Salah satu sektor di Jepang yang tidak banyak mendapatkan sorotan adalah Panti. Padahal tempat ini sangat penting keberadaannya, dan sangat diperhatikan oleh pemerintah. Jumlah tempat ini di Jepang juga sangat banyak. Karena itu tidak heran jika tempat ini setiap tahunnya masih kekurangan dalam hal tenaga kerja.
Melihat hal tersebut, tentunya ini bisa menjadi kesempatan bagus yang bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk bekerja disana. Karena memang pemerintah Jepang sangat membutuhkan banyak tenaga untuk bekerja di Panti yang ada di sana. Jadi tidak ada salahnya untuk mencoba peruntungan yang ada, siapa tau ini menjadi jalan menuju kesuksesan.
Daftar Isi
- Kisah Tenaga Kerja Panti di Jepang dari Indonesia yang Mendapatkan Gaji Tinggi
- Jenis Panti yang Ada di Jepang
- 70% Diantaranya Masih Kekurangan Tenaga Kerja
- Cara Menjadi Tenaga Kerja di Panti Jepang
Kisah Tenaga Kerja Panti di Jepang dari Indonesia yang Mendapatkan Gaji Tinggi
Kalau masih ragu untuk bekerja sebagai pengurus disana, maka layak untuk mendengar kisah yang satu ini. Seorang perempuan asal Indonesia yang bekerja sebagai caregiver disana digaji dengan angka fantastis per bulannya yaitu sekitar Rp 18 juta. Jumlah fantastis tersebut belum termasuk bonus-bonus lainnya yang bisa didapatkan saat bekerja disana. Tentunya ini merupakan jumlah yang sangat lumayan.
Angka ini masih bisa naik apabila pekerja ini mengambil tes keperawatan di Jepang, dan berhasil lulus di tes tersebut. Dengan sertifikat yang dimilikinya, maka gaji yang bisa didapatkan oleh perawat tersebut berkisar antara Rp 20 juta sampai Rp 30 juta setiap bulannya. Sebuah angka yang fantastis jika dibandingkan dengan upah minimum yang ada di Indonesia. Namun harus dipikirkan juga biaya hidup di Jepang yang tinggi.
Artikel Pilihan
Jenis Panti yang Ada di Jepang
Sampai sini mungkin sudah banyak yang tertarik untuk mulai bekerja disana, dan menjadi caregiver. Namun sebelum itu, ada baiknya untuk mengenal terlebih dahulu jenis-jenis panti yang ada di sana. Secara garis besar ada tiga panti utama yang memberikan pelayanan kepada masyarakat golongan tertentu. Berikut ini adalah jenis-jenis panti tersebut :
Panti Lansia (Jompo) - Roujin Homu
Pertama adalah tempat untuk menampung orang tua, ataupun orang yang sudah berusia lanjut atau lansia. Tempat ini merupakan salah satu tempat yang paling banyak kekurangan tenaga kerja. Sehingga tidak heran jika setiap saat tersedia lowongan untuk bekerja di tempat ini. Fasilitas di tempat ini sangat luar biasa, dan dibuat dengan tujuan membuat para lansia nyaman.
Panti Sosial Anak
Lalu ada tempat yang menampung anak-anak kurang beruntung seperti anak dari keluarga tidak mampu, ataupun anak-anak yang sudah tidak lagi memiliki orang tua. Tempat ini menyediakan fasilitas yang lengkap dengan tujuan agar anak-anak tersebut bisa berkembang. Ada dua jenis pengelolaan terhadap tempat yakni pengelolaan oleh pihak swasta (yayasan) dan juga yang dikelola pemerintah.
Kelompok Sosial
Terakhir ada tempat yang menjadi tempat singgah bagi orang-orang yang memiliki kebutuhan khusus. Beberapa seperti tuli, buta, bisu, dan sebagainya. Perawat disini merupakan orang-orang handal yang mampu membuat penghuninya merasa nyaman. Selain itu para penghuni disini juga dididik untuk bisa mandiri, dan mampu memanfaatkan kreatifitas yang dimilikinya untuk menyambung kehidupannya.
70% Diantaranya Masih Kekurangan Tenaga Kerja
Semua tempat yang disebutkan rata-rata masih kekurangan tenaga, sehingga tidak heran jika Pemerintah Jepang rela mengimpor tenaga kerja asing. Salah satu yang paling kekurangan adalah panti jompo, bahkan 70% diantaranya masih kekurangan tenaga kerja untuk merawat penghuninya. Hal ini terungkap melalui survey yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang.
