Bahasa Jepang termasuk bahasa yang paling banyak dipelajari sebab negara ini memiliki pengaruh cukup kuat, khususnya di Asia. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat, seperi info beasiswa, lowongan pekerjaan, dan sebagainya. Bagi pemula, bisa mengawalinya dengan memahami percakapan bahasa Jepang yang sederhana dan dipakai sehari-hari.
Selain percakapan bahasa Jepang, jangan melupakan kompetensi lain yang harus dikuasai juga, yaitu menulis, membaca, dan menyimak. Namun dalam artikel ini yang akan dibahas adalah tentang percakapan. Mulai dari hal-hal yang harus diperhatikan, pemilihan bahasa formal dan non-formal, hingga aplikasi yang bisa membantu dalam proses pembelajaran. Jalani semuanya dengan santai dan hati senang supaya tidak putus asa saat ada kesulitan nanti.
Daftar Isi
- Pentingnya Pelafalan yang Benar
- Mengenal Bahasa Formal dan Non-Formal
- Jenis Percakapan Dasar Bahasa Jepang
- Aplikasi untuk Mengasah Kemampuan Percakapan Bahasa Jepang
Pentingnya Pelafalan yang Benar
Tak mudah untuk melafalkan aksara dan kata-kata dalam bahasa Jepang yang benar. Inilah yang membuat bahasa Jepang unik sekaligus cukup sulit untuk dipelajari. Walaupun begitu, jika memperhatikan beberapa hal di bawah ini, maka seseorang dapat berbicara dalam bahasa Jepang layaknya orang Jepang sungguhan.
1. Bunyi Panjang dan Pendek
Membaca satu kata dalam bahasa Jepang tidak seperti bahasa pada umumnya. Ada panjang dan pendek yang harus diperhatikan sebab kalau salah melafalkannya bisa memberikan makna yang berbeda. Bunyi panjang – pendek dalam bahasa Jepang ini disebut Choo on. Salah satu kata yang bisa memiliki arti berbeda dari panjang – pendeknya adalah “ojisan” dan “ojiisan”. Kalau tidak dibaca panjang, artinya adalah paman. Sedangkan, jika dilafalkan agak panjang maka memiliki makna kakek.
2. Bunyi Huruf Konsonan
Seseorang yang mempelajari percakapan bahasa Jepang harus memperhatikan huruf konsonan. Dalam hal ini, ada dua jenis konsonan yang dimaksud, yaitu konsonan rangkap dan konsonan N. Konsonan rangkap dilambangkan dengan “tsu” kecil, artinya huruf konsonan tersebut ada dua dan diucapkan agak menekan. Contohnya, “kitte” artinya perangko, sedangkan “kite” artinya datanglah.
Huruf N yang berhadapan dengan huruf K dan G maka dibaca “ng”. Contohnya “ringo”, maka harus dibaca “ring-go”. Meskipun cara membaca keduanya tidak memberikan makna berbeda, namun “ringgo” adalah pelafalan yang benar. Sama halnya ketika huruf N bertemu dengan huruf B, M, N, dan P, maka huruf N tersebut bunyinya menjadi M.
3. Huruf Vokal yang Tidak Dibunyikan
Ternyata huruf vokal pun harus diperhatikan dalam percakapan bahasa Jepang. Dua huruf yang tidak disuarakan adalah huruf I dan U. Aturan ini berlaku apabila kedua huruf tersebut berada di antara dua konsonan, seperti pada kata “suki” maka dilafalkan “s-ki” atau “kikimasu” dilafalkan menjadi “ki-ki-mas”.
4. Intonasi
Intonasi menjadi suatu hal yang harus dilatih dalam percakapan karena menunjukkan ekspresi tertentu. Apabila seseorang berbicara dengan nada datar, maka kondisinya sedang menyampaikan suatu informasi atau berita. Intonasi yang menurun digunakan untuk memastikan sesuatu atau bertanya, bisa juga mengungkapkan keheranan. Sedangkan intonasi yang meninggi sering digunakan saat sedang bertanya atau menegaskan sesuatu kepada lawan bicara.
