Memulai tahun ajaran baru tentunya membutuhkan persiapan khusus, misalnya ransel. Apalagi bagi warga asing yang belum berpengalaman atau baru pertama kali mempersiapkan kebutuhan anak yang akan melanjutkan ke jenjang SD di Jepang. Sebelum membahas panduan persiapan masuk sekolah, mari kita ketahui dulu sistem pendidikan dan kegiatan apa saja yang diterapkan saat berada di bangku SD di Jepang.
Daftar isi:
- Sistem Pendidikan di Jepang
- Kurikulum Sekolah Dasar di Jepang
- Kalender Kegiatan Tahunan
- Lalu apa saja perlengkapan sebelum masuk SD Jepang?
- Gambaran Keseharian Anak Kelas 1 Jepang
- Program Makan Siang Gratis di SD Jepang (Kyuushoku)
Sistem Pendidikan di Jepang
Berdasarkan kebijakan Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (Monbukagakusho/MEXT) yang diatur dalam pasal 4, wajib belajar di Jepang berlangsung selama 9 tahun, yakni mulai dari jenjang SD (6 tahun) hingga SMP (3 tahun) dan tanpa dipungut biaya. Sementara, usia taman kanak-kanak (3 hingga 5 tahun), jenjang SMA atau sekolah kejuruan dan kuliah tidak termasuk dalam kebijakan wajib belajar Jepang.
Tahun ajaran baru di SD Jepang dimulai pada awal April hingga Maret di tahun berikutnya. Usia masuk SD di Jepang dimulai saat menginjak 6 tahun. Anak-anak di Jepang yang melewati batas usia 6 tahun diwajibkan untuk masuk sekolah yang ditentukan pemerintah daerah tempat tinggal. Formulir pendaftaran akan dikirimkan kantor pemerintah setempat sekitar bulan September, atau sekitar enam bulan sebelum masuk sekolah.
Warga negara asing yang tinggal di Jepang tidak diwajibkan masuk ke sekolah negeri sesuai yang ditetapkan pemerintah, namun bagi yang berminat bisa mendapatkan pendidikan gratis setara dengan warga Jepang. Biaya buku pelajaran dan makan siang pun akan ditanggung pemerintah lokal.
Proses pendaftaran masuk SD Jepang
#Akhir bulan September hingga awal Oktober
Pemerintah daerah setempat akan mengirimkan surat pemberitahuan ke setiap keluarga dengan anggota anak berusia 6 tahun untuk mengikuti tes kesehatan di SD yang sudah ditentukan.
#Pertengahan Desember
Setelah melewati tes kesehatan orang tua murid/wali akan menerima pengumuman hasil pemeriksaan, kemudian diharuskan mengisi dokumen yang kemudian diserahkan ke sekolah pada saat upacara penerimaan siswa baru.
#Akhir Januari dan setelahnya
Seminar pengarahan bagi orang tua/wali. Di sini kita akan mendapatkan informasi terkait peraturan dan persiapan kebutuhan di sekolah.
#Awal April
Upacara peresmian siswa siswi tahun ajaran baru.
Artikel Pilihan
Kurikulum Sekolah Dasar di Jepang
Mata pelajaran apa saja yang ada di kelas 1 SD Jepang?
Bahasa Jepang (Nihongo/日本語)
Pelajaran bahasa Jepang diikuti penuh selama masa sekolah dasar. Mata pelajaran ini diajarkan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami bahasa Jepang, khususnya menulis dan membaca. Biasanya, anak-anak yang akan masuk SD kelas 1 sudah dipersiapkan orang tua untuk bisa membaca dan menulis katakana, hiragana, dan kanji sederhana. Namun jangan khawatir untuk murid warga negara asing yang belum lancar berbahasa Jepang karena pada dasarnya sekolah tetap akan mengajarkan mulai dari tahap awal.
