Siapa sangka kata-kata efek suara dalam Bahasa Jepang berasal dari onomatope. Dalam struktur pembentukan kata, onomatope adalah sebutan untuk kata yang berasal dari karakteristik benda atau keadaan aslinya. Tentu, hal ini akan sangat memudahkan masyarakat Jepang dalam berekspresi.
Tak banyak yang tahu bila onomatope adalah asal dari ratusan kata yang ada di Jepang. Mulai dari menjelaskan tekstur benda hingga cuaca dengan tepat. Berbeda dengan bahasa lainnya yang membutuhkan penjelasan detail. Kosakata Bahasa Jepang yang sering digunakan dalam keseharian banyak yang menggunakan onomatope seperti penyebutan anak ayam sebagai ‘piyo-piyo’ karena suara anak ayam terdengar seperti piyo-piyo.
Daftar Isi
- Mengenal Onomatope
- Keuntungan Menggunakan Onomatope
- Penggunaan Onomatope
- Contoh Onomatope di Kosakata Jepang
Mengenal Onomatope
Onomatope adalah istilah yang berasal dari Yunani untuk merujuk kelompok kata yang berasal dari bunyi benda tersebut. Kata-kata ini mampu mendeskripsikan dan menjelaskan keadaan sebuah benda dengan tepat. Hal ini dikarenakan asal dari kata tersebut adalah tiruan bunyi dan secara tidak langsung menimbulkan kesan bahwa kata tersebut sangat pas untuk menjelaskan suatu keadaan atau benda secara detail.
Di dalam Bahasa Jepang, onomatope memiliki 3 jenis. Pembagian jenis onomatope adalah pembagian kelompok kata berdasarkan sumber suara dan kesan yang ditimbulkan. Keempat jenis onomatope ini adalah Giongo, Giseigo, Gitaigo, dan Gijougo.
Pertama adalah onomatope Giongo. Onomatope ini merupakan kumpulan kata yang berasal dari tiruan suara benda mati yang terdengar oleh indera pendengaran manusia. Hal ini menyebabkan kata yang digunakan merujuk pada keadaan dan situasi yang diciptakan dari gerakan benda mati tersebut. Sebagai contoh, zaa zaa yang berarti hujan deras, karena suara yang ditimbulkan oleh hujan tersebut terdengar seperti zaa zaa.
Kedua, penjelasan tentang onomatope Giseigo. Giseigo onomatope adalah kata yang berasal dari bunyi yang dibuat oleh makhluk hidup. Kata yang termasuk ke dalam giseigo terbentuk dari suara yang terdengar langsung oleh telinga. Biasanya, giseigo ini merujuk pada nama binatang dalam Bahasa Jepang seperti anjing dengan wan-wan, kucing dengan nyan, serta kodok dengan kero-kero.
Ketiga adalah Gitaigo. Onomatope ini adalah kelompok kata yang berasal dari suara-suara yang memberikan gambaran tentang situasi, kondisi, dan hal yang dapat dirasakan oleh indera penglihatan maupun peraba. Biasanya kata ini mampu mendeskripsikan tentang bentuk dan sifat sebuah benda dengan tepat sebagai contoh berkilau dalam Bahasa Jepang akan disebut pika-pika.
Berikutnya, Gijougo, salah satu onomatope yang mampu mendeskripsikan suasana, emosi dan perasaan dengan tepat. Kelompok kata ini sering digunakan oleh para anak muda untuk menjelaskan keadaan emosionalnya. Tak heran bila kata-kata ini sering muncul pada manga, anime, dan serial Jepang. Contohnya adalah istilah doki-doki diartikan sebagai jantung yang berdebar ketika bertemu dengan orang yang disukai.
Baca juga >> Keigo, tata Bahasa Hormat dan Kesopanan di Jepang
Artikel Pilihan
Keuntungan Menggunakan Onomatope
Lantas, apakah keuntungan dari menggunakan onomatope. Secara harfiahnya, keuntungan dari menggunakan onomatope adalah pengguna bahasa tersebut dapat mencapai komunikasi dua arah yang efektif dan tepat sasaran. Ada 3 keuntungan bagi para pengguna onomatope yaitu sebagai berikut:
1. Lebih Ekspresif
Pertama, pengguna onomatope lebih ekspresif dalam mengungkapkan pesan yang disampaikannya. Hal ini terbukti dari bagaimana ketika berkomunikasi dengan menggunakan kata yang termasuk onomatope akan tampak lebih jelas mimik wajah dan emosi dalam menceritakan sesuatu. Tentu, di banyak manga dan anime seringkali para komikus menggunakan kata-kata ini disertai dengan gambar wajah tokoh yang benar-benar menunjukkan ekspresi tersebut.
Kemudian, dalam percakapan sehari-hari, kata-kata yang merupakan onomatope ini sangat membantu orang asing yang sedang belajar Bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan penggunaan onomatope ini memudahkan para penutur asing berkomunikasi dengan masyarakat lokal dengan Bahasa Jepang yang biasa digunakan sehari-hari.
2. Mampu Menyampaikan Makna dengan Tepat
Keuntungan menggunakan onomatope adalah kata yang digunakan mampu menyampaikan makna dengan tepat kepada lawan bicara. Tak jarang penggunaan kata yang termasuk onomatope diikuti dengan ekspresi gerakan tubuh yang serupa ketika digunakan dalam percakapan sehari-hari.