Baca juga >> Ingin Lancar Berbahasa Jepang? Ayo Belajar Bahasa Jepang dengan Mudah
Artikel Pilihan
Mengenal Bahasa Formal dan Non-Formal
Menjadi seseorang yang fasih berbahasa Jepang tidak harus menguasai bahasa formal saja. Sebaliknya, seseorang dengan kemampuan bahasa baik dan benar adalah mereka yang mampu menggunakan bahasa formal dan non-formal sesuai situasi dan kondisi. Mereka bisa memilih kata-kata yang dipakai untuk percakapan secara tepat.
Teinee-tai adalah kalimat bentuk halus yang digunakan untuk menyatakan rasa hormat. Biasanya dipakai apabila lawan bicara adalah orang tua, atasan, senior, atau pembeli. Sedangkan, bentuk futsuu-tai kebalikannya, yaitu bentuk biasa yang ditemui saat seseorang menyampaikan hal atau informasi umum secara langsung.
Dalam percakapan bahasa Jepang, bentuk halus sering ditemui dalam acara rapat, komunikasi guru dengan murid, pembacaan berita di TV atau radio, serta di tempat-tempat umum antara orang-orang yang baru kenal. Apabila orang-orang Jepang sudah berada di lingkungan keluarga, teman sepermainan, dan rekan-rekan kerja yang sudah dekat, mereka akan mengobrol menggunakan bentuk futsuu-tai. Jika kalian penasaran dengan bahasa Formal Jepang, coba kalian baca juga Keigo, Tata Bahasa Hormat dan Kesopanan di Jepang.
Jenis Percakapan Dasar Bahasa Jepang
Sebagai referensi latihan, para pemula bisa menggunakan konteks situasi sehari-hari, misalnya saat di sekolah, mengobrol dengan rekan kerja, tawar menawar di pasar, dan sebagainya. Biasanya pada situasi tersebut tidak menggunakan kata-kata dan istilah-istilah yang rumit. Perhatikan beberapa contoh di bawah ini:
1. Perkenalan Diri
A: Hajimemashite, watashi wa Niki desu. Douzo yoroshiku.
A: Halo, nama saya Niki. Senang berkenalan dengan Anda.
B: Hajimemashite, watashi wa Yurika desu. Douzo yoroshiku.
B: Halo, nama saya Yurika. Senang juga berkenalan dengan Anda.
A: Shitsurei desuga, o kuni wa dokodesu ka.
A: Maaf, kalau boleh tahu, Anda berasal dari negara mana?
B: Indonesia desu.
B: Saya dari Indonesia.
A: Oshigoto wa nan desuka.
A: Apa pekerjaan Anda.
B: Watashi wa kangoushi desu.
A: Saya seorang perawat.
A: So desuka? Sugoi ne.
A: Benarkah? Wah bagus sekali.
Atau bisa juga memperkenalkan diri sendiri seperti ini:
Hajimemashite. Watashi wa Mikhail desu. Watashi wa ni-juu go sai desu. Indoneshia shusshin desu. Gakusei desu. Douzo yoroshiku onegaishimasu.
Halo, nama saya Mikhail. Saya berusia 25 tahun. Indonesia adalah negara asal saya. Saya seorang pelajar. Senang bertemu dengan Anda.
2. Percakapan di Kelas
Contoh percakapan di bawah ini adalah antara dua orang murid yang sedang membicarakan tentang jadwal ujian:
A: Tesuto wa itsu desuka.
A: Kapan ujian sekolah?
B: Ichi-gatsu muika kara Juukyuu-nichi made desu yo.
B: Dari tanggal 6 sampai 19 Januari.
A: Soudesuka. Arigatou gozaimasu.
A: Oh, benarkah? Terima kasih
B: Ee.
B: Ya.
A: Ganbarimasho.
A: Kalau begitu, kita harus semangat.
3. Percakapan Saat Berbelanja
Percakapan berikut biasanya dilakukan antara penjual dan pembeli:
A: Irasshaimase
A: Selamat datang
B: Sumimasen, tii-shatsu o sagashite imasu.
B: Maaf, saya sedang mencari kaos.
A: Hai, kochira de gozaimasu.
A: Baik, sebelah sini.
B: Kono tii-shatsu wa ikura desu ka.
B: Berapa harga kaos ini?
A: Ee, nisen gohyaku en desu.
A: Harganya 2500 yen.
4. Percakapan Seputar Wisata
A: Kyoto e itta koto ga arimasu ka.