Aritmatika (Sansuu/算数)
Pada pelajaran matematika kelas 1 SD di Jepang, murid diajak untuk mengenal terlebih dulu jumlah dan bentuk benda sebelum berhitung. Dengan memperhatikan benda-benda di sekitarnya, anak akan lebih mudah memahami pelajaran.
Pendidikan Lingkungan Hidup (Seikatsu/生活)
Bidang ini menerapkan aktivitas praktek mengenai lingkungan sosial dan alam disekitarnya. Untuk anak kelas 1 biasanya anak-anak akan diajak untuk lebih mengenal teman sekelasnya, cara agar bisa berbaur dalam lingkungan sekolah, serta mengetahui area gedung sekolah.
Seni Musik (Ongaku/音楽)
Siswa akan diajak untuk menikmati musik dengan bermain pianika, kastanyet, tamborin, rekorder dan lainnya. Bagi anak kelas 1 yang sering sering dilakukan adalah latihan menggunakan pianika. Orangtua murid akan diarahkan untuk membeli pianika pada saat awal tahun ajaran dimulai.
Seni Rupa dan Kerajinan Tangan (Zuga-kousaku/ 図画工作)
Mata pelajaran ini sering disingkat dengan nama zukou (図工). Pada pelajaran ini setiap anak bisa bebas berekspresi dengan berbagai media. Sekolah biasanya menganjurkan untuk menggunakan barang daur ulang yang mudah ditemukan setiap hari, seperti kardus, kotak susu atau kaleng bekas, koran, dan botol plastik bekas.
Olahraga (Taiiku/体育)
Kegiatan olahraga sekolah di Jepang tidak jauh berbeda dengan sekolah di Indonesia pada umumnya. Berlari, latihan berguling menggunakan matras, sepak bola, dan sebagainya. Saat musim panas, pelajaran renang juga akan dilaksanakan biasanya mulai pertengahan bulan Juni. Selain itu, kegiatan yang sering dilakukan adalah bermain lompat tali menggunakan nawatobi untuk mengasah kelincahan.
Pendidikan Moral (Doutoku/道徳)
Program bimbingan moral di SD Jepang salah satunya bertujuan untuk menumbuhkan dan menggembangkan diri secara emosional, dan melatih cara pengambilan keputusan. Pengembangan diri ini dimaksudkan sebagai fondasi guna meningkatkan kualitas dan kapasitas manusia.
Bahasa asing (Gaikoku-go/外国語)
Seiring dengan perkembangan dunia, di Jepang pun peran bahasa asing menjadi sangat penting di masa sekarang dan kedepannya. Berdasarkan ketentuan Kementerian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho), pelajaran menggunakan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, diharuskan mulai kelas 5 dan 6 SD. Namun, kebijakan ini tergantung kebijakan pemerintah kota dan sekolah. Ada juga sekolah yang menerapkan pelajaran bahasa Inggris sejak kelas 1. Melalui pelajaran bahasa asing siswa diharapkan bisa lebih mengenal keberagaman budaya, bahasa, aktif berbicara, serta terbiasa dengan intonasi asli setiap bahasa asing.
Aktivitas Khusus Lainnya (Tokubetsu Katsudou/特別活動)
Ada beberapa kegiatan khusus yang dirancang untuk membangun keakraban antar siswa diluar pelajaran wajib seperti yang dijabarkan di atas. Program tersebut diwujudkan dalam kegiatan seperti pesta olahraga, karyawisata, hari peringatan sekolah dan lainnya.
Sistem pendidikan di Jepang tidak hanya melibatkan guru dan murid. Beberapa acara rutin dibuat sekolah guna mempererat hubungan dengan orang tua murid. Selama satu tahun ajaran, sekolah rutin melakukan beberapa kali pertemuan dengan orangtua murid secara individual (kojinmendan/個人面談), kelas terbuka, dan pertemuan khusus guru dan orangtua/wali yang membahas perkembangan proses belajar, serta mendukung jalannya kegiatan Parent-Teacher Association (PTA).