3. Agar Lebih Komunikatif
Bahasa Jepang dengan onomatope digunakan dalam percakapan sehari-hari sangat membantu dalam menjelaskan makna kata secara tepat. Onomatope mendukung terjadinya komunikasi efektif antara penutur dan pemakai bahasa ini. Hal ini tentu dapat dirasakan manfaatnya dari segi komunikasi karena penggunaan onomatope dirasa lebih komunikatif bila dibandingkan dengan mendeskripsikan sesuatu panjang lebar namun tidak tepat maknanya.
Baca juga >> Belajar Kata Serapan Gairaigo yang Populer di Jepang
Penggunaan Onomatope
Penggunaan onomatope dalam komunikasi sehari-hari sering dijumpai untuk mendeskripsikan berbagai macam kata. Dari kelompok kata tersebut, terdapat empat kelompok kata yang digunakan dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
1. Cuaca
Pertama adalah cuaca. Seperti yang dijelaskan di awal, onomatope yang digunakan untuk menjelaskan cuaca banyak berasal dari onomatope giongo. Sebagai contoh saat hujan, hujan memiliki beragam keadaan. Mulai dari hujan rintik-rintik yang disebut potsu potsu hingga hujan deras dengan zaa zaa. Penggunaan onomatope ini akan sangat nampak jelas ketika dituangkan ke dalam teks manga dan percakapan sehari-hari.
2. Tekstur
Kedua, penggunaan onomatope untuk menjelaskan tekstur. Hal ini merujuk pada onomatope yang mampu menjelaskan keadaan, situasi dan kondisi yang dirasakan oleh indera peraba. Sebagai contoh kata fuwa fuwa, artinya lembut dan ringan. Istilah ini sering digunakan untuk menjelaskan benda-benda yang ringan dan lembut seperti permen kapas dan boneka plushy.
3. Bunyi
Lalu onomatope juga digunakan untuk menjelaskan bunyi yang terjadi dari benda mati maupun makhluk hidup. Jika bunyi tersebut berasal dari makhluk hidup maka kata tersebut termasuk giseigo. Contohnya, kokekokko atau seperti kukuruyuk yang merupakan suara ayam jantan berkokok dalam Bahasa Jepang.
Selain itu, jika bunyi berasal dari benda mati yang dikenai sesuatu tersebut termasuk giongo. Sebagai contoh dokan berarti suara ledakan dan don don yang menjelaskan suara suatu benda yang dipukul secara berulang-ulang dan terus menerus.
4. Perasaan
Onomatope juga digunakan untuk menjelaskan emosi, perasaan dan menggambarkan suasana yang tidak dapat dirasakan oleh panca indera namun dapat dirasakan oleh jiwa. Beberapa kata dalam Bahasa Jepang berhasil mendeskripsikan suatu keadaan emosional dengan jelas. Sebagai contoh doki-doki berarti jantung yang berdebar-debar bisa karena jatuh cinta dan tersipu malu. Kemudian, juga ada hara hara berarti deg-degan karena gugup.
Baca juga >> Panduan Mempelajari Pepatah dan Perbahasa Jepang
Contoh Onomatope di Kosakata Jepang
Onomatope sering digunakan dalam Bahasa Jepang sehari-hari. Agar tidak salah dalam pemakaiannya, ada gunanya untuk melihat keempat contoh dibawah ini:
1. Doki-doki
Pertama adalah doki-doki. Pemakaian kata doki-doki ini digunakan untuk menjelaskan perasaan. Misalnya bertemu dengan pujaan hati atau idola. Contohnya “Ichiban suki na kashu o aeta toki doki-doki narimashita” artinya “ Saat bertemu dengan penyanyi idola yang sangat aku sukai jantungku berdebar-debar.
2. Fuwa-fuwa
Berikutnya adalah fuwa-fuwa. Fuwa-fuwa ini digunakan untuk menjelaskan bantal dan boneka yang lembut, ringan, dan empuk seperti awan. Namun tak jarang, kue juga dijelaskan dengan kata ini. Sebagai contoh “Chichi no tsukutta pankeeki wa fuwa-fuwa de totemo oishii desu” artinya “Panekuk buatan ayahku lembut dan sangat lezat!”
3. Potsu-potsu
Kemudian kata potsu-potsu yang berarti hujan rintik-rintik. Sebagai contoh “Hujan mulai turun rintik-rintik” dalam Bahasa Jepang menjadi “Ame ga potsu-potsu futtekimashita”. Namun, kata ini juga memiliki makna melakukan sesuatu secara bertahap sedikit-demi sedikit. Contohnya, “Sukoshi zutsu potsu-potsu to hanashi o shite kudasai” artinya “Silakan berbicara secara bertahap sedikit demi sedikit”.
4. Nyan-nyan
Kata nyan memiliki arti suara kucing mengeong. Biasanya kata ini juga digunakan untuk menjelaskan sifat benda yang berhubungan dengan kucing. Sebagai contoh “Neko ni nakigoe wa nyan nyan desu” artinya “Suara kucing berbunyi meong-meong”. Ada juga kuil kucing yang merupakan sebutan kuil yang memiliki banyak kucing disebut dengan Nyan-nyan ji.
Tentunya, informasi mengenai onomatope adalah salah satu bekal bagi para pelajar yang hendak melanjutkan studi ke negeri sakura. Di dalam kelas persiapan Bahasa Jepang, biasanya akan dijelaskan mengenai onomatope secara rinci. Mulai sekarang perbanyaklah ilmu tentang Bahasa Jepang ya agar kelak dapat beradaptasi dengan lingkungan di sana.
Baca juga: Setsuzokushi, Belajar Kata Penghubung Bahasa Jepang. Kenali Jenis-jenisnya