Ketika berkomunikasi dengan masyarakat Jepang, seringkali orang akan mendengar istilah Yoroshiku yang dipakai pada banyak situasi. Sebenarnya, apakah maksud dari istilah ini? Bagaimana juga aturan pemakaiannya dalam sebuah kalimat? Ingin tahu jawabannya secara lebih jelas? Baiknya, baca saja uraian menarik yang telah dirangkum di bawah ini dengan cermat dan seksama!
Daftar Isi
- Arti Ungkapan Yoroshiku
- Level Pemakaian Yoroshiku
- Fungsi Praktis Ungkapan Yoroshiku
- Cara untuk Merespon Ungkapan Yoroshiku
Arti Ungkapan Yoroshiku
Secara bahasa, istilah Yoroshiku disebut berasal dari jenis kata sifat dengan akhiran i, yang didapat dari kata dasar Yoroshii. Kata ini, secara sederhana dapat diartikan baik. Akan tetapi, karena konteks pemakaiannya pada situasi yang lebih sopan dan cenderung formal, maka diberikan akhiran ku. Sehingga arti katanya berubah menjadi dengan baik.
Pada penggunaanya, ungkapan kata ini kerap disandingkan dengan Onegaishimasu. Berasal dari gabungan kata Onegai dan Shimasu. Onegai diperoleh dari gabungan O sebagai penghormatan kepada jenis kata benda negai, yang pemakaiannya memiliki kesan lebih halus dan sopan. Sehingga kata onegai memiliki makna dasar sebagai ungkapan permohonan atau permintaan dengan cara lembut.
Sedangkan kata shimasu mempunyai makna melakukan atau menjalankan sesuatu dalam situasi dan kondisi yang lebih terkesan formal. Oleh karena itu, biasanya banyak diucapkan secara bersamaan menjadi Yoroshiku Onegaishimasu, pada saat awal perjumpaan dengan seseorang. Dengan maksud, yang bersangkutan ingin memiliki hubungan lebih baik dengan orang yang ditemuinya di kemudian hari.
Baca juga >> Kenali Pengertian "Desu" dan Fungsinya pada Kalimat.
Artikel Pilihan
Level Pemakaian Yoroshiku
Terkait dengan pemakaiannya dalam bahasa Jepang, maka ada tingkatan level yang harus dipahami. Yakni terdiri dari tiga tingkatan utama yang dapat dijelaskan di bawah ini:
1. Kasual
Jenis level penggunaan yang pertama ini dapat diartikan sebagai ungkapan dalam situasi dan kondisi santai atau biasa saja. Biasanya, dipergunakan untuk percakapan dengan orang dengan strata biasa yang baru kali pertama ditemui atau teman akrab. Penggunaanya bisa secara tunggal tanpa disertai dengan tambahan kata lain, semacam Onegaishimasu atau yang lainnya.
2. Formal
Berikutnya, untuk jenis kedua adalah pemakaian ungkapan permohonan atau permintaan pada situasi dan kondisi formal. Misalkan untuk memberikan ungkapan terimakasih kepada seorang guru atau orang lain dengan konteks yang relevan. Secara lazim, pemakaian ungkapan jenis ini disertai dengan Onegaishimasu, untuk lebih dapat menekankan budaya kesopanan pada pada bahasa yang diucapkan.
3. Sangat Formal
Lalu, ada lagi yang ketiga, yakni jenis pemakaian pada situasi yang sangat formal. Umumnya, hal ini dipergunakan untuk meeting atau rapat dengan pejabat penting, maupun dengan pihak yang akan menjalin hubungan kerjasama. Terkait penggunaan, biasanya dilengkapi dengan -onegai itashimasu yang dapat diartikan sebagai penghormatan dengan level kesopanan yang lebih halus.
Baca juga >> Teineigo, Mengenal Dasar Bahasa Jepang Halus dan Sopan
Fungsi Praktis Ungkapan Yoroshiku
Lebih lanjut lagi, pemakaian ungkapan Yoroshiku ini juga mempunyai fungsi praktis yang sifatnya menyesuaikan konteks. Utamanya pada berbagai situasi yang diterangkan lebih rinci berikut ini:
1. Untuk Perkenalan Diri
Jenis fungsi praktis pertama dari pemakaian istilah ini, adalah sebagai ungkapan yang sopan untuk memperkenalkan diri kepada orang yang baru dikenal. Lazimnya, diucapkan sebagai kalimat penutup, baik secara tunggal maupun diberi tambahan -onegaishimasu. Harapannya, setelah moment perkenalan tersebut, kedua belah pihak, baik pengucap maupun perespon dapat mempunyai suatu hubungan baik.
2. Guna Menitipkan Salam
Selanjutnya, sama seperti masyarakat tanah air, orang Jepang pun gemar untuk menitip salam kepada orang lain. Semisal untuk kerabat, teman baik, rekan kerja, mitra atau kolega, dan berbagai pihak lainnya. Di sinilah peran ungkapan kesopanan diperlukan, agar tidak terkesan memerintah dan membuat orang yang dititipi salam, menyampaikannya dengan senang hati.