Kalender Kegiatan Tahunan
Berikut adalah contoh kegiatan rutin di salah satu SD di Tokyo.
April: upacara penerimaan siswa baru, upacara pembukaan semester (shigyoushiki/始業式), tes kesehatan dan pengukuran pertumbuhan, kelas terbuka dan orientasi bagi orang tua/wali.
Mei: pertemuan individual guru dengan orang tua/wali, kegiatan PTA, pesta olah raga.
Juni: kelas terbuka, kelas renang, tes kesehatan.
Juli: pertemuan dengan guru, upacara penutupan semester (shuugyoushiki/終業式)
Agustus: libur musim panas
September: upacara pembukaan semester 2, latihan siaga bencana
Oktober: pertemuan guru dan orang tua/wali
November: latihan siaga bencana, seminar keselamatan lalu lintas.
Desember: upacara penutupan semester, pesta seni (ongakukai/音楽会), upacara penutupan semester, libur musim dingin.
Januari: upacara pembukaan semester 2, latihan siaga bencana.
Februari: kelas terbuka, pertemuan guru dan orang tua、 latihan siaga bencana.
Maret: pertemuan PTA, seminar keselamatan lalu lintas, upacara kelulusan, upacara penutupan tahun ajaran, libur musim semi.
Lalu Apa Saja Perlengkapan Sebelum Masuk SD Jepang?
Perlengkapan menyambut tahun ajaran baru sebaiknya dipersiapkan dari jauh hari. Sebelum masuk sekolah pada April, orang tua/wali akan menerima surat pengumuman dan pengarahan perihal perlengkapan yang harus disiapkan. Ada beberapa peraturan khusus seperti jumlah, ukuran, jenis, motif yang boleh digunakan, dan beberapa barang tertentu harus sama dengan murid lainnya.
Daftar barang yang harus disiapkan sendiri dan perlengkapan yang disiapkan oleh sekolah mungkin akan ada sedikit perbedaan tergantung kebijakan tiap sekolah. Mau tahu apa saja? Berikut adalah salah satu contoh daftar perlengkapan SD di distrik Suginami Tokyo yang dirangkum penulis.
Barang yang dibeli sebelum masuk SD
- Ransel (randoseru/ランドセル)
Tas anak SD yang dipakai di Jepang mungkin sudah tidak asing lagi. Meskipun harganya tergolong mahal, kebanyakan orang tua akan membelikan ransel berbahan kulit ini sebelum mulai masuk sekolah, meskipun harganya tergolong mahal. Rata-rata sekolah SD Jepang tidak mewajibkan untuk menggunakan ransel, namun mayoritas orang tetap memilih ransel karena memiliki banyak keunggulan ketimbang tas punggung biasa. Selain desainnya yang kokoh dan awet, alasan lainnya adalah ransel Jepang menjaga postur tubuh anak agar tetap tegak meskipun membawa banyak barang bawaan. Kebanyakan orang mulai membeli ransel saat musim gugur. Ransel baru akan dikirim sekitar dua bulan setelah pemesanan, karena dibuat secara khusus.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli ransel:
Warna dan desain
Bahan
Berat
Daya tahan
Ukuran
Keamanan
Harga
- Tas jinjing (tesagebukuro/手提げ袋)
- Sepatu bersih (uwabaki/上履き) dan tas
- Perlengkapan tulis: alat tulis, kotak pensil, penghapus, pena khusus menulis nama (yusei neemu-pen/油性ネームペン), pensil warna merah, rautan, penggaris, papan/alas tulis
- Crayon dan pensil warna
- Gunting, lem, solatip, kertas lipat
- Seragam olahraga, topi olahraga, tas untuk membawa perlengkapan olahraga
- Kain lap
- Kantong dan alas makan siang, botol minum, gelas
