Sushi, onigiri, taburan okonomiyaki, isi sup miso, sampai furikake taburan nasi di Jepang menggunakan rumput laut. Sesuka itukah orang Jepang makan rumput laut? Konsumsi rumput laut Jepang punya sejarah yang panjang. Beberapa dekade ini, rumput laut Jepang mulai banyak dikenal di kalangan turis. Mari kita lihat berbagai kelezatannya!
Tahukah kamu bahwa sebenarnya rumput laut adalah kata yang digunakan untuk berbagai jenis spesies. Mereka dibagi menjadi tiga Filum berbeda: Rhodophyta (merah), Ochrophyta (coklat), Chlorophyta (hijau). Tidak seperti tanaman darat, rumput laut tidak memiliki akar. Mereka memang memiliki bagian untuk menambatkan diri yang mungkin tampak seperti akar, tetapi mereka menarik nutrisi langsung dari air di sekitarnya. Seperti tumbuhan lain, mereka melakukan fotosintesis, sehingga sebagian besar rumput laut tumbuh di perairan dangkal di mana cahaya dapat menjangkau mereka.
Rumput Laut Jepang: Kombu 昆布
Kombu mengacu terutama pada Saccharina japonica , tetapi terkadang pada spesies rumput laut lainnya. Kombu berbentuk pipih dan lebar. Dulu kombu digunakan sebagai hadiah dan upeti pula. Kombu dipastikan mulai dikonsumsi pada abad kedelapan. Utamanya tumbuh di sekitar Hokkaido dan Honshu Utara, tetapi selama periode Muromachi (1336-1573) teknik pengeringan baru dikembangkan dan mulai lebih maju sehingga kombu akhirnya bisa disebarluaskan. Pada zaman Edo, jenis rumput laut ini digunakan secara luas dalam masakan Jepang. Bahkan menjadi andalan dalam masakan kerajaan Ryukyu (Prefektur Okinawa modern)! Ini berarti kombu telah melewati perjalanan dari titik paling Utara hingga ke paling Selatan di Jepang. Bahkan saat ini, rumah tangga Okinawa mengonsumsi lebih banyak kombu per tahun dibandingkan dengan prefektur lainnya.
Peran Kombu yang paling penting dalam masakan Jepang adalah memberikan rasa umami ke sebagian besar dashi (kaldu), dan dashi kombu digunakan dalam banyak resep. Kombu memang memiliki banyak kegunaan lain, seperti membungkus makanan pembuka atau membuat acar.
Kombu yang Dijadikan Minuman
Pernah dengar tentang kombucha? Kombucha lagi hits banget di kalangan masyarakat yang sadar akan kesehatan. Di Jepang ada teh yang dibuat dari bubuk kombu kering. Kombucha yang paling populer adalah teh hitam atau hijau yang difermentasi dengan koloni bakteri atau ragi. Kombucha kemungkinan mulai dikonsumsi dari timur laut Tiongkok atau Manchuria dan menyebar ke Rusia sebelum tahun 1910. Nama kombucha pertama kali muncul pada tahun 1995, tetapi alasannya tetap tidak pasti. Orang mungkin mengira film yang ditinggalkan oleh budaya fermentasi tampak seperti rumput laut. Di Jepang minuman ini disebut juga koucha kinoko secara harfiah "teh merah jamur", sedangkan "teh merah" atau koucha adalah cara orang Jepang menyebut apa yang disebut teh hitam dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Kombucha baik untuk untuk pencernaanmu.
Artikel Pilihan
Rumput Laut Jepang: Nori 海苔
Rumput laut ini adalah rumput laut pembungkus onigiri yang kamu lihat di minimarket atau supermarket. Berbentuk seperti kertas dengan tekstur kaku dan berwarna hijau gelap. Nori, yang sekarang membungkus sushimu, awalnya mengacu pada jenis rumput laut, tetapi kemudian diterapkan pada beberapa spesies ganggang merah. Nori telah dikonsumsi di Jepang setidaknya sejak abad kedelapan. Nori dikumpulkan dari bebatuan, cangkang, kayu, dan lainnya yang tumbuh di perairan dangkal.
Sekitar awal zaman Edo (1603-1868) ditemukan bahwa nori yang tumbuh di Teluk Edo dekat Asakusa rasanya sangat enak. Ketika ibu kota mulai berkembang banyak orang di garis pantai mulai membudidayakan nori di tiang yang tertancap di perairan dangkal, kemudian di jaring yang dipasang di tiang dan juga di jaring apung besar. Seiring waktu, Teluk Edo yang menjadi Teluk Tokyo, airnya menjadi terlalu hangat dan tercemar. Sehingga tidak lagi baik bagi nori untuk berkembang seperti dulu.
