Bagi sebagian orang, mempelajari bahasa Jepang merupakan hal yang sulit. Terlebih bagi orang-orang yang terbiasa membaca dan menulis dengan huruf alfabet. Banyaknya jenis huruf seperti , huruf hiragana, katakana, dan kanji yang harus dipelajari, menjadi salah satu alasan sulitnya bahasa ini. Padahal, jika dinikmati, belajar bahasa merupakan hal yang menyenangkan.
Belajar bahasa Jepang akan lebih mudah jika dilakukan secara bertahap. Seperti yang diketahui bahasa Jepang memiliki huruf yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, mengingat dan memahami huruf dalam bahasa Jepang menjadi langkah pertama dalam mempelajari bahasa ini. Huruf dalam bahasa Jepang pun harus dipelajari secara bertahap, dimulai dari hiragana.
Daftar Isi
Apa Itu Huruf Hiragana
Huruf hiragana merupakan salah satu huruf yang banyak dipakai di Jepang. Ketika seseorang belajar bahasa Jepang, huruf ini lah yang akan dipelajari pertama kali. Sama seperti katakana, hiragana adalah simbol fonetik dimana setiap simbolnya melambangkan suku kata. Hal ini tentu berbeda dengan huruf kanji yang merupakan ideogram dimana setiap hurufnya melambangkan sebuah arti atau makna.
Hiragana secara luas digunakan pada abad 10 masehi. Sebelum itu, huruf ini disebut dengan onna de atau huruf wanita karena huruf ini sering digunakan oleh wanita. Sementara kaum pria biasanya menulis menggunakan huruf katakana atau kanji.
Dibandingkan dengan huruf kanji, hiragana jauh lebih mudah diingat dan dipahami karena huruf ini merupakan penyederhanaan dari karakter atau huruf China. Sekarang ini, hiragana yang digunakan berjumlah 46 huruf. Namun, sebelumnya huruf ini terdiri lebih dari 46 huruf yang kemudian tidak digunakan lagi akibat hilangnya perbedaan pelafalan huruf i,dan e. Huruf-huruf hiragana yang dulu ada dan kini tidak digunakan adalah “ye”, “yi”, dan “wu”.
Artikel Pilihan
Pelafalan Huruf Hiragana
Seperti yang diketahui, hiragana memiliki pelafalan yang berbeda dengan huruf alfabet karena hiragana adalah huruf fonetik. Artinya, setiap huruf yang ditulis melambangkan satu suku kata secara spesifik. Tidak seperti alfabet yang hanya berjumlah 26 huruf, hiragana memiliki jumlah yang lebih banyak yakni 46 huruf.
Huruf-huruf dalam hiragana terdiri dari 40 suku kata, 5 huruf vokal, dan satu konsonan. Selain jumlah huruf, urutan hiragana juga berbeda dengan huruf alfabet. Urutan-urutan pada hiragana dikenal dengan A-Ka-Sa-Ta-Na.
Urutan pertama pada hiragana adalah deretan huruf vokal yang dimulai dari A hingga O. Pada deretan ini terdapat lima huruf yakni “a”, “i”, “u”, “e”, dan “o”. Sedangkan, urutan kedua atau baris kedua pada hiragana dimulai dari huruf “ka” dan diakhiri dengan huruf “ko”. Selanjutnya adalah huruf “sa”, “shi”,”su”, “se”, dan “so”.
Perlu diingat, dalam hiragana tidak mengenal atau tidak ada suku kata “si”. Urutan keempat dari huruf ini adalah “ta”, “chi”, “tsu”, “te”, “to”. Sama seperti suku kata si, hiragana atau bahasa Jepang secara umum tidak mengenal huruf “ti”, dan “tu”. Setelah “ta”, urutan huruf hiragana adalah “na”, “ni”, “nu”, “ne”, dan “no”.
Suku kata “ha” hingga “ho” menjadi urutan setelah huruf “na” pada hiragana. Namun, pada baris ini, setelah suku kata “hi”, bukanlah “hu”, melainkan “fu”. Urutan selanjutnya adalah “ma” hingga “mo” yang diteruskan dengan “ya”, “yu”, dan “yo”. “Ra” hingga “ro” menjadi huruf hiragana setelah barisan “ya”.
Barisan kedua terakhir dalam urutan hiragana adalah “wa” dan “wo”. Sedangkan baris terakhir diisi dengan satu-satunya huruf konsonan dalam tata bahasa Jepang yakni huruf “n”.
Jika kalian penasaran dengan aksara-aksara Jepang lebih, silakan baca juga Yuk, Kenalan dengan Aksara Jepang dan Ketahui Cara Menulisnya.
