Biografi Tokugawa Ieyasu, Shogun Pemersatu Jepang di Masa Lalu

WeXpats
2020/10/14

Jepang yang merupakan Negara yang menganut sistem monarki mengenal adanya penguasa militer yang disebut Shogun. Shogun sama artinya dengan orang yang memimpin pasukan dalam peperangan atau lebih sering disebut komandan militer. Pada pembahasan kali ini, mari mengenal lebih jauh salah satu shogun Jepang yang terkenal yaitu Tokugawa Ieyasu.

 

Daftar Isi

  1. Kehidupan Awal Sang Shogun
  2. Persekutuan dan Pertempuran
  3. Masa Kebangkitan
  4. Menjadi Shogun

Kehidupan Awal Sang Shogun

Tokugawa Ieyasu merupakan anak dari daimyo Mikawa, Matsudaira Hirotada dan seorang putri yang bernama Odai. Ieyasu dilahirkan pada tahun ke 11 di bulan 11, tepatnya pada hari ke 26 pada era Tenbun. Dilihat pada kalender Jepang, maka Ieyasu atau nama lahirnya Matsudaira Takechiyo lahir pada 31 Januari 1543.

Saat umurnya masih belia, Ieyasu pernah disandera oleh Oda Nobuhide dan ditawan di Kuil Mansho-ji di Nagoya. Tiga tahun kemudian, Ieyasu diserahkan menjadi sandera di Klan Imagawa dan ditahan dalam kondisi baik di Istana Sunpu, Shizuoka. Ieyashu disandera hingga umurnya mencapai 15 tahun (1556), ia kemudian dibebaskan.

Pada saat itu, klan Imagawa mengadakan upacara Genpuku untuk Ieyasu dan mengganti namanya menjadi Matsudaira Jiro Saburo Motonobu. Di tahun berikutnya, Ieyashu dinikahkan dengan Putri Tsukiyama dari Klan Imagawa dan mengganti nama menjadi Matsudaira Kurandonosuke Motoyatsu.

Imagawa Yoshimoto memerintahkan Ieyasu turun ke medan perang melawan Klan Oda di Kastil Tarabe dan memperoleh kemenangan. Mulai saat itu Yoshimoto memberi banyak misi lain untuk Ieyashu, dan pada Pertempuran Okehazuma Yoshimoto terbunuh. Hal ini tidak diketahui Ieyashu karena saat itu dirinya mendapat tugas di benteng Marune.

Persekutuan dan Pertempuran

Setelah kekalahan Klan Imagawa oleh Nobunaga di Pertempuran Okehazuma, Ieyashu kembali ke Kastil Ozaki. Dirinya memanfaatkan kekalahan Klan Imagawa untuk mendapatkan kebebasannya yang selama ini tertahan. Karena saat itu, istri dan anaknya berada dalam genggaman Ujizane, suksesor Yoshimoto, Ieyasu kemudian membuat perjanjian dan bersekutu dengan Klan Oda.

Pada tahun 1561, Tokugawa Ieyasu kembali mengadakan peperangan ke Kaminogo yang saat itu berada di bawah kuasa Udono Nagamochi. Ieyasu mengambil dua putra dari penguasa tersebut untuk ditukarkan dengan anak dan istrinya yang saat itu menjadi sandera. Dalam beberapa tahun, Ieyasu memulihkan situasi dalam Klan Matsudaira serta memperkuat Mikawa.

Tidak ingin bernasib sama dengan ayahnya yang dibunuh oleh pengikutnya sendiri, Ieyasu berlaku baik pada pengikut setianya. Ieyasu sering memberikan hadiah berupa tanah dan kastil untuk pengikut setianya yang biasa dikenal dengan 4 Raja Surga Tokugawa.

Masa Kebangkitan

Ieyasu yang saat itu bernama Matsudaira Kurandonosuke Motoyatsu mengganti nama untuk terakhir kali menjadi Tokugawa Ieyasu pada tahun 1589. Ia menjadi semakin kuat setelah Nobuhide dan Hideyoshi wafat. Tahun 1599, Ieyasu melakukan penyerangan ke Kastil Osaka dan memicu kemarahan bangsawan saat itu dan bergabung di bawah komando Ishida Mitsunari.

Tahun 1600, perpecahan damiyo terjadi yang dibedakan menjadi Pasukan Barat (pendukung Ishida) dan Timur (Penentang Ishida). Ieyasu tergabung dalam Pasukan Timur dan mengadakan pertempuran pada 21 Oktober 1600 dan dimenangkan oleh Ieyasu dan Pasukan Timur. Sejak saat itu, Tokugawa Ieyasu menjadi penguasa Jepang dan memberikan kekuasaan kepada damiyo yang berjuang bersamanya(*).

Menjadi Shogun

Perjalanan hidup Tokugawa Ieyasu dipenuhi dengan perjuangan dan penuh pertempuran. Atas perjuangan itu pula dirinya mengambil kedudukan tertinggi sebagai penguasa Jepang yang mutlak di zaman itu. Setelah melihat perjalannya dari masa kecil hingga masa kebangkitannya, selanjutnya mari membahas mengenai perjalannya ketika menjadi seorang Shogun.