Bahkan ini termasuk ke dalam kekurangan yang terburuk sejak tahun 2007. Tentunya apabila mengalami kekurangan tenaga seperti ini, maka bisa mengganggu kegiatan operasional dari tempat tersebut. Hal ini bisa terjadi, karena masyarakat Jepang menganggap bahwa pekerjaan ini tidak sehebat ataupun bergengsi apabila dibandingkan dengan industri lain di negara ini.. Jadi sedikit yang melamar di pekerjaan ini.
Cara Menjadi Tenaga Kerja di Panti Jepang
Apabila berminat, maka tidak ada salahnya untuk mulai mencari tahu bagaimana caranya menjadi tenaga kerja di tempat tersebut. Meskipun kekurangan, namun bukan berarti Pemerintah Jepang dan pihak pengelola akan mengambil pekerja secara sembarangan. Tetap harus ada tes dan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon tenaga kerja tersebut yang diantaranya :
1. Mengetahui Lowongan dengan Jelas
Pertama adalah pastikan untuk mengetahui lowongan yang ada dengan jelas. Karena biasanya tempat ini tidak hanya membuka satu lowongan saja, tapi ada beberapa lowongan. Sebab disini targetnya adalah caregiver, maka pastikan untuk fokus pada lowongan kerja itu saja. Dimulai dari syarat yang dibutuhkan, tenggat waktu yang diberikan, dan tata cara pendaftarannya.
2. Mengikuti Sejumlah Tes
Lalu nantinya calon tenaga kerja ini akan mengikuti serangkaian tes yang tentunya berfungsi untuk menjadi penilaian perekrut nantinya. Tes yang akan diikuti ini berkaitan tidak hanya dengan kemampuan peserta, tapi juga psikologis peserta. Adapun beberapa tes yang harus diikuti peserta adalah.
-
Tes kemampuan bahasa Jepang, bisa disediakan oleh perekrut ataupun peserta melakukannya secara terpisah.
-
Tes psikologis yang berfungsi untuk mengetahui kejiwaan dan juga kepribadian calon tenaga kerja. Melihat apakah cocok untuk menjadi pengurus di tempat tersebut.
-
Tes kemampuan umum. Hal ini juga dilakukan sama seperti mendaftar kerja di Indonesia. Hanya saja biasanya jenis soal dalam tes berbeda-beda dan dibuat langsung oleh perekrut.
3. Mampu Menunjukan Kesabaran
Ini merupakan hal yang paling penting karena caregiver yang paling banyak dibutuhkan untuk merawat lansia. Seperti yang diketahui bahwa pada umur seperti itu, orang cenderung menunjukkan penurunan dalam banyak hal seperti kemampuan fisik, kemampuan berpikir, dan sebagainya. Karena itu sebelum ditunjuk maka seseorang tersebut harus mampu menunjukkan kesabaran, dan juga ketelatenan yang dimilikinya dalam merawat seseorang.
4. Berusia Minimal 18 Tahun
Selanjutnya adalah syarat yang merupakan persyaratan umum yaitu calon tenaga kerja harus berusia minimal 18 tahun. Hal ini tentunya akan dibuktikan dengan dokumen penunjang yang dimilikinya. Seperti identitas diri, ijazah sekolah terakhir, dsb. Jadi, jangan coba-coba untuk memalsukan umur. Karena pemeriksaan untuk hal ini sangat ketat, sebab berkaitan dengan peraturan tenaga kerja disana.
5. Memiliki Sertifikat Tes Tokutei Ginou
Tes ini diperuntukkan bagi orang-orang yang ingin bekerja dengan status pekerja berketerampilan khusus atau istilahnya adalah Specified Skilled Worker (SSW). Ujian yang harus dilakukan oleh peserta ini diantaranya adalah ujian kemampuan bahasa, dan ujian yang sesuai dengan pekerjaannya. Untuk pekerjaan ini, maka ujian yang harus diambil adalah ujian untuk pekerja care worker.
6. Memiliki Sertifikat JLPT Min. N4
Meskipun pada tes Tokutei Ginou terdapat tes kemampuan bahasa, namun sertifikat tes bahasa ini tetap diperlukan bagi pelamar yang ingin bekerja sebagai care giver atau care worker. Sebenarnya ini merupakan persyaratan umum, yang artinya semua lowongan kerja di Jepang mengharuskan calon pelamarnya untuk lulus tes ini yang dibuktikan dengan sertifikat yang dimilikinya.
Ternyata untuk menjadi pekerja panti di Jepang lumayan membutuhkan banyak persyaratan khusus. Namun jangan langsung menyerah begitu saja, hal itu bisa dipersiapkan mulai dari sekarang. Karena seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa gaji yang ditawarkan lumayan, dan Jepang masih sangat butuh tambahan tenaga. Hal ini berkaitan juga dengan masalah kemanusiaan.