Kegunaan Huruf Hiragana
Diantara ketiga huruf yang digunakan di Jepang, hiragana merupakan huruf yang paling mudah dan paling banyak digunakan. Hampir disetiap tempat dan juga benda pasti bisa terdapat hiragana. Hal ini dikarenakan, hiragana memiliki fungsi dalam bahasa Jepang, diantaranya:
1. Komponen Tata Bahasa
Hiragana umumnya digunakan sebagai partikel dan akhiran kata. Dalam tata bahasa Jepang, setiap kalimat pasti memiliki sebuah atau beberapa partikel. Jika ditulis, maka partikel-partikel ini akan menggunakan huruf hiragana, bukan huruf yang lainnya.
Contohnya saja pada kalimat Watashi wa gakkou ni ikimasu (Saya berangkat ke sekolah). Pada kalimat ini terdapat partikel “wa” “dan “ni”. Jika ditulis dalam huruf Jepang, maka “wa” dan “ni” akan ditulis dengan huruf hiragana. Selain partikel, hiragana juga digunakan untuk menulis akhiran pada kalimat bahasa Jepang, misalnya, “desu”.
2. Bagian dari Kata Sifat, Kata Keterangan, dan Sebagainya
Dalam tata bahasa Jepang, penulisan akhiran kata kerja yang belum berubah, kata sifat, kata keterangan, dan kata sambung juga menggunakan hiragana. Misalnya saja kata “taberu”. Pada kata ini, suku kata “ru” dari kata “taberu” ditulis dengan hiragana.
Contoh lainnya adalah kata sifat “atsui”. Huruf “i” pada kata “atsui” ditulis dengan hiragana. Pada kondisi tertentu, akhiran dari kata “atsui” ini bisa berubah sesuai dengan konteks kalimat.
3. Pengganti Kanji
Tidak semua orang menguasai huruf kanji dan bisa membacanya. Orang asing dan juga anak-anak biasanya belum bisa membaca kanji dengan benar. Oleh karena itu, hiragana kerap digunakan untuk mengganti penulisan huruf kanji dan juga kata-kata yang berasal dari Jepang atau bukan serapan. Dengan digunakannya hiragana, diharapkan orang asing atau anak kecil mampu membaca dan mengerti maksud suatu tulisan.
4. Petunjuk Cara Baca Kanji
Seperti yang diketahui, huruf kanji memiliki jumlah yang sangat banyak. Oleh sebab itu, wajar jika orang Jepang tidak memahami atau hafal seluruh kanji yang ada. Untuk mempermudah pemahaman dan pembelajaran, terkadang di atas huruf kanji diselipkan hiragana.
Tujuan dari hiragana ini adalah membantu pembaca dalam membaca dan memahami arti kanji yang ditulis. Dalam bahasa Jepang, hiragana yang digunakan sebagai petunjuk cara baca kanji disebut dengan furigana.
5. Sebagai Bentuk Perintah dan Onomatope
Hiragana juga sering ditulis untuk menggantikan suara-suara tertentu seperti bunyi kucing, anjing, hujang, bunyi pintu yang diketuk. Bunyi-bunyi ini disebut dengan onomatope. Contohnya saja bunyi anjing, yang dalam bahasa Jepang terdengar “wan wan”. Penulisan bunyi anjing ini nantinya akan menggunakan hiragana yakni huruf “wa” dan “n”. Untuk kalian yang tambah penasaran dengan Onomatope Jepang silakan baca Onomatope Adalah Induk dari Kosakata Bahasa Jepang untuk Efek Suara yang Sering Kamu Lihat di Komik.
Cara Menulis Huruf Hiragana
Ketika mempelajari hiragana, cara penulisan huruf ini juga perlu diperhatikan. Tidak seperti pada huruf alfabet yang bisa ditulis seenaknya, huruf hiragana harus ditulis berdasarkan urutan coretan atau guratan. Misalnya saja pada penulisan huruf “a”. Penulisan huruf ini terdiri dari tiga guratan yang ditulis secara berurutan yakni ke samping kiri, ke bawah, dan melingkar.
Aturan penulisan hiragana bukan tanpa makna. Jika seseorang menulis tanpa aturan, maka kedepannya yakni saat belajar huruf kanji, akan merasa kesulitan. Hal ini dikarenakan, kanji memiliki struktur yang lebih rumit dan juga guratannya harus ditulis dengan urutan yang benar. Dengan menerapkan urutan yang benar dalam penulisan huruf hiragana, maka proses pembelajaran bahasa Jepang akan terasa lebih mudah.
Belajar bahasa Jepang memang bukan perkara yang mudah. Selain harus mempelajari kosakata baru, huruf-hurufnya pun harus dipelajari dan diingat terlebih dahulu. Huruf hiragana adalah huruf pembuka ketika memulai belajar bahasa Jepang. Jika hiragana sudah dikuasai, maka pembelajaran akan terasa jauh lebih mudah.
Baca juga: Sekolah di Jepang: Mulai dari Kurikulum Hingga Fakta Uniknya