- Masker, saputangan dan tissue
Barang yang disiapkan pihak sekolah
- Tudung pelindung kepala (bousai-zukin/防災頭巾)
- Cover ransel
- Topi sekolah
- Busur dan penggaris segitiga
- Alarm keselamatan (bouhan buzaa/防犯ブザー)
- Kotak perlengkapan alat tulis (dougubako/道具箱)
- Buku pelajaran (kyoukasho/教科書), buku tulis (nooto/ノート), agenda (renrakucho/連絡帳)
- Pensil kaligrafi
- Tas jinjing untuk buku perpustakaan (tosho-baggu/図書バッグ)
- Notebook
Barang yang dibeli setelah masuk SD
- Baju dan kacamata renang, handuk
- Tas perlengkapan renang
- Pianika
- Tali skipping
- Perlengkapan melukis
- Tas notebook
Setiap barang diusahakan untuk menggunakan warna dan motif sederhana. Ketentuan tersebut bertujuan agar tidak mengganggu konsentrasi saat belajar dan mengurangi kesenjangan antar siswa. Setiap barang yang dibawa juga wajib ditulis nama pemiliknya. Karena setiap sekolah juga memiliki kebijakan sendiri mengenai jenis barang yang harus dipersiapkan, tidak perlu terburu-buru membeli semua segala kebutuhan. Ada baiknya menunggu informasi pasti dari sekolah terkait.
Gambaran Keseharian Anak Kelas 1 Jepang
Berbeda dengan masa taman kanak-kanak, saat masuk SD tentunya akan ada perubahan aktivitas. Saat baru memulai masuk lingkungan baru, anak mungkin akan mudah merasa kelelahan selama mengikuti jam pelajaran di sekolah. Maka dari itu, sebagai orang tua ada baiknya mengatur dan membiasakan pola keseharian yang baik sampai sebelum masuk sekolah.
06:30 Bangun tidur
08:00 Berangkat sekolah
08:15 Masuk kelas
08:50 - 09:35 Jam pelajaran pertama
09:40 - 10:25 Jam pelajaran kedua
10:25 - 10:45 Istirahat
10:45 - 11:30 Jam pelajaran ketiga
11:35 - 12:20 Jam pelajaran keempat
12:20 - 13:05 Makan siang
13:05 - 13:25 Istirahat
13:25 - 14:10 Jam pelajaran kelima
14:15 Bersih-bersih, persiapan pulang
14:30 Pulang sekolah
Umumnya, jam pelajaran anak kelas 1 SD Jepang hanya sampai jam pelajaran kelima. Namun pada semester pertama kelas 1, jam pulang sekolah akan dipercepat kemudian akan ditambah sedikit demi sedikit. Hal ini bertujuan untuk membiasakan anak dengan kondisi di lingkungan baru. Selanjutnya jumlah jam belajar akan ditambah sesuai tingkatan umur.
Program Makan Siang Gratis di SD Jepang (Kyuushoku)
Menu makan siang untuk siswa muslim
Di Jepang, selama 6 tahun masa sekolah seluruh murid mendapatkan makan siang gratis yang menunya sudah diatur ahli gizi. Bagi siswa beragama muslim, jangan khawatir karena sekolah memperbolehkan untuk membawa menu pengganti, bahkan ada juga pihak sekolah yang akan menyiapkan sendiri menu pengganti tersebut.
Berdasarkan kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Informasi dan Komunikasi Jepang, siswa/i SD yang menjalankan ibadah puasa diizinkan untuk menghabiskan jam makan siang di ruangan terpisah. Siswa juga boleh tidak mengikuti kegiatan jam pelajaran sore tergantung kondisi anak.
Bekal dari rumah
Beberapa kegiatan tertentu yang dilaksanakan di luar area sekolah seperti karyawisata dan pesta olahraga, biasanya orang tua diminta untuk mempersiapkan bekal makan siang sendiri dengan menu bebas.