Pada bahasa Indonesia kata kerja bisa berubah bentuk sesuai dengan konteks pembicaraannya. Perubahan ini terjadi pada awalan dan akhiran kata kerja tersebut, misalnya mendapat imbuhan “me-“, “ter-“, “di-“, “-kan” dan sebagainya. Hal ini pun terjadi pada bahasa Jepang yang juga memiliki konjugasi kata kerja (perubahan bentuk verba).
Bagi yang baru belajar bahasa Jepang, wajar saja kalau merasa bingung dengan perubahan kata kerja ini. Memang tidak mudah tapi nikmati saja proses belajarnya. Kalau rajin berlatih, maka akan terbiasa dan paham konteks penggunaannya. Dengan menggunakan konjugasi kata kerja, seseorang bisa mengekspresikan sesuatu yang berbeda, seperti berbicara dengan sopan, memberikan perintah, mengungkapkan perasaan, dan sebagainya.
Daftar Isi
- Apa Itu Konjugasi?
- Kelompok Kata Kerja dalam Bahasa Jepang
- Konjugasi dalam Bahasa Jepang
- Macam-Macam Konjugasi Kata Kerja dalam Bahasa Jepang
Artikel Pilihan
Apa Itu Konjugasi?
Sebelum lebih jauh membahas perubahan bentuk kata kerja dalam bahasa Jepang, sebaiknya memahami dulu konsep dasar konjugasi. Dalam konteks kebahasaan, ini merupakan perubahan bentuk kata kerja yang berhubungan dengan konteks tertentu, seperti jumlah, tujuan, waktu, dan bahasa tertentu. Oleh sebab itu, setiap bahasa memiliki perubahan kata kerjanya disesuaikan dengan konteksnya.
Kalau dibandingkan dengan bahasa Indonesia, konjugasi pada bahasa Indonesia juga berperan sebagai kata penghubung atau kata sambung. Bisa menghubungkan antarklausa, antarkalimat, atau antarparagraf. Penempatannya pun bisa di tengah kalimat antara induk dan anak kalimat, namun bisa juga di awal, baik di awal kalimat atau awal paragraf.
Untuk memahami perubahan kata kerja ini, seseorang harus memahami juga tata bahasa suatu bahasa tertentu. Masing-masing bahasa memiliki tujuan dan bentuk perubahan kata kerja yang berbeda. Jadi saat mempelajari bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, keduanya tidak bisa disamakan perubahannya.
Baca juga >> Jidoushi, Kata Kerja Intransitif dalam Beserta Contohnya
Kelompok Kata Kerja dalam Bahasa Jepang
“Doushi” adalah sebutan kata kerja dalam bahasa Jepang. Kata ini menunjukkan aktivitas atau perbuatan manusia, bisa juga dideskripsikan sebagai pergerakan sebuah benda. Bentuknya bisa berubah-ubah sesuai dengan ketentuan atau kata lain yang mengikutinya.
Mempelajari konjugasi dalam bahasa Jepang berarti harus memahami dulu pengelompokkan kata kerjanya. Bagian ini tidak bisa dilewati sebab merupakan kesatuan dari materi. Selain itu, kalau sudah memahami pengelompokan kata kerja bahasa Jepang, maka kedepannya akan lebih mudah mengingat perubahan-perubahannya. Berikut adalah pembagian kata kerja bahasa Jepang ke dalam tiga kelompok:
1. Iru dan Eru (Ichidan Doushi)
Kata kerja dalam kelompok ini disebut juga dengan “Ichidan Doushi”. Untuk memahami kata kerja di kelompok Iru dan Eru cukup mudah karena akhiran kata kerja ini adalah “iru” dan “eru”. Contohnya adalah:
-
Kelompok iru: okiru (bangun tidur), miru (melihat), oriru (turun), kiru (memotong), dan sebagainya.
-
Kelompok eru: taberu (makan), akeru (membuka), shaberu (berbicara), kaeru (pulang), neru (tidur), oshieru (mengajar), dan sebagainya.
Jumlah kata kerja dalam kelompok ini sekitar 30% dari seluruh kata kerja bahasa Jepang. Untuk mengubahnya ke bentuk formal, tinggal mengganti akhiran “ru” dengan “masu”, seperti “taberu” menjadi “tabemasu”, “kariru” menjadi “karimasu”, dan lainnya.
2. Suru dan Kuru
Golongan kata kerja ini adalah irregular atau disebut juga dengan “Fukisoku Doushi”. Sama seperti sebelumnya, pada golongan ini hanya ada dua jenis kata kerja, yaitu “suru” (datang) dan “kuru” (melakukan). Spesial untuk kata kerja “suru”, kata ini bisa ditambahkan ke beberapa kata kerja lainnya. Contohnya adalah “ai” (cinta) jika ditambahkan “suru” maka menjadi “aisuru” (mencintai) dan “aishimasu” dalam bentuk formal.
3. Godan Doushi
Jumlah kata kerja dalam kelompok ini cukup banyak, yakni mencakup 70% seluruh kata kerja bahasa Jepang. Ada 9 bunyi pada akhiran kata kerja ini, yaitu “u”, “tsu”, “mu”, “ku”, “su”, bu”, “gu”, “ru”, dan “nu”. Contoh kata kerja yang termasuk golongan godan doushi adalah “arau” (mencuci), “matsu” (menunggu), “kiku” (mendengar), “sagasu” (mencari), nomu (minum), oyogu (berenang), dan masih banyak lagi. Disebut godan (lima tingkat) karena kata kerja dengan akhiran ini bisa berubah dalam 5 bentuk vokal aiueo.