1. Shogun Ieyasu

Pada tanggal 24 Maret 1603 saat usianya menginjak 60 tahun, Ieyasu diberi gelar Shogun oleh Kaisar Go-Yōzei. Gelar ini didapatkan berkat jasanya dalam mengalahkan para pemimpin besar pada masanya seperti Nobunaga, Hideyoshi, Kenshin dan Shingen. Di umurnya yang ke-60, Ieyasu mengabdikan hidupnya untuk menciptakan dan memantapkan Keshogunan Tokugawa.

Untuk menmperkuat kekuasaannya, Ieyasu mengumpulkan pasukannya dalam satu pertempuran terakhir untuk membasmi sisa Klan Toyotomi di Istana Osaka. Ieyasu berhasil memenangkan pertempuran ini dan menghilangkan ancaman untuk kekuasaanya yang berlangsung selama 250 tahun lamanya. Pada tahun 1605, Ieyasu turun tahta dan digantikan oleh puteranya Tokugawa Hidetada sebagai ahli waris.

2. Menjadi Pensiunan Shogun

Setelah digantikan oleh putranya, Tokugawa Ieyasu menjadi seorang pensiunan Shogun yang masih menjadi penguasa hingga ajal menjemputnya. Ieyasu menjalani masa pensiunnya di Istana Sunpu dan tetap mengawasi pembangunan besar-besaran untuk Istana Edo. Terbukti saat Istana ini menjadi istana terbesar di Jepang dengan pembiayaan bersumber dari para damiyo. 

Selama masa pensiunannya, Ieyasu juga tetap mengawasi urusan diplomatik Belanda dan Spanyol hingga pada tahun 1609 memutuskan menjauh dari Negara Eropa. Ieyasu juga membangun hubungan keshogunan dengan perintis Protestan di Inggris. Pada tahun 1611, Ieyasu dan orang-orangnya menghadiri penobatan Kaisar Go-Mizunoo di Tokyo dan memerintahkan renovasi istana dan bangunan kekaisaran.

Tidak hanya itu, ia juga memaksa sisa damiyo Barat menandatangani sumpah setia padanya dan menulis Kuge Shohatti, dokumen tentang pengawasan kepada para damiyo. Saat ini pengaruh Kristen semakin jelas pada reformasi Protestan yang dianggap Ieyasu sebagai masalah. Dirinya pun menandatangani pengusiran Kristen dari Jepang pada tahun 1614.

3. Pengepungan Osaka

Puncak masalah dalam hidup Tokugawa Ieyasu adalah adanya pengepungan Osaka pada tahun 1614-1615. Pembasmian klan Toyotomi pada awal jabatannya menjadi Shogun ternyata belum sepenuhnya berhasil. Masih ada Klan Toyotomi yang hidup bahkan menjadi damiyo dalam kawasan Istana Osaka saat itu. Dialah Toyotomi Hideyori yang merupakan pewaris sah dari Hideyoshi.

Ieyasu pernah menghadiri upacara pembukaan sebuah kuil yang dibangun Hideyori yang justru seolah menjadi tanda bahwa Hideyori mendoakan kematian Ieyasu. Sang Shogun memerintahkan Toyotomi untuk meninggalkan istana dan melangsukan Pengepungan Musim Dingin Osaka. Gencatan senjata tidak terelakkan dan Ieyasu mengancam ibu Hideyori dan mengadakan sebuah perjanjian yang menguntungkan untuk Ieyasu.

Perjanjian pun disepakati, namun Ieyasu tetap menjalankan pengepungan dan pertempuran serta memperoleh keuntungan dari perjanjian tersebut. Di sisi lain, Toyotomi yang enggan meninggalkan istana Osaka justru membawa pasukan untuk menyerang Isatan Osaka. 

Pengepungan Musim Panas Osaka ini akhirnya pecah dan membuat Istana runtuh dan kematian para penjaga Istana dan pasukan Toyotomi. Kehancuran Toyotomi mengakhiri ancaman terakhir untuk Klan Tokugawa untuk berkuasa di Jepang saat itu.

4. Wafat

Tokugawa Ieyasu menutup mata untuk selama-lamanya di usianya yang ke-73 akibat penyakit kanker. Shogun Tokugawa juga menjadi Shogun pertama yang didewakan dengan nama Tōshō Daigonen. Semasa hidupnya Ieyasu memang pernah menyampaikan keinginannya untuk didewakan setelah dirinya wafat untuk melindungi keturunannya dari kejahatan.. Ieyasu dimakamkan di Kuil Nikkō dengan makam bergaya Gonen-zukuri.

Shogun merupakan sebutan orang-orang yang ahli dalam perang, tepatnya sebagai pemimpin jalannya perang. Tokugawa Ieyasu sebagai salah satu Shogun Jepang memiliki pengaruh besar dalam kepemimpinannya yang menyatukan Jepang saat itu. Hingga kini jasa Ieyasu masih melekat dalam pikiran dan hati masyarakat Jepang.

Baca juga: Mengenal Aliran Lukisan Jepang, Para Maestro, dan Museum yang Harus Dikunjungi

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย
TOP/ Budaya Jepang/ Sejarah Jepang/ Biografi Tokugawa Ieyasu, Shogun Pemersatu Jepang di Masa Lalu

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie