Apa yang terlintas di benak saat melihat penampilan perempuan Jepang yang imut-imut menggemaskan? Pipi berseri-seri, riasan merona, serta kostum berwarna-warni. Mereka bukanlah anak-anak, tetapi perempuan dewasa yang bergaya kawaii. Sebuah fashion style yang awalnya bentuk “pemberontakan” tersebut kini berubah menjadi budaya populer, bahkan mulai diikuti oleh negara lainnya.
Ada juga yang mengenal kawaii sebagai sebuah ungkapan. Memang secara harfiah kalau diartikan kata ini berarti cute, adorable, lucu, dan sebagainya. Orang Jepang kalau mengekspresikan sesuatu terkadang secara implisit sehingga harus dipahami dulu konteksnya. Oleh sebab itu, selain dimaknai sebagai sesuatu yang imut, kata kawaii juga bisa diartikan cantik, sexy, juga lucu.
Daftar Isi
- Kata “Kawaii” di Masa Lalu
- Mengenal Kebudayaan Imut, “Kawaii Bunka”
- Ciri-Ciri Gaya Kawaii
- Simbol-Simbol Kawaii di Jepang
Kata “Kawaii” di Masa Lalu
Istilah kawaii pertama kali dikenal pada era Taisho sekitar tahun 1912-1926. Dulu, kata ini memiliki arti pemalu, seperti anak kecil, atau mudah dicintai (lovable). Beberapa orang juga memandangnya sebagai ungkapan rasa sayang, perhatian, serta keinginan memberi perlindungan. Kalau dihadapkan pada makna fisik, maka kata tersebut mengisyaratkan seseorang yang berperilaku manis seperti anak kecil dengan wajah baby face.
Pada tahun 1970, muncul sosok aidoru, yaitu seorang perempuan yang dianggap terkenal dan dipandang sebagai sosok sempurna. Perilakunya manis, ramah, dan bersahabat. Sejak saat itulah makna kawaii mulai bergeser menjadi perempuan yang ramah serta pandai bernyanyi atau berakting.
Namun, di saat yang bersamaan, pada tahun 70-an juga perempuan Jepang melakukan pemberontakan kecil-kecilan terhadap kebudayaan tradisional Jepang. Mereka merasa tertekan dengan tuntutan menjadi wanita dewasa. Saat itu sejumlah perempuan Jepang melakukan aksi corat-coret, menulis dengan gaya kekanak-kanakan, serta berpakaian layaknya anak kecil. Secara tidak langsung, mereka “menolak” untuk jadi dewasa.
Di tahun 1974, karakter Hello Kitty lahir. Bisa dibilang inilah titik semakin populernya budaya kawaii hingga dikenal negara-negara luar. Disusul pada tahun 1980 adanya penyanyi Seiko Matsuda yang tak segan berpenampilan kawaii saat di panggung. Sampai sekarang gaya tersebut banyak diikuti oleh wanita-wanita, baik di Jepang maupun bukan.
Artikel Pilihan
Mengenal Kebudayaan Imut, “Kawaii Bunka”
Perkembangan budaya modern Jepang menjadi salah satu faktor lahirnya kebudayaan kawaii bunka. Kalau diartikan secara bahasa, kawaii berarti lucu sedangkan bunka berarti kebudayaan. Oleh sebab itu, dapat dipahami kawaii bunka adalah sebuah kebudayaan yang merepresentasikan kelucuan, keimutan, dan sesuatu yang feminim.
Awalnya kawaii bunka dipandang sebagai fashion style saja. Namun, memasuki abad ke-20, maknanya semakin meluas. Walaupun begitu, “ruh” dari kebudayaan ini tak terlepas dari budaya keharmonisan bangsa Jepang itu sendiri. Contohnya adalah pada zaman Edo wanita Jepang sudah menyukai berdandan ala boneka dengan pipi merona merah, bibir dihias mungil, serta rambut diberi aksesoris cantik.
Kawaii bunka adalah segala sesuatu yang dikaitkan dengan hal-hal menggemaskan. Tak hanya dari pakaian, riasan wajah, dan sikap saja. Tetapi apapun itu yang berhubungan dengan dunia anak-anak, sesuatu yang kecil dan mungil, bulat, dan memiliki nilai estetika. Maka dari itu, kini karakter-karakter anime pun digolongkan dalam kebudayaan kawaii.
Semakin maknanya meluas, maka semakin banyak hal-hal yang disentuh oleh kebudayaan ini. Jadi jangan heran kalau pada akhirnya kebudayaan kawai menjadi suatu komoditi yang dapat dikomersilkan. Pada dasarnya memang sebuah kebudayaan berangkat dari nilai-nilai di masyarakat yang begitu banyak peminatnya menjadi populer dan diproduksi secara masal.
Ciri-Ciri Gaya Kawaii
Tertarik mencoba gaya kawaii? Tidak sulit untuk menirunya, serta aksesoris yang dibutuhkan pun tidak harus mahal. Selama sesuai dengan ciri-ciri di bawah ini, maka seseorang bisa dikatakan sudah mengikuti fashion style tersebut:
1. Mata Berseri-seri
Gaya kawaii identik dengan mata bulat yang terbuka lebar. Pandangannya berbinar-binar seperti yang diilustrasikan pada anime atau manga Jepang. Oleh sebab itu, seseorang akan merias matanya menjadi berseri-seri. Ini pun mencirikan kalau orang tersebut selalu bahagia layaknya seorang anak-anak sedang bermain atau baru menerima hadiah.