Untuk yang penasaran silakan baca juga Doushi: Memahami Dasar Kata Kerja dalam Bahasa Jepang.
Konjugasi dalam Bahasa Jepang
Konjugasi verba dalam bahasa Jepang sebutan lainnya adalah “Doushi no Katsuyou”. Seseorang bisa mengetahui sebuah kata kerja bentuknya telah berubah apabila ada ciri khusus yang diletakkan pada kata kerja tersebut dalam suatu kalimat. Dalam bahasa Jepang, materi pembelajaran ini termasuk ke dalam bagian morfologi (Keitairon).
Mempelajari perubahan kata kerja ini sangat penting. Tanpa menguasai perubahan bentuk kata kerja, maka seseorang tidak bisa membuat variasi kalimat. Dengan begitu, sulit untuk mengekspresikan atau menjelaskan suatu peristiwa. Kalau sudah menyesuaikan kata kerjanya, tinggal ditempatkan sesuai dengan konteks waktu. Apakah sedang berlangsung, sudah lampau, atau akan datang.
Baca juga >> Ada Beberapa Bahasa Daerah yang Berlaku di Jepang loh! Ini Dia Tips Mempelajarinya
Macam-Macam Konjugasi Kata Kerja dalam Bahasa Jepang
Setelah mengetahui macam-macam kata kerja dalam bahasa Jepang, kini saatnya masuk ke dalam pembahasan berbagai jenis konjugasinya. Ada 6 macam yang harus diketahui dan dipahami betul penggunaannya, yaitu:
1. Mizenkei
Ini adalah kata kerja yang disertai dengan penyangkalan, kemungkinan, menyuruh, dan ekspresi keinginan atau ajakan. Beberapa contohnya adalah:
-
Bentuk “-nai” (bentuk negatif): tabenai (tidak makan).
-
Bentuk “-ou” / “-you” (bentuk ajakan): ikou (ayo pergi).
-
Bentuk “-reru” (bentuk pasif): kakareru (ditulis).
-
Bentuk “-seru” / “-saseru” (bentuk perintah / mengizinkan): abisaseru (menyuruh mandi).
2. Renyoukei
Ini merupakan perubahan kata kerja yang diikuti dengan bentuk lampau atau untuk sesuatu yang sedang berlangsung. Contohnya adalah:
-
Bentuk “-masu” (sopan / formal): ikimasu (pergi).
-
Bentuk “-te” (bentuk sambung): dete (keluar).
-
Bentuk “-ta” (lampau): atta (sudah bertemu).
3. Shuushikei
Kata kerja ini menyatakan akhir sebuah kalimat yang diikuti dengan bentuk kata kerja dasar atau bentuk kamus. Beberapa contohnya adalah “kau” (membeli), “matsu” (memanggil), “hashiru” (berlari), dan sebagainya.
4. Rentaikei
Kata kerja yang tergolong pada rentaikei sama halnya seperti bentuk kamus namun fungsinya pada kalimat sebagai modifikator. Modifikasinya bisa terlihat kalau ada kata benda (taigen) yang mengiringinya. Misalnya, “kakeru” (memakai) apabila diaplikasikan pada sebuah kalimat bisa menjadi, “ano megane o kakeru hito wa dare desuka” (siapa orang yang memakai kaca mata itu?).
5. Kateikei
Perubahan kata kerja ini diikuti dengan bentuk. Gunanya adalah untuk menyatakan perumpamaan atau sebuah pengandaian. Dalam perubahannya, kata kerja ditambahkan “-ba” pada akhir katanya, seperti “aeba” (andaikan bertemu), “mireba” (andaikan melihat), dan sebagainya.
6. Meireikei
Terakhir, ini adalah kata kerja yang berubah sebagai bentuk perintah. Untuk membentuk kata kerja ini, seseorang harus mengubah kata kerja menjadi bentuk perintah yang kasar. Contohnya adalah “ike” (pergilah!), “motte koi” (bawalah datang!), dan masih banyak lagi.
Beberapa konjugasi diatas hanyalah sebagian dari kata kerja dalam bahasa Jepang yang sering dipakai dalam percakapan sehari-hari. Apabila seseorang mau menguasai bahasa Jepang, maka selain mempelajari aksara harus juga mendalami tata bahasa, termasuk di dalamnya adalah perubahan bentuk-bentuk kata kerja ini.
Ada banyak cara untuk mempelajari perubahan kata kerja ini. Bagi yang merasa kesulitan dalam menghafal, jangan khawatir. Memang ada banyak sekali kata kerja yang harus diingat. Oleh sebab itu, carilah partner berlatih percakapan. Bisa juga sesekali menulis cerita pendek atau beberapa kalimat untuk dikoreksi. Semakin sering berlatih, maka akan menambah kosa kata yang diingat serta semakin terbiasa memodifikasi kata kerja.
Baca juga: Mengenal Kata Ganti Orang dan Jenis Kata Lainnya dalam Bahasa Jepang