Jika suka menonton anime atau drama Jepang dan membaca manga, pernahkah mendengar kata ‘Yamato Nadeshiko?’. Itu adalah konsep yang digunakan orang Jepang dari zaman kuno dan menggunakan Nadeshiko (sejenis bunga) sebagai metafora untuk kecantikan wanita Jepang. Konsep tersebut juga merujuk pada wanita ideal di Jepang.
Pasalnya, Jepang memiliki budaya tersendiri bagaimana memandang seorang wanita. Namun, lambat laun konsep wanita ideal Jepang tersebut tergerus arus zaman yang mengharuskan wanita Jepang untuk bekerja keras seperti pria. Penasaran seperti apa konsep Yamato Nadeshiko dan bagaimana realitanya saat ini, berikut ini adalah ulasannya.
Daftar Isi
Karakter Wanita Ideal Dimata Masyarakat Jepang
Apa Itu Yamato Nadeshiko?
Terdapat pepatah yang populer, yaitu “stand like garden peony, sit like tree peony, and walk like lily flower”. Pepatah Jepang tersebut memiliki makna yang mendalam, yaitu seorang wanita yang menawan adalah yang seperti beberapa jenis bunga. Secara harfiah, ‘Yamato’ adalah nama lain dari Jepang dan ‘Nadeshiko’ adalah nama sejenis bunga Jepang.
Dengan begitu, Yamato Nadeshiko sendiri adalah nama bunga Carnation yang memiliki warna yang pink. Bunga tersebut umum tumbuh di Jepang dan memiliki arti ‘pure feminine beauty’. Lalu, apa hubungan konsep wanita ideal Jepang dengan bunga tersebut?
Bunga tersebut melambangkan sesuatu yang feminim, seperti cinta dan keindahan yang murni. Serta, bunga tersebut juga disimbolkan penuh hormat, serta patuh dan tidak pernah melawan suami. Tidak sampai disitu, konsep wanita ideal Jepang tersebut juga menggambarkan bahwa wanita bersifat tekun, lembut dan lemah.
Meskipun begitu, wanita tersebut dianggap mampu menjalankan semua urusan rumah tangga hingga mengasuh anak. Sosok wanita yang memiliki status sebagai Yamato Nadeshiko juga wajib bisa merawat dirinya sendiri dengan baik. Dalam keadaan darurat sekalipun, sosok wanita ideal Jepang tersebut mampu membantu suaminya untuk menjaga keutuhan keluarga.
Selain itu, wanita tersebut juga memiliki pendidikan, etiket, dan karakter yang baik. Jadi, wanita ideal Jepang tersebut tidak hanya memiliki tampilan yang cantik saja tetapi juga hati yang baik. Namun, wanita tersebut tidak menggunakan make up yang berlebihan atau terlalu menampakkan kulit.
Dia akan mendengarkan pria yang berbicara dengan penuh perhatian dan tersenyum serta tertawa dengan sopan. Selain kesopanannya, wanita ideal Jepang tersebut juga amat perhatian dan tidak akan pernah marah. Itu adalah mengapa Pierre Loti, seorang novelis Prancis kenamaan menyatakan jika “Prancis untuk makanan dan Jepang untuk istri”.
Artikel Pilihan
Sejarah Yamato Nadeshiko
Konsep wanita ideal Jepang tersebut dinilai sudah ada sejak sebelum Perang Dunia II. Pada Perang Dunia II, pemerintah Jepang mempromosikan konsep wanita ideal Jepang tersebut sebagai bentuk propaganda nasional. Jadi, konsep wanita ideal Jepang tidak hanya lembut dan juga rajin.
Tetapi, wanita tersebut juga harus mampu menahan semua rasa sakit dan kemiskinan suaminya sebagai seorang prajurit dan juga negara. Wanita Jepang pada saat itu juga harus bersedia untuk bertempur menggunakan tombak bamboo (Halberds). Tidak hanya soal berperang saja, tetapi konsep wanita ideal Jepang tersebut juga harus bersedia mati demi negara dan kesucian yang dimilikinya.
Dengan begitu, konsep Yamato Nadeshiko pada masa itu mengalami pergeseran yang cukup signifikan. Wanita haruslah menjadi kuat, teguh, dan bertanggung jawab meskipun pada saat yang buruk. Namun, wanita ideal Jepang juga harus tetap lembut dan feminim seperti kodrat wanita seutuhnya. Dengan begitu, menjadi wanita ideal Jepang bukanlah sesuatu yang mudah untuk dijalankan.