2. Pipi Merona
Riasan gaya kawaii tidak terlalu tebal tapi bisa menunjukkan pipi yang merona. Biasanya menggunakan warna pink seperti pipi anak perempuan yang gembil dan senang tersenyum. Pipi yang merona menunjukkan wajah bahagia dan terkesan segar. Jauh dari penampilan wanita dewasa yang terlihat elegan.
3. Rambut Dikuncir Dua
Gaya kawaii klasik sebenarnya berambut panjang dengan poni menutupi dahi. Namun ada juga beberapa orang yang menguncirnya menjadi dua bagian supaya lebih terlihat seperti anak-anak. Kalau mau lebih ekstrim, rambut mereka diwarnai dengan warna merah muda, ungu muda, atau pirang mendekati putih.
4. Memakai Baju Berwarna Pastel
Pada gaya kawaii, baju juga menunjukkan identitas yang kuat. Hindari pakaian yang terlalu terbuka dan warna-warna gelap. Sebaliknya, perempuan yang bergaya ini senang menumpuk beberapa baju dan memilih warna-warna cerah atau paste. Selain itu, pakaian dengan renda pun sering menjadi pelengkapnya.
5. Menggunakan Aksesoris yang Menggemaskan
Tak ketinggalan, aksesoris pun penting untuk melengkapi penampilan. Aksesoris khas kawaii memiliki ciri warna terang, berukuran kecil atau sedang, serta desainnya lucu dan imut. Aksesoris ini bisa berupa hiasan rambut, bros, gelang dan cincin, dan sebagainya. Bahkan ada beberapa orang yang memasangkan boneka imut sebagai pelengkapnya.
6. Selalu Tersenyum
Orang-orang yang bergaya kawaii selalu terlihat riang gembira. Mereka terus tersenyum dan bersikap ramah dengan orang lain. Sesekali terdengar tawa kecil yang menggemaskan layaknya anak-anak lugu dan polos.
7. Suara Ceria dan Manja
Penampilan ramah tersebut selalu diiringi dengan sikap ceria sekaligus manja. Orang-orang yang bergaya kawaii selalu tampak tertarik dengan apapun yang ada di hadapannya, terlebih hal-hal baru dan menggemaskan. Apabila mereka menginginkan sesuatu, tak segan untuk merajuk dengan nada manja.
Simbol-Simbol Kawaii di Jepang
Fenomena budaya kawaii ditampilkan juga dalam beberapa simbol. Simbol-simbol ini tak hanya anime atau manga saja, tetapi juga sesuatu yang populer dan dikenal di berbagai negara. Berikut adalah hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan tersebut:
1. Hello Kitty
Budaya kawaii mulai diproduksi secara massal sejak kemunculan Hello Kitty di tahun 70-an. Karakter ini menggambarkan seekor kucing putih dengan pita di kepalanya. Warna pink menjadi identitas utama kucing itu juga. Siapapun yang melihatnya pasti merasa gemas dengan Hello Kitty.
2. Sailor Moon
Sailor Moon juga tokoh anime Jepang. Mereka adalah pasukan penyelamat bumi yang memiliki kekuatan berbeda-beda. Sailor Moon sering dikaitkan dengan budaya kawaii karena tokoh utamanya, Usagi, berperilaku manja. Selain itu, kostum Sailor Moon pun menggambarkan gaya ini.
3. Seiko Matsuda
Seiko Matsuda merupakan seorang penyanyi yang muncul di dekade 80-an. Gaya harajuku yang imut-imut membuat dirinya tampak beda dari penyanyi-penyanyi lain di era tersebut. Secara tidak langsung, ia pun memperkenalkan gaya kawaii lebih luas.
4. Pokemon
Seperti Hello Kitty, Pokemon juga karakter anime yang sangat imut dan menggemaskan. Warna tubuhnya kuning, kecil, dan memiliki suara yang lucu. Tokoh ini booming pada tahun 90-an. Banyaknya orang yang suka Pokemon membuat karakter ini muncul di mana-mana, seperti video game.
5. Candy Candy
Karakter Candy muncul lebih dulu dan jauh lebih lama dikenal oleh masyarakat, yakni di era 70-an. Cara berpakaian, tata rambut, dan sikap Candy pada film Candy Candy mencerminkan kebudayaan kawaii.
6. AKB48
Budaya kawaii menemukan wadah barunya di dunia musik lewat “idol group”. Salah satu grup yang terkenal adalah AKB48. Grup ini beranggotakan gadis usia 14 - 20 tahun yang direkrut secara berkala. Mereka mengeluarkan single di mana bernyanyi sambil menari. Selain anggotanya yang tampak imut dan manja, kostum-kostum panggung pun menggambarkan style kawaii.
Budaya kawaii awalnya hanya sebagian kecil dari kebudayaan Jepang. Namun, kini telah berkembang pesat hingga akhirnya memiliki kelompok penggemarnya sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu menjadi komoditi yang dikomersilkan. Maka tak heran di negara-negara lain pun ditemukan orang-orang bergaya serupa. Lambat laut, gaya ini mempengaruhi dunia fashion dan lainnya di mana-mana.