Satu kata yang sama diucapkan pada pendengar berbeda, kadang memiliki pemaknaan yang berbeda pula. Ini terjadi karena di masyarakat seringkali memiliki perbedaan dialek yang mengakibatkan hal tersebut. Tidak terkecuali Bahasa Jepang, yang ternyata memiliki banyak variasi sesuai dengan wilayah penuturnya. Ingin tahu apa saja? Simak ulasan di bawah ini!
Daftar Isi
- Karakteristik Bahasa Jepang
- Mengenal Istilah Dialek
- Sebaran Dialek di Jepang
- Berbagai Macam Dialek Khas yang Populer di Jepang
Karakteristik Bahasa Jepang
Bahasa Jepang memiliki karakteristik yang berbeda dari bahasa lain yang berkembang di negara sekitarnya seperti Mandarin atau Korea. Khususnya pada sejumlah aspek pokok kebahasaan yang bersifat khas di bawah ini:
-
Memakai pola MD atau menerangkan diterangkan yang berbeda dengan bahasa Indonesia ,yang secara lazim berpolakan DM atau diterangkan menerangkan;
-
Tidak terdapat pengulangan kata untuk menyatakan sesuatu yang berjumlah lebih dari satu, melainkan diganti dengan menambah kata -tachi pada akhir kata yang bermakna jamak tersebut;
-
Sama seperti bahasa Inggris yang mengenal perbedaan bahasa berdasar waktu pemakaiannya, maka pada bahasa Jepang pun memiliki pola serupa;
-
Berpola unik S-O-P yang mendahulukan objek daripada predikat, tidak seperti pada bahasa Indonesia yang mempunyai susunan kalimat berpola dasar S-P-O-K;
-
Namun, apabila subjek dan objek sudah nyata dan jelas, penggunaanya bisa ditiadakan begitu saja; serta
-
ada perbedaan dialek yang menjadi ciri khas dari penutur yang bertempat tinggal di masing-masing wilayah Jepang.
Artikel Pilihan
Mengenal Istilah Dialek
Secara sederhana dialek dapat dipahami sebagai logat bahasa dari sekelompok penutur yang berada di wilayah tertentu. Ada banyak hal yang menyebabkan terbentuknya logat bahasa ini pada suatu masyarakat. Misalnya saja karena perbedaan letak geografis,atau kondisi sosial penutur dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi ciri yang mudah dibedakan dari lainnya.
Sebaran Dialek di Jepang
Keadaan geografis yang dimiliki oleh Jepang yang berbentuk kepulauan memungkinkan masyarakatnya untuk memiliki dialek berbeda-beda. Hal tersebut sesuai dengan syarat umum terbentuknya logat bahasa ini. Yakni sekumpulan orang di wilayah sama bertutur dalam waktu yang lama sampai terbentuk kekhasan. Kondisi pulaunya yang terpisah satu sama lain sangat mendukung kemungkinan tersebut.
Selain itu, perbedaan logat bahasa Jepang ini juga dimungkinkan oleh kekaisaran yang pernah berkuasa di sana. Hal-hal semacam ini banyak terdokumentasi dalam karya-karya yang berkembang di masyarakat. Laiknya puisi Jepang tertua yang diketahui,ternyata memakai logat bahasa nara atau ibukota. Lain halnya, pada tuturan masyarakat pedesaan yang ditemukan penggunaan bahasa kasar.
Baca juga >> Bahasa Jepang Gaul dan Cara Berkomunikasi Orang-orangnya
Berbagai Macam Dialek Khas yang Populer di Jepang
Jika ditelusuri lebih lanjut dengan pengkajian mendalam, sebenarnya ada banyak sekali logat bahasa Jepang. Namun, secara umum logat tersebut dapat dikenali pada sejumlah kelompok besar penutur yang terdiri atas:
1. Hokkaido
Saat zaman kekuasan Edo wilayah ini dulunya bernama Ezo, namun ketika terbentuk badan pemerintahan yang baru nama tersebut diubah menjadi Hokkaido. Ada sejumlah kekhasan logat bahasa di sejumlah kata yang diucapkan oleh masyarakat. Misalnya saja pada kata "namara" yang mengandung artian sama dengan "totemo", yang dapat diterjemahkan sebagai kata "sangat".
2. Tohoku
Logat bahasa yang dapat dikatakan tua ini masih lazim dipakai, namun sangat sulit untuk dimengerti bahkan oleh masyarakat Jepang asli. Perlu pendekatan khusus dan adaptasi dalam waktu yang cukup lama untuk memahami artiannya. Sebagai contoh penggunaan kata "goshagu" yang seyogyanya memiliki artian sama dengan okoru, dengan terjemahan bahasa Indonesia "marah".
