Shuwa, Bahasa Isyarat di Jepang

WeXpats
2021/06/21

Shuwa merupakan sebutan untuk bahasa isyarat di Jepang atau lebih dikenal dengan Japanese Sign Language (JSL). Keberadaannya berdampingan dengan cara berkomunikasi alami lainnya yaitu gesture, body language, dan juga tulisan. Namun tentu saja semua ini dibentuk berdasarkan budaya Jepang itu sendiri.

Bagi orang asing yang harus tinggal di Jepang, maka hendaknya harus memahami bahasa isyarat ini. Tentu saja tujuannya agar bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak terjadi kesalahpahaman. Salah menginterpretasikan atau menggunakan shuwa bisa menimbulkan salah paham, dianggap tidak sopan, dan menyinggung.

Daftar Isi

  1. Sejarah Munculnya Shuwa
  2. Bahasa Isyarat dan Bahasa Tubuh di Jepang
  3. 10 Jenis Shuwa Paling Umum di Jepang
  4. Starbucks Coffee Jepang Sediakan Layanan 100 Persen Bahasa Isyarat

Sejarah Munculnya Shuwa

Perkembangan atau munculnya JSL di Jepang boleh dikatakan terlambat jika dibandingkan negara lain. Pasalnya, bahasa isyarat baru ada pada zaman Edo atau sekitar tahun 1862 ketika ada utusan dari Keshogunan Tokugawa untuk belajar ke Eropa. Sepulangnya dari negara itu, barulah ada sekolah untuk tuna rungu di Kyoto pada 1878.

Bahasa isyarat pertama kali dikembangkan di Perancis sekitar 1760 lalu melebar ke penjuru Eropa. Walaupun begitu, Jepang tidak lantas menerimanya. Barulah 100 tahun kemudian JSL diajarkan pada sekolah-sekolah tuna rungu. Adalah Tashiro Furukawa yang menjadi pemimpin komunitas tuna rungu Jepang setelah sebelumnya mengamati dan mempelajari bagaimana pelajar tunarungu berinteraksi.

Tetapi walaupun sekolah sudah didirikan, tidak lantas membuat anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran belajar disana. Baru pada sekitar 1948 ada keharusan untuk mereka menerima pendidikan formal. Dulu, sebelum pertengahan abad ke 20, orang tuli diasosiasikan sebagai penderita gangguan fisik. Anggapan ini lalu bergeser menjadi orang yang harus menggunakan JSL.

Masalah yang kemudian timbul adalah perbedaan dialek karena adanya perbedaan wilayah serta transportasi sebelum era modern. Belum lagi penghapusan bahasa isyarat ketika perang dunia dan digantikan dengan cara membaca bibir. Jadi orang yang tak menggunakan shuwa bisa tetap berkomunikasi dengan penderita tuna rungu.

Pernah melalui masa-masa kelam, pendidikan tuna rungu akhirnya bisa bangkit di tahun 60an. Pada periode ini di bentuklah kelompok belajar JSL di Kyoto tepatnya 1962. Namun begitu, undang-undang terkait bahasa isyarat baru dikeluarkan tahun 2011. Isinya adalah pengakuan shuwa sebagai bahasa.

Bahasa Isyarat dan Bahasa Tubuh di Jepang

Jangan sampai salah mengartikan atau mencampuradukkan shuwa dengan body language. Seperti telah dijelaskan bahwa shuwa selalu identik dengan JSL yaitu bagaimana orang tuna rungu berkomunikasi. Sedangkan bahasa tubuh adalah ekspresi dan gesture orang Jepang terhadap sesuatu, lebih dikenal dengan sebutan teburi miburi.

Pada umumnya, masyarakat Jepang cenderung pasif. Mereka lebih suka menggunakan bahasa tubuh ketika mengungkapkan sesuatu. Namun, keberadaan shuwa selalu berdampingan dengan body language dan isyarat-isyarat umum yang bisa dengan mudah dipahami oleh orang asing.

Untuk segala hal-hal umum, rata-rata masyarakat lokal memahami isyarat ini dan bisa melakukannya. Maka sebaiknya untuk pendatang, hendaknya mempelajari dulu pola komunikasi nonverbal ini supaya keseharian menjadi lancar. Biasanya diajarkan juga di tempat-tempat belajar bahasa Jepang sehingga tidak perlu khawatir kesulitan memahaminya.

10 Jenis Shuwa Paling Umum di Jepang

Bagi orang yang tidak mempelajari bahasa isyarat secara mendalam tentu akan kewalahan jika harus menghafal semuanya. Tetapi ada baiknya mempelajari apa yang menjadi kewajaran dan sesuatu yang umum dilakukan orang kebanyakan.

Sedikitnya ada 10 bahasa isyarat untuk berbagai keadaan dan situasi yang harus diketahui traveler, pelajar dan pekerja asing di Jepang:

1. Ya atau Tidak

Secara umum, isyarat untuk hal ini adalah menggeleng atau mengangguk. Namun di Jepang ada sedikit perbedaan karena gerakan disesuaikan dengan pertanyaan atau konteks. Misalnya ketika ditanya “don’t you want it?” atau “Nggak mau, ya?”, bakal dijawab dengan anggukan jika jawabannya tidak dan gelengan pada Ya. Sedikit bingung, namun lama-lama akan paham.