Karakter Wanita Ideal Dimata Masyarakat Jepang
Di atas telah dijelaskan bagaimana sejarah tentang konsep ideal wanita Jepang ketika Perang Dunia II. Meskipun mengalami pergeseran, namun konsep wanita ideal Jepang tersebut memiliki inti yang sama. Berikut ini adalah beragam karakter wanita ideal di mata masyarakat Jepang yang menarik untuk diketahui:
1. Memiliki Bentuk Fisik yang Indah
Karakter wanita ideal Jepang yang pertama yaitu tentu saja harus memiliki bentuk fisik yang indah. Konsep ini amat terkenal di Jepang, seperti memiliki rambut yang indah (bihatsu/ 美 髪), kulit yang indah (bihada/ 美肌), dan pinggul ramping (yanagibashi/ 柳腰). Namun, konsep wanita ideal yang satu ini tidak menggunakan make up yang berlebihan dan tidak menampilkan banyak bagian tubuhnya.
2. Mampu Merawat Diri Sendiri
Wanita ideal Jepang diwajibkan mampu merawat dirinya sendiri selama 24 jam setiap hari. Hal tersebut bukan hanya merujuk pada merawat kecantikan fisik semata tetapi juga merawat diri sendiri apabila terjadi peristiwa yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, menjadi wanita ideal Jepang membutuhkan disiplin yang tinggi serta hati yang kuat.
3. Kepribadiannya Sopan dan Lemah Lembut
Salah satu karakter wanita ideal Jepang lainnya yaitu okuyukashisa (奥ゆかしさ) atau kesopanan. Wanita tersebut akan selalu sopan dan hormat, baik terhadap suaminya maupun orang lain. Sifat kelembutan juga terlihat dari bagaimana wanita tersebut menghandle keluarganya, mendukung suaminya, dan mampu menahan amarah meskipun suaminya berbuat salah.
4. Rajin Menjalankan Pekerjaan Rumah Tangga
Menjadi wanita ideal Jepang amat tidak mudah karena selain harus memiliki fisik yang cantik, hati yang baik, juga harus mampu menjalankan pekerjaan rumah tangga. Bahkan, orang Jepang pada masa dahulu berkeyakinan jika wanita ideal Jepang tersebut harus mampu membersihkan toilet dan memasukkan tangannya ke dalam tong yang berisi nuka setiap hari.
Realitas Wanita Jepang Modern
Di atas telah dijelaskan bagaimana konsep Yamato Nadeshiko, yaitu suatu konsep ideal wanita Jepang. Namun, kini kehidupan wanita Jepang sangat berbeda karena sudah hidup di zaman modern dan nilai-nilai tradisional tersebut sudah tercampur. Selain itu, wanita Jepang juga sudah menjalani tuntutan sebagai masyarakat yang modern.
Pada abad ke-20, tujuan akhir pada sebagian besar wanita Jepang adalah menjadi ibu rumah tangga seumur hidupnya. Mereka hidup dengan sederhana, menyelesaikan sekolah, melakukan tugas sederhana, lalu mendapatkan jodoh dan memiliki anak. Mereka juga bersedia mengasuh anak dan mendukung suami mereka hingga pensiun dan menjalani kehidupan pensiun dengan tenang.
Kini, wanita Jepang yang berada di pedesaan pun sudah mulai pindah ke kota untuk melanjutkan pendidikan dan membangun karier profesional. Beberapa diantaranya memilih berhenti bekerja setelah menikah dan menjadi ibu rumah tangga. Namun, kebanyakan dari wanita Jepang modern sekarang memilih untuk fokus berkarir bahkan tidak menikah sama sekali.
Pasalnya, berperan sebagai wanita ideal Jepang tradisional dianggap sudah tidak relevan lagi. Populasi Jepang yang terus menurun juga membutuhkan wanita untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga kerja nasional. Namun, masih banyak pria Jepang yang tertarik pada wanita penurut dan memiliki sifat-sifat wanita ideal Jepang.
Wanita Jepang juga banyak yang mengalami pergulatan batin karena mereka harus bekerja keras untuk sukses di semua bidang kehidupan. Namun, banyak orang mengharapkan jika mereka juga masih mengamalkan nilai-nilai tradisional konsep wanita ideal Jepang. Kini, wanita Jepang melakukan berbagai strategi untuk tetap berusaha menjadi wanita ideal Jepang namun tidak mengesampingkan kehidupan di era modern.
Itulah ulasan tentang Yamato Nadeshiko, yaitu konsep wanita ideal Jepang tradisional. Tapi di zaman sekarang, pria atau wanita, cukup menjadi diri sendiri dan beretika baik. Karakter tersebut melambangkan jika wanita tidak hanya cantik secara fisik dan hati tetapi juga kuat dan juga serba bisa. Menjadi wanita ideal Jepang memang mengagumkan namun realitanya kebanyakan wanita Jepang memilih berkarir secara profesional atau tidak menikah sama sekali.
Baca juga: Standar Kecantikan Jepang Sejak Dulu Hingga Sekarang. Realistis Gak Sih?