3. Kanto
Secara sederhana dapat dipahami bahwa bahasa Jepang standar yang dikenal orang sekarang memakai logat bahasa ini. Yakni berasal dari kawasan bagian utara Kanto yang meliputi tiga prefektur utama yaitu Gunma, Ibaraki, dan Tochigi. Merupakan sebuah wilayah kecil namun memiliki kebudayaan masyarakat khas yang unik dan berbeda dari budaya Jepang ibukota.
4. Shin ‘etsu
Keempat, ada logat bahasa Shin 'etsu yang melingkupi dua prefektur terdiri dari Niigata dan Nagano. Dua daerah ini sangat istimewa karena masing-masing memiliki gelar yakni Penghasil beras atau Komedokoro dan atap Jepang. Penggunaan logat yang bisa diamati misalnya pada kata "ora" yang sama dengan "watashi", atau "saya" dalam bahasa Indonesia.
5. Tokai
Masyarakat Tokai yang secara geografis menghuni bagian tengah kawasan pulau Honshu pun memiliki gaya penuturan bahasa yang khas. Dapat dilihat pada sejumlah keunikan di sejumlah kata populer. Laiknya pada kata "nagaya" yang menggantikan peran akhiran "desu yo", dengan fungsi untuk memberi penegasan tentang sesuatu agar terasa lebih sopan saat didengarkan.
6. Hururiku
Wilayah ini merupakan salah satu spot di Jepang yang terkenal karena ketenangan suasana dan pemandangan teraseringnya. Ternyata mempunyai masyarakat dengan penuturan logat bahasa yang bersifat khas. Terutama tampak pada pengucapan kata konjungsi "yakedo" dengan pengucapan "do" dengan nada unik dan terasa lebih panjang dari umumnya, sehingga cukup mudah untuk dikenali.
7. Kansai
Penuturan logat bahasa yang disebut Kansai-ben ini sangat mudah untuk dikenal, karena memiliki pengaturan tempo khas saat pengucapannya. Utamanya nampak pada kata "chau" dalam menggantikan posisi kata "chigau" dengan artian bahasa Indonesia "bukan". Lain daripada itu, juga nampak pada kata "yanen" untuk menggantikan "nano desu" dalam menerangkan tentang sesuatu hal.
8. Chugoku
Kawasan ini memiliki kota terkenal dalam sejarah yang bernama Hiroshima. Ternyata, kota yang banyak memiliki kawasan wisata populer Jepang ini memiliki sejumlah logat bahasa khas. Utamanya pada penerapan kata-kata tertentu contohnya "jaken" untuk menggeser posisi "dakara" yang dapat diartikan "karena". Juga penggunaan logat lain seperti kata "buchi", "irau", dan lainnya.
9. Okinawa
Dahulu kawasan penting di Jepang ini merupakan wilayah kerajaan Ryukyu, karenanya tidak heran bila kaya kebudayaan. Seperti logat bahasa khas yang terkadang sukar untuk dimengerti oleh masyarakat di luar penuturnya. Contoh paling lazimnya adalah pada penggunaan kata "mensoore" untuk menggantikan "irasshai" yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan pernyataan "selamat datang".
10. Kyusu
Daerah Kyusu yang merupakan salah satu pulau utama di negara Jepang, berlokasi di selatan pulau Honshu, memiliki logat unik dari para masyarakatnya. Semisal penggunaan kalimat tanya "nimba siyotto? " untuk mengganti pertanyaan bahasa Jepang "nani o shite imasu ka?" Dapat diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai "sedang melakukan apa".
11. Shizuoka
Terakhir, namun tidak terlewatkan dari salah satu logat bahasa di Jepang yang paling terkenal adalah logat Enshu, yang dipakai oleh masyarakat Shizuoka. Ialah sebuah logat khas dengan banyak penggunaan kata yang tidak lazim. Misalnya dengan penerapan konjungsi "damonde" untuk mengganti peran "dakara" dalam menyatakan alasan atau sebab terkait suatu hal.
Nah, itulah tadi sejumlah ulasan penting dan menarik yang dapat disampaikan mengenai perbedaan dialek yang ada pada bahasa Jepang. Bagaimana? Ternyata bahasa Jepang tidak sesederhana yang kelihatan bukan. Melainkan penuh kekompleksan aturan laiknya bahasa-bahasa lain di dunia. Sekarang, sudah siapkah untuk membuktikan perbedaan variasi bahasa tersebut, di Jepang secara langsung?
Baca juga: Belajar Kata Serapan Gairaigo yang Populer di Jepang