2. Saya

Menunjuk diri sendiri dilambangkan dengan mengarahkan jari ke hidung. Gerakan ini sedikit berbeda dari di tempat lain yang biasanya dilambangkan lewat meletakkan telapak tangan di dada. Jadi, saat percakapan berlangsung dan jari diarahkan ke hidung, itulah artinya Saya.

3. Kamu

Menunjuk seseorang dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk ke hidung lawan bicara atau sebuah benda. Agak canggung bagi yang tidak biasa mendapat pola komunikasi ini, tapi kalau sudah tahu lama-lama akan terbiasa.

4. Nomor

Ada yang unik dari bagaimana mengisyaratkan nomor ini. Pada angka 1-5 sama seperti pada umumnya, namun mulai dari 6, caranya berbeda. Yaitu dengan menempelkan telunjuk pada telapak tangan. Lanjutkan dengan ditambah jari tengah untuk 7. Angka 8, tambahkan jari manis, dan kelingking untuk 9. Nah, jangan salah memahami, ya.

5. Tidak Tahu

Disertai dengan menggeleng, umumnya isyarat untuk menunjukkan tidak tahu adalah seperti mengibaskan telapak tangan dengan ibu jari menghadap wajah. Unik memang, tapi inilah yang akan didapati ketika bertanya pada seseorang kemudian ia tidak tahu atau tak bisa menjawabnya memakai bahasa inggris.

6. Maaf

Jika ingin menyampaikan rasa prihatin atau permohonan maaf bisa dilakukan dengan menyatukan kedua telapak tangan, angkat sampai wajah, tundukkan wajah sampai ke lengan dengan mata ditutup. Lakukan ini jika merasa telah merepotkan, melakukan salah ucap, atau hal tak nyaman lainnya.

7. Uang

Butuh cash tapi bingung mengutarakannya. Mudah saja yaitu dengan menekuk dan menggenggam ibu jari serta telunjuk sampai membentuk lingkaran kecil atau O. Telapak tangan diletakkan mendatar dan ini sudah menunjukkan isyarat uang.

8. Terima Kasih

Jika beranggapan membungkuk adalah tanda mengucapkan terima kasih, maka tidak sepenuhnya benar. Isyarat untuk ini adalah dengan mengangkat tangan hingga posisi ibu jari menghadap ke atas, letakkan di depan wajah, lalu mengangguk. Versi lebih rumitnya ada pada pertandingan sumo ketika pemenang menerima hadiah.

9. Lewat Sini (Direction)

Kalau sering melihat film atau anime Jepang pasti sudah familiar dengan isyarat ini. Yaitu kepala ditundukkan sedikit kemudian buka telapak tangan dan arahkan lembut ke arah yang dituju. Di hotel bisa dijumpai isyarat ini ketika petugas mengarahkan jalan ke ruang tunggu, lift, atau kamar.

10. Tunggu Sebentar

Pelayan di toko atau orang yang ditanya kemudian meminta penanya menunggu akan menggunakan isyarat ini. Yaitu mengarahkan telapak tangan ke arah orang yang bertanya. Pada keadaan yang lebih resmi, digunakan dua telapak tangan.

Starbucks Coffee Jepang Sediakan Layanan 100 Persen Bahasa Isyarat

Cabang di Tokyo tepatnya Nonowa Kunitachi memberikan pelayanan dengan JSL. Di Jepang ini menjadi yang pertama dan kelima untuk seluruh dunia. Menariknya, hampir semua staf menjadi tuna rungu. Namun begitu, tidak ada batasan bagi pengunjung, semua bisa datang dan bukan hanya untuk orang dengan gangguan pendengaran saja.

Pembeli bisa mencoba mempraktekkan memesan dengan bantuan papan bahasa isyarat. Nah, ingin merasakan sensasi membeli Cappucino memakai Shuwa? Datang saja ke Starbucks cabang ini. Perkembangan JSL di Jepang semakin pesat walaupun pernah mengalami masa kelam seperti penghapusan, lambatnya pengajaran, dan juga keterlambatan adaptasi.

Baca juga: Gegege No Kitaro, Kisah Yokai Jepang yang Legendaris

Penulis

WeXpats
Di sini kami menyediakan artikel yang mencakup berbagai informasi yang berguna tentang kehidupan, pekerjaan, dan studi di Jepang hingga pesona dan kualitas Jepang yang menarik.

Sosial Media ソーシャルメディア

Kami berbagi berita terbaru tentang Jepang dalam 9bahasa.

  • English
  • 한국어
  • Tiếng Việt
  • မြန်မာဘာသာစကား
  • Bahasa Indonesia
  • 中文 (繁體)
  • Español
  • Português
  • ภาษาไทย

Situs web kami menggunakan Cookies dengan tujuan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas kami. Silakan klik "Setuju" jika Anda menyetujui penggunaan Cookie kami. Untuk melihat detail lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan kami menggunakan Cookies, silakan lihat di sini.

Kebijakan Cookie