A: Kamu pernah pergi ke Kyoto?
B: Hai. Mou san-kai ikimashita.
B: Ya, sudah 3 kali ke sana.
A: Sou desu ka. Kyoto wa dou deshita ka.
A: Oh begitu. Bagaimana di Kyoto?
B: Kyoto yokatta ga, atsukatta desu.
B: Kyoto menyenangkan tapi (waktu itu) panas.
5. Percakapan di Restoran
A: Irasshaimase. Nanmei sama deshouka.
A: Selamat datang. Mau pesan untuk berapa orang?
B: Sannin desu.
B: Tiga orang.
A: Otabako osui ni narimasu deshouka.
A: Apakah Anda merokok?
B: Iie, suimasen.
B: Tidak.
A: Dewa, kochira e douzo. Kochira de yoroshii deshouka.
A: Baik, mari ke sebelah sini. Apakah di sini oke?
B: Hai.
B: Ya.
A: Menyuu de gozaimasu.
A: Ini silahkan menunya.
Baca juga >> Cara Mudah Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari
Aplikasi untuk Mengasah Kemampuan Percakapan Bahasa Jepang
Saat ini ada banyak aplikasi yang dikembangkan untuk belajar bahasa, termasuk bahasa Jepang. Aplikasi ini sangat canggih karena bukan hanya berfungsi sebagai kamus, tetapi juga bisa belajar percakapan bahkan ada yang versi online sehingga terhubung langsung dengan orang Jepang. Di bawah ini adalah beberapa aplikasi yang bisa dimanfaatkan:
1. Hello Talk
Aplikasi ini bisa membuat seseorang mahir berkomunikasi dalam bahasa Jepang. Penggunanya bisa mengobrol langsung dengan orang Jepang asli tanpa harus membuang waktu dan uang banyak. Cukup unduh aplikasinya di Play Store bisa langsung dapat teman baru. Keuntungan lainnya, orang-orang yang terhubung bisa saling mengajarkan bahasa asing satu sama lain.
2. Lext Talk
Ini adalah aplikasi yang gratis, jadi tak ada alasan untuk tidak berlatih bahasa Jepang. Para penggunanya bisa berinteraksi dengan pengguna lain dari seluruh penjuru dunia. Sebelum memilih teman, seseorang harus mengisi bahasa aslinya (native), lalu memilih bahasa yang akan dipelajari. Fitur yang menarik dari Lext Talk adalah fitur peta. Dengan fitur ini seseorang bisa memilih teman yang akan diajak mengobrol berasal dari mana.
3. Doongle
Mirip seperti Lext Talk, namun pengguna Doongle bisa lebih merasakan bermedia sosial di sini. Kalau aplikasi Lext Talk memiliki fitur peta sehingga seseorang dapat memilih teman dengan bebas, Doongle melengkapinya dengan fitur bertukar foto dan pesan suara. Selain itu, profil pun bisa diperbarui secara berkala sehingga pengguna bisa menemukan partner yang tepat sesuai yang diinginkan.
4. Tandem
Dengan menggunakan aplikasi Tandem, seseorang tidak hanya mempelajari bahasa baru, tetapi juga bisa sharing bahasa-bahasa lain yang dikuasainya. Tandem menyediakan berbagai macam fitur, seperti bertukar foto, video, dan audio, serta chat. Selain itu, Tandem mendukung lebih dari 150 bahasa. Jadi kalau ingin belajar bahasa Jepang sekaligus bahasa lainnya, maka Tandem adalah aplikasi yang tepat.
5. Mondly
Aplikasi ini cocok bagi yang mau belajar bahasa Jepang secara mandiri dan sistematis. Di dalamnya terdapat pelajaran harian dan kata-kata penting yang harus diketahui. Ditambah dengan adanya fitur speech recognition untuk mengecek apakah pelafalan bahasa Jepang sudah benar atau belum.
Mempelajari percakapan bahasa Jepang memang harus tekun dan sabar. Tak hanya menghafalkan kosa kata, tetapi juga memahami konteks percakapannya. Orang Jepang sangat berhati-hati dalam memilih kata yang akan diucapkan kepada lawan bicaranya. Walaupun begitu, hal-hal tersebut bisa diperbaiki jika seseorang sering berlatih berkomunikasi dalam bahasa Jepang.