Tahukah kamu bahwa nori yang kamu temui selama ini, dulu bentuknya tidak seperti sekarang loh! Selama ratusan tahun, rumput laut ini dimakan dalam bentuk basah seperti pasta. Bentuk lembaran kering baru ditemukan pada awal abad ke-18 berdasarkan proses pembuatan kertas. Setelah dibilas, disaring, dan dipotong-potong halus nori dimasukkan ke dalam bingkai kayu di atas tikar bambu dalam ember berisi air untuk membuat lembaran. Semuanya kemudian dikeluarkan dari air dan tikar bambu dengan lembaran nori diletakkan di rak untuk dijemur. Setelah kering, lembaran nori biasanya disangrai.
Rumput Laut Jepang: Aonori 青のり
Pernah lihat topping berwarna hijau yang ditabur di atas Okonomiyaki? Nah, itulah yang dinamakan Aonori. Meskipun namanya mirip, aonori dan nori berasal dari keluarga rumput laut yang berbeda. Aonori berasal dari alga dari beberapa genera yang berbeda dalam keluarga Ulvaceae. Aonori bentuknya hampir seperti bubuk, atau potongan daun kering yang halus. Cocok untuk digunakan sebagai topping pada hidangan seperti yakisoba, takoyaki, dan okonomiyaki. Aonori bisa menambahkan sedikit umami ekstra.
Rumput Laut Jepang: Wakame わかめ
Kalau kamu pecinta masakan rumahan ala Jepang, pasti sudah tidak asing dengan jenis rumput laut Jepang yang satu ini. Wakame, atau Undaria pinnatifida merupakan rumput laut besar berwarna coklat, biasanya ditemukan di perairan dangkal. Bisa tumbuh di tegakan yang lebat, sehingga membuat hutan rumput laut yang lebat pula. Wakame juga tumbuhan laut yang kuat, dan dapat menangani berbagai suhu dan tingkat salinitas. Wakame adalah rumput laut asli garis pantai di sekitar Jepang, Korea, dan Cina, tetapi telah menjadi spesies tumbuh di beberapa perairan lainnya. Wakame sekarang bisa kamu temui dengan mudah di supermarket. Biasanya dijual secara kering dengan harga yang sangat terjangkau. Tinggal masukkan wakame kering ke dalam sup hangat beberapa saat dan wakame akan mengembang dengan sendirinya. Voila! Sup miso dengan wakame siap disantap!
Rumput Laut Jepang: Arame 荒布
Arame adalah spesies kecil rumput laut atau ganggang coklat di Jepang. Arame memiliki rasa yang ringan, sehingga digunakan dalam berbagai macam lauk, sup, salad bahkan muffin. Arame juga dijual dengan cara dikeringkan. Kamu harus melembabkannya terlebih dahulu. Rendam dalam air selama kurang lebih lima menit dan Arame sudah bisa digunakan.
Rumput Laut Jepang: Hijiki 鹿尾菜/羊栖菜
Rumput laut ini berwarna coklat pekat dan tumbuh menempel di dasar garis pantai yang berbatu, tetapi kadang-kadang lepas karena gelombang atau cuaca dan bisa terus hidup dengan cara mengambang di laut. Beberapa hijiki dibudidayakan, tetapi ketika dipanen dari alam, penyelam memotong hijiki dengan arit saat air surut di musim semi. Di toko, kamu hanya dapat menemukan hijiki berupa daun kecil yang dikeringkan. Pastikan untuk melembabkan secara menyeluruh kalau tidak mau mengunyahnya dalam waktu lama.
Hijiki mengandung segala macam kebaikan mineral, tinggi kalsium, yodium, dan magnesium. Namun, penelitian telah menemukan bahwa hijiki juga mengandung tingkat arsen anorganik yang berpotensi berbahaya. Saat ini badan keamanan pangan AS, Inggris, dan Kanada menyarankan untuk tidak memakannya. Pemerintah Jepang menanggapi dengan laporan yang mengakui bahwa makan lebih dari 4,7 gram hijiki sehari dapat melebihi tingkat arsen anorganik, tetapi menunjukkan bahwa konsumsi harian rata-rata di Jepang hanya 0,9 gram. Sejauh ini, tidak ada penyakit yang dikaitkan dengan konsumsi hijiki.
Rumput Laut Jepang: Umi Budou 海ぶどう
Sesuai bentuknya yang terlihat seperti anggur, akhirnya rumput laut ini dinamai anggur laut atau dalam bahasa Jepang disebut “Umi Budou”. Bahkan teksturnya pun tidak berbeda dengan anggur, umi budou meletup dengan nikmat di mulut meskipun umi budou sedikit asin, tidak manis seperti buah anggur asli. Umi budou adalah hidangan populer di Okinawa, biasanya segar dengan saus kecap, atau sebagai bagian dari salad.
Ternyata ada sebanyak itu jenis rumput laut yang ada di Jepang dan lebih banyak dijadikan bahan masakan. Kalau di Indonesia, kayaknya rumput laut lebih populer jadi bahan campuran minuman ya! Rumput laut Jepang mana yang paling ingin kamu coba?
Baca juga: Ketahui Cara Pakai Sumpit yang Benar untuk Kamu Si Pecinta Makanan Jepang