3. Keperluan Pengiriman Email
Saat di lingkungan pekerjaan, seseorang kerap dihadapkan dengan situasi di mana harus meminta pertolongan kepada orang lain. Baik yang dilakukan langsung atau melalui perpesanan seperti email dan lainnya. Kegiatan ini tentu harus dilakukan secara hati-hati, agar yang dimintai tolong tidak merasa keberatan. Karena itulah, ungkapan sopan santun biasanya dipergunakan sebagai penutupannya.
4. Sebagai Ungkapan Saat Menitip Barang kepada Orang Lain
Keempat, jenis ungkapan ini juga bisa dipergunakan untuk mempercayakan sesuatu atau barang kepada orang lain secara halus. Misalkan, saat orang tua murid ingin menitipkan buah hatinya kepada guru di sekolah. Maupun pada situasi dan kondisi yang lebih intens, seperti perintah menjaga rumah kepada anak saat hendak bepergian keluar, dan sebagainya.
5. Pembuka dan Penutup Rapat
Seorang leader pada dunia kerja, kerap dihadapkan dengan masalah pendelegasian tugas kepada bawahannya melalui rapat. Semestinya, hal ini dilakukan secara halus, agar bawahan merasa nyaman dan semangat saat mengerjakan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, tidak jarang para leader memanfaatkan ungkapan ini, untuk mengambil hati bawahan melalui kesopanan dan kehalusan tutur kata.
6. Ungkapan Tahun Baru
Berikutnya, sama seperti di negara lain, saat perayaan malam tahun baru orang Jepang juga melakukan perayaan dan saling mengucapkan selamat. Yakni dengan kalimat akemashite omedetou gozaimasu yang berarti selamat tahun baru. Akan tetapi, ada kalanya kalimat tersebut diakhiri dengan ungkapan permohonan agar di tahun baru, kedua pihak dapat saling membantu.
7. Ucapan Permohonan Kerjasama
Terakhir dan yang paling kerap dijumpai adalah penggunaannya sebagai media untuk memohon kerjasama. Contoh kasusnya, saat seseorang baru masuk ke sebuah tim atau komunitas tertentu. Maka hendaknya mengucap ungkapan ini, disertai dengan -onegaishimasu atau yang lebih sopan. Tujuannya, untuk meminta bimbingan agar dapat menyesuaikan diri dengan baik pada komunitas tersebut.
Baca juga >> Ungkapan dalam Bahasa Jepang yang Berhubungan dengan Perkenalan.
Cara untuk Merespon Ungkapan Yoroshiku
Terakhir, seorang juga harus mempelajari cara merespon terbaik apabila ada orang menyatakan ungkapan Yoroshiku. Yaitu dengan tiga pilihan cara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisinya, semisal:
1. Memberi Balasan Pendek dengan Kata Sama-sama
Respon pertama yang dapat diberikan kepada seseorang ialah dengan mengucapkan kalimat balasan pendek sama-sama. Hal semacam ini, baik digunakan bila lawan bicara adalah teman akrab atau yang memiliki kedudukan setara. Lantaran, jika dikatakan pada orang dengan kedudukan lebih tinggi atau lebih tua, maka bisa diartikan sebagai tindakan yang kurang sopan.
2. Membalas dengan Kalimat Serupa
Kemudian, seseorang juga bisa membalas suatu ungkapan memakai kalimat yang sama persis dengan yang didengarkan. Umumnya, respon jenis ini akan dilakukan saat orang tengah berada dalam situasi yang menuntut formalitas. Semisal, saat yang bersangkutan tengah berada dalam sebuah rapat resmi, pertemuan dengan mitra kerja, ataupun jenis situasi formal yang lainnya.
3. Mengembalikan Ungkapan dengan Lebih Sopan
Selain dua respon di atas, seseorang juga bisa membalas dengan pilihan kalimat yang lebih halus dan sopan. Fungsinya, untuk memberikan penghormatan kepada lawan bicara yang kedudukannya dinilai penting atau lebih tua. Yakni dengan merespon ungkapan yang ditambah -onegaishimasu, dengan jawaban yang ditambahi -onegai itashimasu, yang artinya jauh lebih sopan lagi.
Nah, itulah tadi sejumlah penjelasan yang dapat diberikan terkait makna istilah Yoroshiku yang terdapat dalam bahasa Jepang. Bagaimana? Uraian di atas cukup sederhana dan mudah dipahami serta diikuti bukan? Jadi jangan sampai lupa untuk menggunakannya ketika berkomunikasi dengan orang Jepang! Agar menciptakan kesan baik dan sopan, khususnya di awal perjumpaan!
Baca juga >> Belajar Aisatsu, Berbagai Salam Sapaan dalam Bahasa Jepang