Bagi sebagian orang bunga hanyalah sekedar tanaman yang dapat memperindah sebuah ruangan. Bagi orang Jepang bunga adalah sesuatu yang istimewa. Sebagian besar orang Jepang percaya bunga adalah tempat bersemayam Tuhan sehingga harus dibuat seindah mungkin. Dengan kepercayaan inilah, orang Jepang memiliki budaya seni merangkai bunga atau juga dikenal dengan Ikebana.
Ini adalah sebuah seni merangkai bunga yang memanfaatkan berbagai macam jenis tumbuhan mulai dari rumput hingga dedaunan. Ike memiliki makna hidup sedangkan bana adalah bunga. Jadi, diharapkan dengan dirangkainya bunga, rangkaian tersebut akan tampak lebih hidup dan indah untuk dinikmati.
Daftar Isi
- Sejarah Munculnya Seni Merangkai Bunga
- Jenis Gaya dalam Ikebana
- Cara Menyusun Bunga dengan Teknik Ikebana
- Manfaat Belajar Ikebana
Sejarah Munculnya Seni Merangkai Bunga
Seni merangkai bunga sebenarnya adalah sebuah tradisi mempersembahkan bunga yang dilakukan di kuil Buddha Jepang. Tradisi tersebut berawal dari Kuil Rokkakudo yang dibangun oleh seorang Pangeran bernama Pangeran Shotoku. Kuil tersebut ia percayakan pada seorang pendeta yang akhirnya menjadi pimpinan kuil tersebut.
Untuk mengenang pangeran tersebut, pimpinan kuil tersebut merangkai bunga di pondok tersebut, tepatnya di dekat kolam. Ia mempelajari seni tersebut dari Cina sebagai pelengkap altar Buddha. Jadi selain dupa dan lilin, Ia menggunakan bunga sebagai pelengkap altar. Sejak saat itu, ia menurunkan tradisi ini dari generasi ke generasi hingga menjadi simbol keagamaan.
Status tradisi Ikebana yang semula simbol keagamaan mulai berubah menjadi bentuk seni yang bebas pada abad ke-15. Lambat laun, seni merangkai bunga ini mulai banyak dinikmati oleh masyarakat Jepang baik dari kalangan bangsawan maupun masyarakat kecil. Dengan perkembangan ini, tumbuhlah sekolah-sekolah yang khusus mengajarkan mengenai seni merangkai bunga.
Sekilas, Ikebana terlihat sama seperti seni merangkai bunga pada umumnya. Dalam seni merangkai bunga ini, orang tidak hanya sekedar menancapkan bunga ke dalam vas yang ada. Namun, mereka juga harus mencerminkan keindahan dari bunga, daun hingga ranting bunga tersebut.
Artikel Pilihan
Jenis Gaya dalam Ikebana
Di dalam seni merangkai bunga ini terdapat beberapa gaya yang dapat diterapkan. Setiap gaya memiliki ciri khas masing-masing yang membuatnya unik dan berbeda dari yang lainnya. Untuk lebih detailnya, berikut adalah beberapa gaya yang bisa diterapkan dan dicoba:
1. Rikka
Rikka merupakan salah satu gaya yang pertama berkembang sejak digunakan sebagai simbol keagamaan. Gaya Rikka (bunga berdiri) merupakan sebuah gaya yang diciptakan oleh seorang Biksu Buddha yang bersekolah di Sekolah Ikenobo. Jumlah tangkai yang digunakan dalam gaya ini ada 3 dengan makna yang berbeda-beda.
Tangkai utama yang digunakan dalam gaya ini melambangkan surga atau kebenaran. Sedangkan 2 tangkai lainnya yang menunjukkan alam atau kehidupan. Gaya ini banyak digunakan untuk perayaan keagamaan dan menjadi lebih kompleks.
2. Nageire
Nageire merupakan gaya yang berkembang setelah Rikka. Dibandingkan dengan Rikka, gaya Nageire tidak terlalu formal namun tetap dapat digunakan untuk acara tradisional seperti upacara teh. Desain ini pertama tercipta karena kisah legendaris seorang samurai. Pada saat itu, seorang samurai sedang bosan lalu melemparkan bahan-bahan tanaman ke dalam vas yang tinggi. Hasil dari lemparan tersebut ternyata menghasilkan rangkaian yang indah hingga akhirnya muncul gaya Nageire.
Sekilas gaya ini mirip dengan gaya Moribana karena memiliki gaya yang hampir sama. Selain itu, gaya ini juga berkembang di waktu yang hampir bersamaan dengan Moribana. Namun, dalam gaya Nageire, jumlah tangkai yang digunakan hanya 1-2 saja dan diletakkan secara rapi pada jambangan kecil. Hiasan ini kemudian biasanya digunakan untuk upacara minum teh yang disebut dengan Chabana.
