Mau tahu rahasia kecerdasan orang Jepang? Mereka sangat suka membaca. Kebiasaan ini tak memandang usia, baik anak muda maupun orang tua. Tak hanya itu, orang Jepang pun bisa membaca di mana saja. Di Jepang ada sebuah kebudayaan tachiyomi, yakni membaca buku di toko buku secara gratisan sambil berdiri.
Mungkin hal ini terdengar aneh bagi sebagian orang. Umumnya sebuah toko buku menjual buku untuk dibeli lalu dibaca. Bukan dinikmati secara gratis oleh pengunjungnya. Namun, toko buku di Jepang justru menyediakan buku yang dibuka segelnya agar bisa dibaca orang-orang secara gratis. Jadi jangan heran dengan pemandangan warga Jepang yang berdiri dalam waktu lama untuk membaca buku di dalam toko.
Daftar Isi
- Budaya Membaca Orang Jepang
- Tachiyomi Dilakukan Anak-Anak Hingga Orang Tua
- Alasan Orang Jepang Senang Membaca
- Tips Agar Suka Baca
Budaya Membaca Orang Jepang
Minat baca orang Jepang sangatlah tinggi. Kebiasaan membaca sudah ditanamkan sejak kecil. Dimulai dari pendidikan dasar, anak-anak Jepang diwajibkan membaca buku serta suasana belajar dibuat menyenangkan untuk berinteraksi dengan buku. Misalnya, setiap 10 menit sebelum proses belajar mengajar dimulai harus membaca buku apapun yang disuka.
Kebiasaan tersebut tidak hanya berlaku bagi anak-anak. Para guru pun melakukan hal yang serupa. Dengan demikian, budaya membaca tercipta di seluruh kalangan. Uniknya, kebiasaan membaca tak terasa seperti sebuah keharusan. Justru lama kelamaan menjadi sesuatu yang mereka cintai.
Para orang tua pun menghadiahkan anak-anaknya dengan buku, termasuk komik. Ini salah satu cara mereka untuk menumbuhkan kecintaan terhadap buku. Maka, tak heran kalau hampir di seluruh toko di Jepang tersedia sudut majalah, komik, atau buku. Tujuannya agar orang bisa membaca dan berkunjung kembali ke sana.
Artikel Pilihan
Tachiyomi Dilakukan Anak-Anak Hingga Orang Tua
Kebiasaan membaca yang sudah dilakukan sejak dini mendarah daging hingga mereka tumbuh dewasa. Oleh sebab itu, tachiyomi dilakukan oleh anak-anak, remaja, para pekerja, hingga orang tua. Mereka memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca buku sambil berdiri secara gratisan. Baik dengan sengaja datang ke toko tersebut, sambil menunggu kedatangan seseorang, atau alasan lainnya.
Buat yang berpikir si pemilik toko akan rugi, maka jawabannya salah. Sebaliknya, dengan menyediakan buku-buku lepas segel untuk dibaca secara gratis, mereka bisa menarik pengunjung lebih banyak. Pemilik toko beranggapan kalau semakin banyak buku untuk tachiyomi disediakan, maka akan semakin banyak orang yang datang kembali.
Harga buku di Jepang tergolong mahal sehingga tak banyak yang bisa membelinya. Tachiyomi menjadi solusi untuk memenuhi “haus”-nya keinginan membaca. Selain itu, dengan cara ini pun promosi terhadap buku dan penerbit bisa berlangsung tanpa disadari. Dari mulut ke mulut akan disebarkan mana buku yang bagus dan patut dibeli. Uniknya, kemajuan teknologi tidak menghapus kebudayaan ini dari kehidupan masyarakat Jepang.
Alasan Orang Jepang Senang Membaca
Budaya membaca yang tinggi di Jepang mengundang sejumlah pertanyaan. Salah satunya adalah pertanyaan, “mengapa mereka senang sekali membaca?” Sekilas telah dijelaskan di atas bahwa kebiasaan membaca ditanamkan sejak pendidikan usia dini. Untuk lebih lanjut, simak beberapa alasan berikut yang membuat orang Jepang gemar membaca:
1. Wajib Baca Buku di Sekolah
Lebih jauh membahas tentang wajib membaca buku di sekolah, ternyata kebijakan ini sudah diterapkan selama 30 tahun lebih. Maka tak heran kalau sudah menjadi sesuatu hal yang dijalankan di setiap sekolah. Bukan dalam bentuk paksaan, melainkan dilakukan dengan penuh kesadaran dan senang hati. Proses belajar mengajar jadi lebih efektif .
