kaligrafi ini biasanya digunakan dua jenis kuas untuk menulis. Pertama ada jenis kuas yang disebut hosoude yang memiliki bentuk yang lebih ramping dan kecil. Jenis yang kedua disebut dengan fotofude yang tentunya bentuknya lebih tebal dan besar.
2. Tinta (Sumi)
Harta kedua yang menjadi hal yang penting dalam pembuatan kesenian shodo adalah tinta atau lebih dikenal dengan sumi oleh masyarakat Jepang. Pada pembuatan kaligrafi Jepang kuno, tinta terbuat dari alam seperti granit. Sekarang ini tinta berbahan jelaga dari pohon pinus untuk tinta terbaik yang diambil di daerah Nara dan Suzuka.
3. Kertas Khusus (Washi)
Kertas yang digunakan dalam pembuatan kaligrafi Jepang terbilang khusus. Masyarakat Jepang menyebut kertas ini adalah kertas khas dari Jepang yang disebut dengan washi. Tekstur kertas tidak terlalu halus dan sedikit keras dibanding kertas pada umumnya. Kelebihan kertas ini adalah mampu menyerap tinta sangat baik sehingga hasil tulisan lebih baik.
4. Batu Tinta (Suzuri)
Dalam menulis shodo, dibutuhkan batu tinta yang umumnya disebut suzuri oleh masyarakat Jepang. Para seniman atau penulis kaligrafi memanfaatkan batu tinta untuk menuang tinta ke dalam wadah khusus. Selain itu batu tinta juga digunakan untuk menggoreskan tinta tulisan.
5. Bunchin
Peralatan lain yang dibutuhkan dalam pembuatan kaligrafi adalah bunchin. Bunchin ini menyerupai kayu yang fungsinya untuk menahan kertas pada sisi atas, bawah dan bagian samping. Hal ini juga membuat posisi kertas stabil saat penulis mulai menggoreskan kuas.
6. Shitajiki
Selanjutnya ada shitajiki yang diartikan sebagai lapisan bawah untuk membuat permukaan kertas lebih baik. Shitajiki ini diletakkan pada bagian bawah dari pemberat kertas sehingga saat menulis permukaan kertas menjadi lebih rata.
Style Penulisan Kaligrafi di Jepang
Dalam kaligrafi dikenal berbagai gaya untuk menciptakan tulisan dengan rasa seni yang tinggi, begitu pula dengan kaligrafi Jepang. Sejak pertama kali diperkenalkan, gaya penulisan shodo sudah banyak mengalami perubahan. Berikut beberapa style yang digunakan dalam penulisan shodo.
1. Kaisho
Style pertama ada Kaisho yang merupakan teknik penulisan dasar dalam pembuatan shodo. Gaya ini menggunakan aturan blok untuk menuliskan huruf-huruf sehingga tidak jarang gaya ini dianggap sangat kaku. Meskipun begitu dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian menulis huruf dengan gaya ini.
2. Gyosho
Style lain dalam pembuatan kesenian shodo adalah Gyosho yang tekniknya tidak sekaku Kaisho. Pada gaya ini, kuas tidak pernah meninggalkan kertas yang artinya penulis akan terus menulis huruf demi huruf dalam satu tarikan saja.
3. Sosho
Terakhir ada gaya Sosho yang menjadi gaya terumit dalam penulisan kaligrafi. Kuas digerakkan dengan sangat ringan untuk menulis huruf, bahkan ada beberapa goresan yang dihilangkan untuk menciptakan tulisan yang halus. Biasanya style ini digunakan untuk karya abstrak untuk mendukung karya penulis(*).
Seperti kesenian pada negara lain, Jepang juga memiliki seni kaligrafi yang disebut dengan Shodo. Meskipun diadopsi dari China, teknik pembuatan kaligrafi Jepang mudah berkembang pesat dengan ide-ide cemerlang. Shodo merupakan salah satu kesenian terindah yang dimiliki negeri sakura ini.
Baca juga: Dogeza, Salah Satu Budaya Membungkuk Jepang yang Masih Dilakukan Sampai Sekarang