3. Shoka
Shoka merupakan sebuah gaya yang lahir akibat kekakuan gaya rikka. Jadi, jika dilihat, gaya Shokka merupakan gabungan antara gaya Rikka dan gaya Nageire. Secara keseluruhan, gaya ini tidak formal namun masih cukup tradisional karena fokus pada bentuk asli tumbuhan. Dalam gaya ini ada tiga unsur utama yang digunakan yaitu shin, soe dan tai. Dengan gayanya yang lebih simple dan mudah diterapkan, gaya Shoka cepat tersebar pada masyarakat Jepang.
Dalam membuat gaya Shoka, dibutuhkan 3 tangkai yang nantinya akan digunakan untuk membuat segitiga asimetris. Ketiga tangkai yang digunakan memiliki julukan yang berbeda-beda, mulai dari ten (surga), chi (bumi) dan jin (manusia). Dengan desainnya yang lebih simpel dan mudah dibuat, gaya ini menjadi populer di abad ke-19 dan menjadi dasar dalam pengajaran Ikebana modern.
4. Moribana
Setelah terjadinya restorasi Meiji di Jepang pada tahun 1868, hampir semua kesenian di Jepang mengalami stagnasi dan tidak berkembang. Pada saat itu juga, banyak budaya barat yang masuk ke Jepang membuat masyarakat Jepang lupa akan budaya dan tradisinya sendiri. Untungnya hal ini tidak berlangsung lama Berkat Ohara Unshin.
Ohara Unshin merupakan orang yang mengembangkan gaya Moribana di tengah stagnasi budaya Jepang. Gaya ini dipengaruhi oleh bunga-bunga baru yang dibawa oleh orang Barat ke Jepang, namun desainnya tetap dibuat dengan khas Jepang. Secara keseluruhan, gaya ini menekankan pada warna dan pertumbuhan sehingga tergolong dan baru dibandingkan dengan gaya lainnya.
Cara Menyusun Bunga dengan Teknik Ikebana
Dengan keindahan yang tercipta, maka tidak heran jika seni dan budaya merangkai bunga ini menjadi semakin terkenal. Selain dikenal di Jepang, seni ini juga semakin kenal di dunia dan digunakan sebagai hiasan di berbagai tempat. Bagi yang ingin mempercantik rumah atau ruangan tertentu dengan bunga, berikut adalah beberapa teknik dari Seni Ikebana yang bisa diterapkan:
1. Menyiapkan Bunga yang Akan Dirangkai
Hal pertama yang harus dilakukan adalah siapkan bunga yang akan dirangkai. Jika tidak ingin terikat dengan gaya tertentu, maka bunga yang digunakan bebas. Namun, jika ingin menggunakan gaya tertentu, pastikan untuk memperhatikan jumlah tangkai serta bunga yang digunakan.
2. Memotong Bagian Bawah Bunga
Rapikan seluruh bagian bawah bunga dan potong bagian-bagian yang tidak dibutuhkan. Cara agar bunga tetap segar dan bisa digunakan adalah dengan memotong bagian pangkal. Selanjutnya, potong bagian bawah bunga miring ke atas atau ke bawah. Potongan ini akan membantu agar bunga tetap menerima nutrisi yang dibutuhkan. Pastikan untuk tidak memotong bunga terlalu pendek agar tidak tenggelam di dalam vas.
3. Memilih Vas
Selanjutnya pilihlah vas yang memiliki ukuran yang sesuai dengan bunga yang telah dipilih. Jangan memilih vas yang terlalu tinggi atau pendek karena akan merusak keindahan bunga. Untuk bunga yang kecil, gunakan vas yang pendek dan agak besar. Sedangkan untuk bunga yang lebih besar, gunakan vas yang lebih tinggi.
4. Menata Bunga
Sebelum memasukkan bunga ke dalam vas, taruhlah bunga diatas kenzan atau besi berpaku. Ini akan digunakan sebagai pemberat di dalam vas sehingga bunga tetap dapat berdiri dengan tegak dan menunjukkan keindahannya. Selanjutnya, tata bunga sesuai dengan yang diinginkan lalu masukkan ke dalam vas.
Manfaat Belajar Ikebana
Mempelajari seni merangkai bunga tidak hanya dapat mempelajari cara menata tanaman di dalam vas. Namun, dalam seni ini, orang juga bisa merelaksasi diri dan menyegarkan diri. Meskipun membutuhkan fokus yang tinggi, namun jika menyukai tradisi ini, maka orang akan menjadi lebih rileks.
Jadi, selain mendapatkan keindahan dari tanaman, seni Ikebana juga dapat membantu orang menjadi lebih rileks dan fokus. Meskipun membutuhkan fokus yang cukup tinggi, namun seni merangkai bunga ini menarik untuk dipelajari dan diterapkan.
Baca juga: Tsumami Kanzashi: Kerajinan Tangan Teknik Lipat Asal Jepang