2. Banyak Toko Buku
Tak sulit mencari toko buku di Jepang. Toko buku di sana layaknya jamur yang tersebar di mana-mana. Hampir di setiap sudut ada toko yang menjual buku, baik dalam bentuk majalah, komik, novel, dan apapun genre-nya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, berbeda dengan toko buku di Indonesia yang menjual bukunya dengan segel plastik yang ketat, di toko buku Jepang, buku tidak disegel sama sekali sehingga pengunjung bisa bebas melihat isi buku tersebut. Kalaupun tidak jadi beli, beberapa informasi yang dibaca saat melihat-lihat buku jadi terekam dalam ingatan dan menambah pengetahuan baru. Sejumlah cafe pun menyediakan buku gratis untuk dibaca oleh pengunjungnya.
3. Ruang Publik Nyaman untuk Membaca
Tachiyomi dilakukan di toko buku sambil berdiri. Namun, sebenarnya orang Jepang suka membaca buku di mana saja. Hal ini didukung dengan suasana sekitar yang kondusif, seperti di halte, bus, ataupun kereta api. Meskipun kini ada beberapa orang yang memilih bermain handphone, tetapi masih bisa didapatkan pemandangan orang-orang yang membaca buku.
Tips Agar Suka Baca
Kebudayaan tachiyomi mungkin sulit diterapkan di tempat lain. Walaupun begitu, kebiasaan membaca orang Jepang tetap bisa dicontoh. Bagi yang masih merasa sulit membaca buku atau bingung caranya menumbuhkan minat membaca, simak beberapa tipsnya berikut ini:
1. Luangkan Waktu
Mewujudkan kebiasaan membaca memang tidak mudah. Apalagi bagi mereka yang pada dasarnya tidak suka buku. Langkah awal bisa mencoba dengan meluangkan sedikit waktu setiap harinya. Selain itu, sempatkan juga mengunjungi toko buku. Memang saat ini sudah banyak buku-buku dijual online, tapi percayalah rasanya akan berbeda kalau memegang sebuah buku secara langsung.
2. Kurangi Bermain Social Media
Tak dapat dipungkiri kalau kehadiran social media menyita perhatian banyak orang. Memang bermain social media sungguh menarik. Seseorang bisa bertemu dengan teman baru, berbagi pengalaman, dan sebagainya. Sayangnya, kalau terlalu banyak mengakses social media bisa menghabiskan waktu untuk membaca. Jadi, kurangilah bermain social media, bukan menghindarinya sama sekali.
3. Beli Buku yang Disukai
Segala sesuatu akan mudah dimulai dengan hal-hal yang disuka. Begitupun dengan memulai kebiasaan membaca buku. Pilihlah buku yang tipis dengan tema yang disukai dulu. Jangan paksakan untuk membeli buku yang tebal atau tema-tema spesifik.
Dengan membaca buku yang disukai, seseorang tidak akan merasa sedang membaca buku. Seseorang akan hanyut dengan narasi yang ada di dalamnya sehingga tanpa disadari satu buku selesai dibaca.
4. Buat Target
Cara ini cukup efektif meskipun tak semua orang menjalaninya. Target bisa diatur berdasarkan waktu, misalnya sehari harus membaca buku selama 30 menit atau satu jam. Ada juga yang menargetkan berdasarkan jumlah halaman, seperti dalam sehari membaca dua hingga empat halaman. Kalau ini dilakukan secara konsisten, maka satu buku bisa habis dibaca.
5. Ikut Komunitas
Saat ini ada banyak komunitas pecinta buku. Anggotanya tidak selalu penulis, bahkan ada saja yang hanya berisi pembaca buku. Bergabung dengan komunitas dapat menambah wawasan tentang buku-buku. Selain itu, memiliki teman-teman yang suka membaca bisa meningkatkan motivasi untuk membaca juga. Sesekali komunitas ini suka bertukar pinjam buku sehingga kegiatan membaca jadi lebih seru.
Tachiyomi adalah kebiasaan yang baik dan patut dicontoh. Mungkin tidak sama persis membaca buku sambil berdiri di toko buku, tetapi kecintaan orang Jepang terhadap membaca lah yang harus ditiru. Buku sebagai jendela dunia dan pintu pengetahuan sudah semestinya dikenalkan pada anak-anak sejak dini. Dengan begitu, saat mereka menginjak usia dewasa hingga tua tetap mengasah otaknya melalui membaca.
Baca juga: Keigo, Tata Bahasa Hormat dan Kesopanan di Jepang